Kisah ASN di Gunungkidul Sulap Lahan Tandus jadi Subur, Berhasil Raih Kalpataru
Tiga hal penting yang dilakukannya antara lain membangun lahan kritis, membangun ketahanan pangan, dan pemanfaatan sumber daya lokal.
Sebagian wilayah di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan kawasan perbukitan kapur yang tandus dan kering, terutama di musim kemarau. Sulit dibayangkan wilayah itu memiliki tanah yang subur. Apalagi di sana banyak terdapat batu karang dan tebing cadas.
Namun di tangan seorang perempuan bernama Suswaningsih, lahan tandus itu bisa disulap menjadi lahan hijau yang bermanfaat dan produktif. Atas kegigihan inilah ia berhasil mendapatkan penghargaan Kalpataru. Lalu seperti apa cerita Suswaningsih bisa menyulap lahan tandus menjadi lahan produktif? Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana Gus Ipul mendorong kinerja ASN Pasuruan? ‘’Maka saya pesan mengenai kinerja kita ke depan yang harus berorientasi pelayanan publik. Pahami dan utamakan kepuasan masyarakat. Bukan kepuasan diri sendiri. Melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, dan ikhlas’’ pesannya.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
-
Bagaimana bukit kapur disulap menjadi kebun alpukat? 'Tanah diambil dari bawah. Kalau untuk pengairan diambil paka tangki. Nanti airnya disimpan dulu di torn-torn itu,' katanya.
-
Siapa yang menerima penghargaan untuk Kaltim? Penyerahan Tunggul Tergiat Pramuka diserahkan langsung oleh Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Komjen Pol (Purn) Budi Waseso kepada Ketua Kwarda Kaltim, Fachruddin Djaprie.
-
Mengapa Bupati Banyuwangi mengajak ASN meneladani sifat Nabi? 'Sebagai ASN, kita harus berusaha meniru sifat-sifat beliau dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita sebagai pelayan masyarakat,' ujar Ipuk.
-
Siapa Polwan inspiratif dari Sumatra Utara? Natalia Bangun adalah seorang anggota polisi yang sudah mengabdi selama 31 tahun.
Sulap Lahan Tandus jadi Lahan Produktif
Sebagai seorang ASN di Balai Penyuluhan Pertanian Rongkop, ia dengan tekun mengajak warga di Kalurahan Karangwuni dan Melikan di Kapanewon Rongkop untuk menyulap lahan yang tadinya tandus dan berbatu menjadi lahan produktif. Tiga hal penting yang dilakukannya antara lain membangun lahan kritis, membangun ketahanan pangan, dan pemanfaatan sumber daya lokal.
“Fokus pengelolaan lahan pangan yang saya damping berada di Kalurahan Karangwuni, sedangkan pengelolaan lahan kritis berada di Kalurahan Melikan Kapanewon Rongkop,” kata Suswaningsih, dikutip dari Liputan6.com pada November 2021.
Kembangkan Tanaman Lokal
Dalam mengelola lahan tandus, Suswaningsih mengajak masyarakat untuk mengembangkan tanaman lokal. Untuk pengolahan hasil pertanian, Suswaningsih mengajak masyarakat untuk mempertahankan konservasi lahan tersebut.
Tak tanggung-tanggung, lahan yang digarap sangat luas, antara lain luas 5 hektare untuk jenis tanaman kayu-kayuan, tanaman pangan dengan sistem tumpangsari yang memiliki luas lahan 903,7 meter persegi, dan lahan pengembangan konservasi seluas 203 hektare.
“Kami juga melakukan aktivitas pendampingan berupa pemanfaatan pekarangan dengan tanaman konsumsi sayurna cabe, sawi, terong, dan tanaman konsumsi lainnya,” kata Suswaningsih.
Usaha Ternak dan Kelompok Wanita Tani
Selain itu usaha ternak juga dilakukan dengan pengembangan tanaman hijau untuk pakan ternak jenis rumput gajah gluricide, turi, dan lain sebagainya. Mereka juga melakukan pengolahan pupuk secara berkelanjutan.
“Jadi ada siklus dari ketersediaan lahan yang dapat digunakan keluarga dan pupuk. Pupuknya nanti kembali untuk pertanian,” imbuhnya dikutip dari Liputan6.com.
Tak hanya itu, Suswaningsih juga mengembangkan usaha produk UMKM dari hasil pertanian setempat. Di antara produk yang dikembangkan antara lain usaha jenang dodol dan kripik pisang.
Dapat Penghargaan Kalpataru
Suswaningsih melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat di tempatnya sejak tahun 1996. Kerja keras ini mendapat perhatian dan apresiasi dari Bupati Gunungkidul Sunaryanta. Ia pun mendapat penghargaan Kalpataru kategori pengabdi lingkungan. Menurut Sunaryanta, penghargaan itu merupakan hasil dari upaya gigih Suswaningsih mengubah lingkungan menjadi lebih baik.
“Ibu Suswaningsih menjadi contoh tokoh-tokoh yang bermanfaat bagi lingkungan. Saya sampaikan ucapan selamat atas penghargaan Kalpatarunya. Semoga dapat menginspirasi masyarakat di Gunungkidul, ungkap Sunaryanta dikutip dari Liputan6.com pada November 2021.