Pilu Bocah Korban Pencabulan Ayah Tiri di Bekasi, Sering Murung dan Takut Masuk Kamar Mandi
Kondisi anak perempuan berinisial N (7) yang diduga menjadi korban pencabulan oleh ayah tirinya seringkali terlihat murung.
Sebelum kasus dugaan pencabulan ini terungkap, korban menunjukkan rasa takutnya ketika bertemu ayah tirinya.
Pilu Bocah Korban Pencabulan Ayah Tiri di Bekasi, Sering Murung dan Takut Masuk Kamar Mandi
Kondisi anak perempuan berinisial N (7) yang diduga menjadi korban pencabulan oleh ayah tirinya seringkali terlihat murung. Bahkan, korban lebih banyak mengurung diri di rumah kontrakannya di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
- Temuan 4 Bocah Tewas Mengenaskan di Jagakarsa, Warga Menduga Ibunya Korban KDRT
- Ibu Rumah Tangga di Jambi Lawan Pencuri yang Coba Memerkosanya, Pelaku Kabur Tinggalkan Celana dan Pisau
- Suami Wakil Bupati Labuhanbatu jadi Tersangka Kasus Pencabulan
- Kisah Pilu Bocah 7 Tahun di Bali, Dicabuli Kakek-Paman hingga Tertular Penyakit Kelamin
"Dia jadi murung, biasanya kan kalau main dari pagi sampai sore, tapi sejak kejadian ini enggak pernah keluar, main HP saja, sudah enggak mau keluar rumah,"
kata NRS (36), ibu korban, Kamis (12/10).
merdeka.com
Saat berada di dalam rumah, korban juga seperti trauma, terutama ketika akan ke kamar mandi. Korban merasa takut masuk kamar mandi karena di ruangan itu ayah tirinya yang berinisial DSN (26), diduga melakukan perbuatan bejatnya.
"Dia takut ke kamar mandi sejak ayahnya sudah ditahan, dia enggak mau mandi dua hari, akhirnya mandi itupun di rumah tetangga, sampai segitu takutnya karena kan TKP-nya di situ (kamar mandi)," kata NRS.
Sebelum kasus dugaan pencabulan ini terungkap, korban menunjukkan rasa takutnya ketika bertemu ayah tirinya di rumah. Korban pernah memohon sambil menangis agar diajak NRS pergi ke Jakarta.
Namun saat itu, NRS belum menyadari perubahan sikap dan rasa takut berlebih yang ditunjukan putri kesayangannya itu. Padahal saat itu korban sudah mengalami trauma sehingga takut ditinggal seorang diri bersama ayah tirinya di rumah.
"Kalau saya ke Jakarta, saya enggak kepikiran aneh-aneh, terakhir saya ke Jakarta si kakak (korban) nangis keras, 'mama tolong aku ikut' nangis kejer dia bilang 'aku enggak mau ditinggal', itu saya bingung kenapa anak saya nangis kayak gitu sampai histeris, tapi saya enggak kepikiran (adanya pelecehan seksual), kejadian itu sebelum saya pergoki, mungkin pada saat itu sebenarnya sudah melakukan," ucapnya.
Setelah kasus ini terungkap, korban juga tidak mau masuk sekolah hingga dua minggu. Saat ini, NRS mencoba menenangkan korban dan berupaya mengembalikan rasa percaya dirinya agar mau kembali sekolah dan bermain bersama teman-temannya.
Diberitakan sebelumnya, seorang bocah perempuan berinisial N (7) diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayah tirinya berinisial DSN (26). Perbuatan bejat itu dilakukan di kamar mandi rumah kontrakan, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Perbuatan cabul ini terungkap ketika NRS (36), ibu korban sedang mencuci pakaian di kamar mandi kontrakan pada Minggu (24/9) pagi sekira pukul 03.00 WIB. Saat itu dia merasa seolah ada yang mengganjal di hati sehingga membuatnya tidak tenang.
NRS mencoba keluar kamar mandi untuk memastikan suaminya sudah tidur. Namun di saat itu, dia justru melihat langsung suaminya berbuat cabul kepada korban yang sedang tidur. Seketika ibu korban syok hingga lemas tak kuat berdiri melihat perbuatan bejat suaminya.
"Pas saya lihat, Allahuakbar, Astaghfirullah yang tadinya saya berdiri sampai jatuh lemes, saya teriak kan 'ayah, ayah ngapain' terus kata ayahnya 'enggak ngapa-ngapain', enggak ngapa-ngapain gimana, itu burung kamu masih keliatan," kata NRS, Rabu (11/10).
NRS melaporkan dugaan pencabulan yang dialami putrinya itu ke Polres Metro Bekasi pada 8 Oktober 2023. Laporannya teregister dengan nomor : LP/B/2769/X/2023/SPKT/POLRES METRO BEKASI/POLDA METRO JAYA.
Sementara terduga pelaku pencabulan saat ini sudah berada di tahanan Polres Metro Bekasi untuk menjalani pemeriksaan. Kasus dugaan pencabulan ini kini masih ditangani pihak kepolisian.