Penutur Mulai Gengsi, Eksistensi Bahasa Daerah di Sumsel Mulai Punah
Bahasa Komering dituturkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU, OKU Selatan, dan Ogan Komering Ilir dengan jumlah 470 ribu penutur. Sementara bahasa Ogan tersebar di OKU, Muara Enim, Banyuasin, dan Ogan Ilir dengan jumlah 1,5 juta penutur
Status bahasa daerah di Sumatera Selatan mengalami kemunduran. Jika terus terjadi, bukan tidak mungkin bahasa lokal akan punah dan ditinggalkan warganya.
Secara umum provinsi itu memiliki enam bahasa daerah, yakni bahasa Lematang, Komering, Melayu, Ogan, Kayuagung, dan Pedamaran. Dari jumlah itu, dua bahasa daerah masih berada dalam status aman, yakni bahasa Komering dan Ogan.
-
Kapan Ajeng Kamaratih belajar bahasa asing? Mantan finalis Miss Indonesia, pembaca berita, dan presenter televisi, Ajeng Kamaratih hobi belajar bahasa asing.
-
Bagaimana cara berlatih pidato bahasa Jawa? Agar dapat berpidato dengan fasih dan lancar, tentu diperlukan latihan secara berulang-ulang. Para pelajar pun dapat berlatih untuk berpidato dengan naskah yang akan dibicarakan di depan umum.
-
Bagaimana napi di Lapas Kelas IA Malang belajar membaca Alquran? Tadarus Alquran di Lapas Kelas IA Malang "Pagi itu pondok pesantren, setelah selesai dilanjutkan pembacaan tadarus Alquran. Banyak yang saya dapatkan, saya dulu tidak dapat membaca Alquran, sekarang lancar membaca Alquran."
-
Bagaimana cara melatih kosakata bahasa asing? Mencari Teman Penutur Asli Sambil menambah kosakata, kamu harus melatihnya dengan penutur asli. Di zaman serba digital, mudah buat menemukan teman dari negara lain untuk membantumu belajar bahasa asing.
-
Kapan anak bisa mulai belajar bahasa daerah? Bagi sebagian besar anak di Indonesia, sedari kecil mereka sudah dibesarkan dengan dua bahasa. Bahasa daerah dan Bahasa Indonesia merupakan dua bahasa yang sudah dikuasai bahkan sejak kecil. Hal ini menyebabkan sebagian besar anak di Indonesia dibesarkan dalam kondisi bilingual.
-
Siapa yang biasanya mengikuti pembelajaran di Desa Bahasa? Mayoritas peserta yang mengikuti pembelajaran di desa wisata itu adalah anak-anak. Selain belajar bahasa Inggris, para peserta juga bisa belajar kesenian setempat.
Bahasa Komering dituturkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU, OKU Selatan, dan Ogan Komering Ilir dengan jumlah 470 ribu penutur. Sementara bahasa Ogan tersebar di OKU, Muara Enim, Banyuasin, dan Ogan Ilir dengan jumlah 1,5 juta penutur.
"Dari enam bahasa daerah, empat bahasa di antaranya mengalami kemunduran, hanya dua yang masih aman," ungkap Kepala Balai Bahasa Sumsel Karyono, Jumat (5/5).
Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan kemunduran dalam berbahasa daerah. Mulai dari sikap penutur bahasa daerah terhadap bahasanya, migrasi atau mobilitas sosial yang tinggi, perkawinan, dan bencana walaupun tidak begitu signifikan.
"Pada intinya, ada sikap gengsi dari penutur, mereka lebih memilih menuturkan bahasa lain ketimbang bahasa daerahnya," ujarnya.
Oleh karena itu, revitalisasi penting dilakukan sebagai upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah kepada generasi muda sehingga menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya. Revitalisasi bahasa daerah juga dapat dilaksanakan dengan berbasis keluarga, sekolah, dan komunitas.
"Bahasa daerah adalah aset yang sangat berharga bangsa ini, yang menjadi salah satu jati diri bangsa. Makanya harus dilestarikan agar tidak punah," terangnya.
Agar tujuan ini terwujud, pihaknya mendorong pemerintah daerah untuk menguatkan peraturan daeran dan turunannya terkait penggunaan bahasa daerah atau bahkan menerbitkan perda khusus menyangkut bahasa daerah. Dinas Pendidikan juga memaksimalkan mata pelajaran muatan lokal untuk mentransformasikan bahasa daerah ke anak didik.
"Jika perlu diterbitkan peraturan gubernur sehingga bahasa daerah bisa dilestarikan sama anak cucu mendatang," katanya.