Pesan Mantan Aktivis 98 buat Mahasiswa Tuntut Penolakan RUU KUHP
Hari lantas membandingkan masa kini dengan era orde baru, yang sangat sulit untuk melakukan konsolidasi. Dia mengatakan di era demokrasi dan keterbukaan, ada media yang berperan memantau situasi.
Mantan Aktivis 98 Hari Purwanto menyayangkan sikap Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia yang menolak ajakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk berdialog. Menurut dia, seharusnya mahasiswa memanfaatkan ajakan tersebut untuk menyampaikan langsung sejumlah tuntutan kepada Jokowi.
"Saran saya kepada adik-adik ini langsung melakukan konsolidasi dan menyambut ajakan tersebut. Karena apa, hari ini ruang demokrasi yang kita bangun," ujar Hari dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (28/9).
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa dalam demonstrasi tersebut? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya2. Rombak Kabinet Dwikora3. Turunkan Harga-Harga
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa saat melakukan demonstrasi di Trisakti? Mereka menuntut segera dilakukannya reformasi.
-
Bagaimana cara militer melindungi mahasiswa dalam demonstrasi tersebut? Karena itu mahasiswa bergerak, TNI AD melindungi mereka di belakang.
-
Kapan mahasiswa melakukan demonstrasi menuntut PKI dibubarkan? Tahun 1965-1966, Para Mahasiswa dan Pelajar Turun ke Jalan Saat itu situasi politik tengah panas. Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA.
Hari lantas membandingkan masa kini dengan era orde baru, yang sangat sulit untuk melakukan konsolidasi. Dia mengatakan di era demokrasi dan keterbukaan, ada media yang berperan memantau situasi.
"Dan sekarang eranya keterbukaan kenapa harus khawatir berkomunikasi dengan namanya pemerintah," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi berencana mengundang BEM Seluruh Indonesia ke Istana. Mantan Gubernur DKI Jakarta mengapresiasi demo mahasiswa yang menolak revisi UU KPK dan RKUHP.
Jokowi mengatakan suara-suara mahasiswa yang menyatakan protes terhadap dua RUU ini merupakan bentuk dari demokrasi di Indonesia.
"Besok kami akan bertemu dengan para mahasiswa. Utamanya BEM," ucap Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Kamis 26 September 2019.
Namun, ajakan tersebut ditolak oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia. Mereka ingin pertemuan dengan Jokowi dilakukan terbuka agar bisa disaksikan oleh masyarakat.
"Dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional," ujar Koordinator Pusat Aliansi BEM SI Muhammad Nurdiyansyah dalam keterangan tertulis, Jumat 27 September 2019.
Menurut dia, yang diinginkan mahasiswa saat ini bukanlah sebuah pertemuan negosiasi. Nurdiansyah menegaskan bahwa mahasiswa ingin Jokowi bersikap tegas terhadap sejumlah tuntutan, salah satunya perppu KPK dan menolak RKUHP.
"Secara sederhana, tuntutan kami tak pernah tertuju pada pertemuan, melainkan tujuan kami adalah Bapak Presiden memenuhi tuntutan," kata dia.
Reporter: Lisza Egeham
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Bagaimana Pendapat Anda soal RUU KUHP? Klik di Sini!
Baca juga:
Penjelasan Kapolda Sulsel soal 2 Orang Diseruduk Barracuda saat Demo
Pihak Dandhy Laksono Desak Polisi Terbitkan SP3
VIDEO: Dua Mahasiswa Kendari Tewas, IMM & PMII Malang Gelar Salat Gaib
Tanggapan Pihak Ananda Badudu Disebut Polisi Transfer Rp 10 Juta ke Mahasiswa
Polri Sebut Dana dari Ananda Badudu Untuk Sewa Bus dan Makan Mahasiswa
PDIP Minta Polisi Usut Tuntas Tewasnya Mahasiswa di Kendari