Peran Perilaku dan Kebahagiaan Terhadap Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19
Dwi juga mengungkapkan bahwa meliterasi diri sendiri dengan membaca informasi-informasi yang kredibel juga merupakan salah satu cara mengatasi masalah kesehatan yang tengah dihadapi.
Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Universitas Padjajaran, Dr. dr. Dwi Agustian, MPH, PhD mengungkapkan pentingnya peran perilaku dan kebahagiaan seseorang terhadap kesehatannya di masa pandemi COVID-19.
Melalui siaran langsung di akun Youtube BNPB Indonesia pada Jumat (23/10), Dwi menyebutkan bahwa virus penyebab COVID-19 sesungguhnya tidak lebih mematikan daripada virus ebola dan virus SARS-CoV-1. Menurutnya, hal yang membuat masyarakat rentan terhadap penyakit ini adalah perilaku masyarakat itu sendiri.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Bagaimana cara virus menginfeksi sel inang? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
"Virus (penyebab COVID-19) ini membangkitkan justru momentum bagi kita untuk melihat bahwa perilaku kita itu sangat rentan terhadap virus yang seharusnya tidak mematikan. Ini ironis ya," kata Dwi pada Jumat (23/10).
"Determinan dari kesehatan dan kesakitan itu bahkan sekarang diyakini sampai ke 40%(nya) perilaku. Artinya, fungsi kesehatan itu tidak lagi pure biologis, tapi sudah kaitannya dengan perilaku. Artinya perilaku ini sangat mempengaruhi biologi kita," jelas dia.
Dwi juga membahas terkait imun yang berperan untuk menghadapi penyakit COVID-19. Ia menyampaikan bahwa sistem imun sangat berkaitan dengan optimalisasi keseimbangan antara tubuh seseorang dengan spiritual atau psikisnya. Keseimbangan itulah yang nantinya akan mengoptimalkan sistem imun.
Oleh karena itu, untuk menghadapi penyakit COVID-19 dengan imun yang baik, diperlukan vaksin.
"Kita berbicara vaksin, ini berbicara chemistry ya. Tapi bukan hanya chemistry of biology, tapi (juga) chemistry of happiness. Karena kalau kita lihat, virus ini uniknya masuk ke dunia modern kita, di mana happiness itu barang yang langka," tutur dia.
Rentannya imunitas seseorang juga ternyata berhubungan dengan kebahagiaannya. Kebahagiaan ini juga berkaitan dengan persoalan makanan yang dikonsumsi orang tersebut.
"Level of imunitas kita rentan karena apa? Begitu banyak penyakit-penyakit kerentanan biologis yang muncul dari ekspresi kita tidak hepi dengan makan. Kita kurang makan, kita kurang hepi, tapi kita ekspresikan dengan makan. Sehingga akhirnya obesity," ungkap dia.
Selain kebahagiaan, Dwi juga mengungkapkan bahwa meliterasi diri sendiri dengan membaca informasi-informasi yang kredibel juga merupakan salah satu cara mengatasi masalah kesehatan yang tengah dihadapi.
"Artinya ini tidak hanya terlepas pada pemerintah, tapi bagaimana kita memberdayakan individu untuk menjadi seorang yang literate terhadap dirinya dan tahu untuk berbuat sesuatu. Karena yang tahu yang terbaik untuk diri seseorang itu dirinya. Karena ada respon individual (berbeda tiap orang)," jelas dia.
Reporter magang: Maria Brigitta Jennifer
Baca juga:
Data Covid-19 di DKI Per 23 Oktober: Kasus Positif Bertambah 952, Sembuh 1.092
Menko Luhut Beri Sinyal Vaksinasi Covid-19 Batal Dilakukan Bulan November
Penanganan Kasus Covid-19 pada Sejumlah Pesantren di Jateng Dinilai Masih Sulit
Tahap-tahap Pengembangan Vaksin Covid-19 Hingga Produksi Massal
Jubir Reisa: Pasien Sembuh Covid-19 Hari Ini Hampir 80 Persen