Penumpang kapal ngamuk, Kepala KSOP V Kalianget dicopot Dirjen Hubla
Tonny menyebutkan kepemimpinan Ikhsan di KSOP Kalianget tidak berfungsi sebagai manajer pelabuhan sebagaimana mestinya.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono mencopot Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) V Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Mochamad Ikhsan. Ikhsan dinilai gagal mengelola pelabuhan setempat.
"Untuk sementara saat ini KSOP Kalianget dipimpin oleh pelaksana tugas Ferry Agus Satrio, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Hubungan Masyarakat Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya," ujarnya kepada wartawan di sela meninjau kesiapan pelayanan arus balik di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu (20/6). Seperti dilansir Antara.
Tonny menyebutkan kepemimpinan Ikhsan di KSOP Kalianget tidak berfungsi sebagai manajer pelabuhan sebagaimana mestinya. Dia mencontohkan Pelabuhan Kalianget yang mengelola angkutan laut menuju Pulau Kangean selama ini kekurangan armada namun yang bersangkutan sama sekali tidak pernah berupaya mengusulkan kepada pemerintah pusat.
Hingga puncaknya terjadi penumpukan ratusan penumpang saat arus mudik Lebaran 2017 di Pelabuhan Kalianget pada 21 Juni lalu.
Saat itu kapal Bahari Express 9C yang semestinya beroperasi dari Pelabuhan Kalianget menuju Kangean mengalami kandas di perairan Raas, sehingga penumpangnya yang terlantar akhirnya mengamuk hingga merusak Kantor KSOP Kaliangat.
Lebih fatal lagi, lanjut Tonny, Ikhsan sebagai Kepala KSOP Kalianget kemudian mengalihkan ratusan penumpang Bahari Express 9C yang telantar tersebut untuk naik ke kapal jurusan Kangean lainnya, yaitu Dharma Bahari Sumekar yang sebenarnya sudah penuh penumpang.
"Sehingga kapal Dharma Bahari Sumekar yang berkapasitas 213 orang dijejali dengan 442 penumpang dan Ikhsan sebagai Kepala KSOP Kalianget memberikan izin berlayar," ucapnya, menjelaskan.
Menurut Tonny, sebagai Kepala KSOP Kalianget, ketika melihat kapal yang tersedia tidak cukup, mestinya Ikhsan bisa berkoordinasi dengan Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya, maupun Kementerian Perhubungan dan bahkan Presiden RI untuk mengajukan penambahan frekuensi ataupun kapasitas kapal.
"Dengan sangat menyesal akhirnya terpaksa saya copot," ucapnya.
Baca juga:
Ribuan kendaraan pemudik terus banjiri Pelabuhan Merak
Memantau puncak arus mudik di Pelabuhan Tanjung Perak
H-2 Lebaran, antrean sepeda motor 1 km lebih di Pelabuhan Gilimanuk
H+4 Lebaran, 5.354 kendaraan kembali ke Bali via Pelabuhan Gilimanuk
Arus balik terlihat di Nagreg, 15.433 kendaraan melintas dalam 3 jam
Arus balik Lebaran mulai terlihat di Stasiun Senen
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Dimana lokasi Pantai Pasir Putih Parbaba? Berada di Tepi Danau Toba Pantai pasti selalu identik dengan hamparan pasir serta deburan ombak yang memanjakan mata serta telinga kita. Namun, objek wisata yang berada di Desa Hutabolon, Kecamatan Pangururan, Samosir ini sungguh berbeda dan unik.
-
Dimana Pertempuran Surabaya terjadi? Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan tentara asing setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi pertempuran terbesar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme.
-
Kapan Taman Purbakala Sriwijaya diresmikan? Menghabiskan waktu pembangunan lebih kurang 4 tahun, TPKS telah diresmi beroperasi pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
-
Dimana lokasi Tugu Pahlawan di Surabaya? Tempat wisata di Surabaya yang populer dan wajib dikunjungi selanjutnya adalah Tugu Pahlawan. Monumen yang dibangun di pusat kota Surabaya ini ditujukan untuk mengenang jasa pahlawan yang telah gugur. Di bawah taman Tugu Pahlawan ini terdapat museum yang berisi foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan.
-
Di mana Taman Purbakala Sriwijaya berada? Taman Purbakala Sriwijaya, Bekas Kawasan Pemukiman dengan Ragam Jenis Peninggalannya Kerajaan Sriwijaya yang terletak di pesisir Sumatra Selatan ini dikenal dalam sejarah sebagai salah satu pemerintahan yang cukup kuat di wilayah maritimnya.