Petani Jatim tagih janji Soekarwo soal kredit lunak
Dengan adanya BPR Pertanian, petani akan lebih mudah mendapat modal untuk mengolah dan menggarap lahan.
Sulitnya mendapat modal penggarapan sawah dan ladang, membuat petani berharap Pemprov Jawa Timur segera membentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sebab, pembentukan BPR Pertanian ini, juga menjadi salah satu poin janji Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wakilnya, Saifullah Yusuf saat Pilgub Jawa Timur 2013 lalu.
Mewakili petani di Jawa Timur, Kepala Desa Kalimati, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Yulien Irma Kartikasari mengatakan, keberadaan BPR Pertanian sangat ditunggu masyarakat pedesaan yang matapencahariannya adalah petani.
"Dengan adanya BPR Pertanian, petani akan lebih mudah mendapat modal untuk mengolah dan menggarap lahan pertanian yang mereka miliki," kata Irma di Surabaya, Rabu (4/6).
Selama ini, lanjut dia, dalam mengolah dan mengerjakan lahannya, para petani masih mengandalkan biaya sendiri yang sangat minim. Sementara agar hasil pertanian berkualitas, petani butuh modal yang besar. Keberadaan BPR Pertanian adalah jawaban dari kegelisahan para petani.
Istri dari Kisno Mulyo ini mencontohkan, lahan pertanian yang ada di desanya yang mencapai 142 hektar misalnya. Lahan tersebut dikerjakan oleh ratusan kepala keluarga yang masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.
"Agar lahan yang ada tersebut dapat digarap dan difungsikan secara maksimal, sangat dibutuhkan fasilitas dan pinjaman lunak kepada para petani. Dan keberadaan BPR Pertanian menjadi solusinya."
"Pinjaman lunak itu penting, karena selama ini kalau tidak punya dana besar, para petani memilih membiarkan lahannya, bahkan ada sebagian dari mereka menjualnya ke petani lain yang memiliki uang banyak," papar Irma.
Tak hanya itu, keberadaan BPR Pertanian nantinya, masih kata Irma, juga dapat meminimalisir eksistensi rentenir atau lintah darat yang selama ini kerap menjerat para petani.
"Bagaimana tidak, kalau keuntungan yang didapat petani ternyata tidak cukup untuk membayar utang, ini kan ironi. Makanya keberadaan BPR Pertanian mutlak diperlukan bagi petani Jatim," tandas Irma.
Menanggapi permohonan para petani di Jawa Timur yang ingin menagih janji Soekarwo-Saifullah Yusuf dalam kampanye Pilgub-nya tahun 2013 lalu, Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia Jawa Timur, Jumantoro sepakat dengan pendirian BPR Pertanian itu.
Dia memaparkan, hal yang paling ditunggu-tunggu para petani di provinsi ini, adalah pemberian kredit lunak. "Karena itu merupakan salah satu janji yang disampaikan Soekarwo-Saifullah Yusuf ketika mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil gubernur. Mereka berjanji memberikan kemudahan bagi para petani untuk mengakses modal tani," ungkap Jumantoro.
Jumatoro juga meyakini, BPR Pertanian akan menjadikan petani lari dari 'bank harian dan mingguan' alias bank rente berkedok koperasi. Padahal, selama ini, keberadaan rente itu jelas menyengsarakan rakyat.
Namun, karena BPR Pertanian sasarannya adalah para petani, Jumantoro berharap, nantinya BPR Pertanian dalam pemberian kredit, proses pengajuannya dipermudah dan tidak ribet.
"Agunan yang menjadi jaminan pinjaman jangan sertifikat rumah, tanah, atau sawah. Karena petani biasanya hanya punya akta atau pethok. Kalau jaminan bisa dengan BPKB, itu malah lebih baik lagi," pungkasnya.