Pihak CHEC PLTU Celukan Bawang sebut pegawainya cuma setahun di Bali
Secara keseluruhan ada 136 TKA asal China yang dipekerjakan di PLTU Celukan Bawah, Kabupaten Buleleng ini.
Saat disidak petugas Imigrasi Kota Singaraja, pihak PT China Huadian Engineering Co, Ltd (CHEC) menyebutkan kalau tenaga kerjanya yang asal China tidak lama dikerjakan di PLTU Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng di Bali.
Melalui translator, salah satu pimpinan di subnit bagian di CHEC mengaku, bahwa pihaknya dari perusahaan CHEC hanya sebagai penggarap proyek pembangunan PLTU Celukan Bawang.
"Khusus penggarapan proyek PLTU, digarap oleh PT China Huadian Engineering Co, Ltd (CHEC). Sekarang ini hanya menjaga sampai satu tahun ke depan setelah usai proyek," akunya.
Dirinya juga memastikan bahwa karyawannya yang dibawa khusus dari China tidak akan lama berada di PLTU yang berlokasi di desa Celukan Bawang, Kecamatan Grogak Kabupaten Buleleng di Bali, ini.
"Kami tidak lama di sini, semua yang dibawa oleh CHEC warga Tiongkok akan kembali tahun ini," terangnya.
Dipastikannya untuk tetap berada di Buleleng, lantaran PLTU Celukan Bawang masih dalam masa transisi. "Ini masih masa transisi. Nanti setelah resmi beroperasi, ini akan diserahkan ke PT. GEB selaku pengelolanya. Kalau ada yang tetap di sini untuk standby kemungkinan hanya enam orang saja," terang translator, ini Senin (24/8) di Celukan Bawang, Bali.
Perlu diketahui bahwa perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek PLTU Celukan Bawang ada CHDOC (China Huadian Power Plant Operation Co Ltd) dan CHEC (China Huadian Engineering Co Ltd) dan PT CR 17.
Data yang ditemukan, CHDOC mempekerjakan TKA asal China sebanyak 76 orang. Sedangkan CHEC mempekerjakan TKA asal China sebanyak 42 orang. PT CR 17 mempekerjakan TKA sebanyak 13 orang dan naker lokal hanya tiga orang. PT General Energy Bali (GEB) sebagai satu-satunya mitra lokal di PLTU Celukan Bawang, mempekerjakan dua orang TKA 2. Secara keseluruhan ada 136 TKA asal China yang dipekerjakan di PLTU Celukan Bawah, Kabupaten Buleleng Bali, ini.
Menyikapi ini, Ketua Komisi IV DPRD Buleleng, Ketut Wiarsana sangat menyayangkan, kondisi yang terjadi di PLTU Celukan Bawang. Sebab diakuinya, PLTU Celukan Bawang saat ini tidak memberikan ruang bagi tenaga kerja lokal, untuk bekerja di PLTU, yang cenderung didominasi oleh Warga China.
"Kami akan panggil manager nya itu, untuk memberikan penjelasan kepada kami. Kami juga minta agar, investor di PLTU itu mengikuti aturan yang ada. Banyak permasalahan di sana yang harus dijelaskan secara rinci, seperti halnya soal aturan penunjuk di areal PLTU yang menggunakan bahasa mandarin," tegas Wiarsana.
Baca juga:
Cerita miris PLTU Celukan Bawang Buleleng pekerjanya WN China semua
Sikap diam DPRD hingga Pemprov soal PLTU Celukan Bawang disesalkan
136 Pekerja asal China di PLTU Celukan Bawang diduga ilegal
Disnaker Bali akui beri izin WN China kerja di PLTU Celukan Bawang
Giliran petugas Imigrasi Buleleng sidak ke PLTU Celukan Bawang
-
Kapan razia terhadap PPKS dilakukan? Pemprov DKI Jakarta menindak tegas para PPKS tersebut dengan melakukan razia selama 9 Februari sampai 13 Maret 2023
-
Di mana PLTA Ketenger berada? Salah satu peninggalan Belanda itu adalah PLTA Ketenger, lokasinya berada di Gerumbul Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang dihasilkan oleh PLTA Ketenger? Selain untuk menggerakkan turbin, air dari PLTA Ketenger juga dialirkan menuju saluran irigasi untuk mengairi pertanian sekitar.
-
Kenapa PLTA Kracak dibangun? Kala itu, Kota Buitenzorg atau Bogor jadi salah satu kota penyangga Batavia yang sibuk. Banyak aktivitas pemerintahan, industri, pendidikan dan penelitian oleh Belanda yang dilakukan di sana, sehingga membutuhkan supply listrik.
-
Kapan PLTA Kracak diresmikan? Sebagian besar desain gedung pembangkit tidak diubah sejak pertama diresmikan pada 1926, dan hanya diperbarui sesuai bentuk awal.