Perajin cincau Mak Cao kewalahan setiap Ramadan order naik berlipat
Blek-blek penuh dengan cincau yang masih cair berjajar di lorong rumah Hariyati, Jalan Zaenal Zakse Kota Malang. Cairan hitam legam mengental serupa agar-agar itu akan dingin menjadi cincau seperti yang bisa ditemukan di pasaran.
Blek-blek penuh dengan cincau yang masih cair berjajar di lorong rumah Hariyati, Jalan Zaenal Zakse Kota Malang. Cairan hitam legam mengental serupa agar-agar itu akan dingin menjadi cincau seperti yang bisa ditemukan di pasaran.
Cairan hitam itu akan menjadi cincau dengan tekstur kenyal, lembut dan menyegarkan saat dicampur aneka buah, sirup dan es. Bahkan es cincau menjadi minuman ikon yang menyegarkan di kala berbuka puasa.
-
Kapan Kampung Ramadan Sanden berlangsung? Acara itu digelar di Jalan Trunojoyo, Sanden, selama satu minggu mulai dari tanggal 23-31 Maret 2024.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Kapan Ramadhan di luar angkasa? Selama masa tinggalnya, umat Islam di Bumi akan merayakan bulan Ramadhan – waktu puasa, doa dan refleksi yang berlangsung dari malam tanggal 22 Maret hingga 21 April.
-
Kenapa niat puasa Ramadan penting? Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
-
Apa masalah pencernaan yang rentan terjadi saat puasa Ramadan? Masalah pencernaan seperti diare atau sembelit rentan terjadi pada saat bulan Ramadan.
-
Mengapa bulan Ramadan penting? Sebab, amalan dan ibadah yang dilakukan di bulan suci akan dilipatgandakan.
Selama Ramadan, industri cincau Mak Cao milik Hariyati pun mengalami kenaikan permintaan berlipat-lipat. Industri rumahan yang mulai produksi tahun 1986 itu memproduksi 300 blek setiap hari sejak awal bulan puasa.
"Peningkatannya banyak sekali sejak awal puasa kemarin, sampai 300 blek per hari," ujar Hariyati, pemilik usaha Mak Cao di rumahnya, Jalan Zaenal Zakse Gang 1 Kota Malang, Sabtu (26/5).
Padahal kesehariannya, hanya memproduksi antara 30 blek sampai 40 blek per hari. Itu pun termasuk jumlah yang dijual secara eceran di depan rumahnya.
Setiap blek dengan berat sekitar 25 kilogram dijual dengan harga Rp 27 ribu. Namun demikian, Hariyati tidak pernah menjual dengan sistem ditimbang, melainkan satuan blek.
Blek sendiri adalah kotak dari seng yang biasa digunakan sebagai tempat kerupuk. Hariyati secara turun temurun menggunakannya sebagai cetakan sekaligus satuan jual.
Sementara saat menjual eceran, cukup membagi-bagi berdasarnya besarannya yang menentukan harga. Tetapi memang harga eceran jatuhnya lebih mahal dibandingkan harga satu blek.
Cincau produksinya diambil oleh para pedagang. Kemudian dijual kembali di sejumlah pasar di Kota Malang seperti pasar Pasar Besar, Pasar Kebalen, Pasar Tawangmangu, Pasar Blimbing, Pasar Gadang dan Pasar Dinoyo.
"Diambil sendiri oleh pembelinya. Nanti diambil, sorenya setor yang khusus langganan. Sama diecer untuk tetangga terdekat sini," katanya.
Kenaikan permintaan saat Ramadan sudah diprediksi sebelumnya oleh Hariyati, karena memang terjadi setiap tahun. Ia pun mencari 5-6 orang karyawan untuk mengejar jumlah produksi.
"Selama puasa harus lembur, sepanjang hari dengan lima karyawan. Biasanya hanya keluarga saja," katanya.
Produksi dilakukan mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB secara terus menerus. Bahkan tidak jarang karyawannya melanjutkannya hingga waktu saur dini hari.
"Karena butuh waktu panjang, merebusnya saja sekitar 4 jam, harus benar-benar lunak," katanya.
(mdk/dan)