Percepatan Vaksinasi Didukung Jalur Distribusi "Rantai Dingin" Hingga 34 Provinsi
Pemerintah terus berupaya melaksanakan percepatan vaksinasi dan menekankan kepada masyarakat, bahwa semua vaksin Covid-19 efektif serta aman. Sejalan dengan hal tersebut, pada 23 Agustus 2021 Indonesia menerima kedatangan vaksin tahap ke-42, yaitu 5 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac.
Pemerintah terus berupaya melaksanakan percepatan vaksinasi dan menekankan kepada masyarakat, bahwa semua vaksin Covid-19 efektif serta aman. Sejalan dengan hal tersebut, pada 23 Agustus 2021 Indonesia menerima kedatangan vaksin tahap ke-42, yaitu 5 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac.
Tercatat jumlah total vaksin yang sudah diterima Indonesia lebih dari 202 juta dosis, terdiri atas vaksin jadi dan bahan baku (bulk). Pemerintah memastikan ketersediaan vaksin dan bekerja keras mendistribusikannya ke daerah-daerah dalam rangka percepatan vaksinasi.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Selain Sinovac, beberapa merek vaksin telah tiba di Indonesia, yakni AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer. Pemerintah menegaskan, semua merek vaksin yang ada di Indonesia aman dan efektif melawan Covid-19. Seluruh vaksin yang digunakan di tanah air juga telah melewati berbagai pengujian keamanan, khasiat, dan mutu. Pengujian ini dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan juga para ahli lainnya.
Karena itu, masyarakat diminta untuk segera melakukan vaksinasi tanpa memilih-milih merek vaksin tertentu. Hingga saat ini pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksinasi nasional. Pemerintah juga melakukan kerja sama melalui diplomasi, baik bilateral maupun multilateral untuk menjamin ketersediaan vaksin.
Dalam Dialog Media Center KPCPEN 24/08/2021, Bambang Heriyanto - Sekretaris Perusahaan dan Juru Bicara PT Bio Farma menyatakan, saat ini Indonesia telah memiliki ketersediaan vaksin sekitar 175 juta dosis vaksin jadi, atau hampir setengah dari kebutuhan yang ada. Melalui kerja sama serta komitmen dengan berbagai pihak, pemerintah memastikan ketercukupan stok vaksin berikutnya.
Bio Farma sendiri, selain bertugas dalam hal penyediaan, juga menjalankan distribusi vaksin Covid-19. Bio Farma telah menyalurkan lebih dari 114 juta dosis vaksin ke 34 provinsi di Indonesia.
"Awalnya hanya sampai tingkat provinsi, namun ditingkatkan ke level lebih dalam yaitu kabupaten/kota," ungkap Bambang.
Bambang juga menjelaskan, kini pada kemasan vaksin Covid-19 terdapat alat untuk membantu penelusuran, sehingga bisa diketahui sampai di mana dan berapa banyak vaksin disalurkan. Fitur tersebut juga mencegah pemalsuan vaksin, karena semua telah terdata dengan baik.
Bambang mengungkapkan, setiap vaksin memiliki ketentuan dari BPOM maupun WHO dalam hal penanganannya. "Kami menggunakan manajemen rantai dingin selama seluruh proses untuk memelihara batas temperatur, agar kualitas vaksin tetap terjaga," ujar Bambang.
Untuk vaksin Sinovac yang membutuhkan suhu penyimpanan 2-8 derajat Celcius, Indonesia telah memiliki rantai distribusi vaksin yang baik hingga pelosok. Selain itu, juga terdapat merek vaksin Covid-19 yang mengharuskan perlakuan khusus untuk menjaga kualitas, seperti Pfizer yang memerlukan suhu penyimpanan -70 derajat Celcius.
Kapasitas menjadi tantangan di lapangan, karena jalur distribusi vaksin yang ada harus mengakomodir kebutuhan vaksin rutin sekaligus vaksin Covid-19 yang berjumlah besar.
"Karena itu, kami berkolaborasi dengan banyak pihak termasuk pemerintah daerah, terkait fasilitas penyimpanan dan penyaluran vaksin ini. Harapannya, setiap penjuru Indonesia segera tercukupi kebutuhan vaksinnya," ujar Bambang.
Bambang menyatakan, juga dibutuhkan waktu untuk menyiapkan vaksin hingga siap digunakan. Dari bentuk bulk (bahan baku) menjadi bentuk jadi, perlu waktu sekitar 1 bulan, meliputi masa karantina, pengolahan, uji mutu, dan sebagainya. Vaksin bentuk jadi pun, harus melalui pengawasan mutu dan menunggu terbitnya lot release dari BPOM.
Untuk meningkatkan ketersediaan vaksin di tanah air, Bio Farma bersama institusi dalam negeri juga tengah melakukan riset pengembangan vaksin produksi anak negeri, yang diharapkan dapat diluncurkan pada tahun depan.
Terkait ketersediaan vaksin, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD menyebutkan, di Indonesia saat ini sudah terdapat 5 produk vaksin. Setiap vaksin memiliki profil karakter yang berbeda, namun tujuannya sama, yaitu memberikan perlindungan.
"Semua merek efektif mencegah penularan, risiko sakit berat juga kematian akibar Covid-19. Karena itu, tidak perlu pilih-pilih vaksin. Vaksin terbaik adalah yang tersedia saat ini. Yang akan mengendalikan pandemi adalah kekebalan masyarakat, jadi makin banyak yang divaksin, makin baik. Segera vaksinasi, segera terlindungi. No one is safe until everyone is safe," tandasnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog ini juga menegaskan, bahwa di lapangan, pemerintah sudah membuka akses seluas-luasnya untuk mempermudah masyarakat mendapatkan vaksin Covid-19. Memang memerlukan upaya ekstra dalam hal distribusi mengingat populasi Indonesia yang banyak dan kondisi geografis berbentuk kepulauan. Namun, tantangan tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia.
"Justru kita harus bersyukur, pemerintah dapat memastikan ketersediaan vaksin. Jadi, sebagai warga negara yang baik, ayo segera vaksin," ujarnya. dr. Dirga menjelaskan, musuh utama percepatan vaksin saat ini adalah informasi yang salah, hoaks yang beredar di tengah masyarakat.
"Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, kita semua harus bergerak untuk melawannya. Yang sudah divaksin, berikan contoh bagi yang lain," lanjut dr. Dirga.
Dalam dialog yang sama, dr. Nadia Alaydrus - Dokter dan Influencer menggaris bawahi hal tersebut, bahwa menjadi tugas setiap orang untuk menyampaikan edukasi yang benar tentang vaksin.
Influencer sangat berperan untuk menyebarluaskan informasi-informasi yang benar kepada masyarakat, dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial yang semua ideal untuk digunakan. Dengan bantuan media sosial, jangkauannya lebih luas dan bentuk edukasi dapat dikemas menarik melalui konten-konten kreatif.
dr. Nadia juga menambahkan, vaksin memberikan lebih banyak manfaat, dibandingkan KIPI yang sifatnya hanya sementara. "Selain itu, efek vaksin bukan untuk satu orang, melainkan untuk komunitas. Penting untuk menyadarkan orang-orang sekeliling kita bahwa kita sedang memerangi virus. Harus disiplin protokol kesehatan dan segera melakukan vaksin," tegasnya.
Baca juga:
Pemerintah Dorong Pemanfaatan PeduliLindungi dalam Uji Coba Sepak Bola BRI Liga 1
Hindari Kerumunan, Polres Karawang Gandeng Lotte Mart Gelar Vaksinasi Drive Thru
Segera Laporkan Jika Vaksinasi Dipungut Bayaran!
Vaksin Pfizer Boleh Digunakan Anak 12-17 Tahun
DPR Soroti Kerumunan Akibat Vaksinasi Massal: Lokasi Vaksin Harus Diperbanyak