Perahu terbalik, Santi terpisah dari suami saat gelombang menghantam
Santi selamat setelah bertahan menggapai-gapai di permukaan laut. Sementara sang suami hingga hari kedua pencarian belum juga ditemukan.
Santi (30) yang sedang hamil delapan bulan selamat dari musibah tenggelamnya perahu kayu atau di Makassar lazim disebut Jolloro di perairan Pulau Samatellu, Desa Mattiro Walie, Kecamatan Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkep, Rabu kemarin. Adapun Abddurrahman (33), suaminya hingga hari kedua pencarian oleh tim SAR gabungan belum ditemukan.
Sahriana (45), ipar dari Santi yang dikonfirmasi mengatakan mengatakan, Santi selamat setelah bertahan menggapai-gapai di permukaan laut hingga melintas sebuah perahu kayu lainnya yang juga rombongan pengantar pengantin dan mendapat pertolongan.
"Ini mungkin mukjizat, ipar saya selamat padahal tengah hamil besar. Suaminya, adik saya hingga hari ini belum ditemukan. Sudah dua hari ini saya memantau di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangkep, siapa tahu adik saya sudah ditemukan dan dibawa ke rumah sakit," tutur Sahriana, Kamis (6/7).
Menurutnya, belum banyak keterangan yang bisa diperoleh dari Santi karena masih trauma. Namun Santi sempat cerita kalau saat perahu terbalik, dia jatuh ke laut bersama Abdurrahman suaminya dalam keadaan berpegangan tangan. Hingga kemudian arus laut memisahkannya. Abdurrahman hanyut dan tenggelam, sementara Santi masih kuat menggapai-gapai hingga pertolongan tiba.
Adapun perkembangan pencarian korban perahu tenggelam ini, menurut tim Unit Reaksi Cepat (URC) BPBD Pangkep, Faisal, pencarian empat korban perahu tenggelam masih nihil.
"Pencarian empat korban yang hilang itu hingga hari ini masih nihil. Pencarian hari ini dimulai pukul 05.30 wita tadi bersama tim SAR gabungan," ujar Faisal.
Ditambahkan, pencarian seharian tadi dilakukan hingga 22 mil laut dari posko SAR gabungan di dermaga Maccini Baji, Labbakkang, Kabupaten Pangkep. Ada perubahan data, jika sebelumnya disebut 22 penumpang perahu, sesungguhnya hanya 20 orang masing-masing 11 orang selamat, 5 ditemukan meninggal dunia dan 4 masih dinyatakan hilang.
perahu kayu berkekuatan empat GT itu terbalik usai mengantar pengantin yakni Kepala Desa Samatellu di Pulau Samatellu, dan bermaksud kembali ke Kota Pangkep sekitar pukul 16.30 wita. Musibah itu terjadi karena setelah beberapa menit berlayar meninggalkan Pulau Samatellu, beberapa penumpang langsung naik ke atas atap perahu membuat perahu oleng dan akhirnya terbalik.
"Selain KM Antasena milik Basarnas serta beberapa speed boat-nya, hari ini ada penambahan armada dari Lanud yakni empat unit paramotor yang akan melakukan pemantauan di atas udara. Hari ini satu paramotor yang beroperasi," pungkas Faisal.