Pertumbuhan rusun warga miskin Bekasi kalah pesat dengan apartemen
Pemerintah Bekasi kekurangan lahan bangun rusun.
Gara-gara tak mempunyai lahan, pembangunan rumah susun sewa sederhana di Kota Bekasi masih mandek. Hal ini, berbanding terbalik dengan pertumbuhan hunian vertikal seperti apartemen yang mulai menjamur.
"Kebutuhan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah cukup tinggi, karena penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan," kata Kepala Dinas Bangunan dan Pemukiman, Kota Bekasi, Dadang Ginanjar, Senin (28/3).
Sayangnya, kata dia, pemerintah kesulitan menyediakan rusunawa, lantaran sulitnya mencari lahan. Padahal, kata dia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) siap membangun rumah susun tersebut asalkan lahannya tersedia.
"Tahun lalu pemerintah pusat membangun satu unit rusun di Bekasi Jaya, Bekasi Timur. Pembangunan itu menambah satu tower lagi yang telah terbangun sebelumnya," kata Dadang.
Ia mengatakan, satu tower rumah susun memiliki 96 kamar, sehingga hanya mampu menampung 96 kepala keluarga. Padahal, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2014 masyarakat miskin di wilayah setempat mencapai 140.900 jiwa atau 33.922 keluarga.
Mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah tersebut merupakan buruh serabutan, tukang becak, pemulung, dan profesi lainnya yang memiliki penghasilan di bawah USD 2 per hari.
Kepala Bappeda Kota Bekasi, Jumhana Lutfi mengakui pemerintah kesulitan memenuhi kebutuhan lahan bagi pembangunan rusunawa. Karena itu, secara bertahap, pemerintah bakal melakukan pengadaan lahan. "Kami prioritaskan di wilayah Bantargebang dan Mustikajaya," ujar dia.
Menurut dia, kebutuhan lahan untuk pembangunan satu unit rumah susun tersebut minimal 5.000 meter persegi. Karena itu, dibutuhkan dana yang cukup besar untuk pengadaannya, sebab harga tanah di Kota Bekasi semakin mahal. Jika harga tanah rata-rata Rp 2 juta per meter, artinya dibutuhkan Rp 10 miliar untuk kebutuhan satu rumah susun.
Jumhana mengakui, kalau pertumbuhan rumah susun sewa sederhana kalah pesat dibanding dengan pembangunan apartemen. Soalnya, kata dia, apartemen dibangun oleh pihak swasta dengan kepentingan bisnis, sehingga memiliki modal yang cukup banyak. Adapun, harga apartemen jauh tak terjangkau oleh masyarakat miskin.
Berdasarkan data dihimpun merdeka.com, harga jual apartemen di Kota Bekasi berkisar Rp 200 juta hingga Rp 1 miliar. Padahal, masyarakat berpenghasilan rendah membutuhkan rumah susun yang sewanya berkisar Rp 150-200 ribu perbulan.