Polisi bentuk grup WA keluarga korban gudang petasan dan siapkan psikolog
Polisi bentuk grup WA keluarga korban gudang petasan dan siapkan psikolog. Dibuatnya dua tim tersebut untuk menyiapkan kekhawatiran apabila ada keluarga korban yang membutuhkan bantuan psikolog untuk menenangkan diri. Untuk mempersiapkan jika ada keluarga korban yang tidak kuat lalu pingsan secara tiba-tiba.
Pihak DVI RS Polri membuat grup WhatsApp untuk para keluarga korban ledakan pabrik petasan di kosambi, Tangerang yang terjadi beberapa hari lalu. Menurut Ketua Tim DVI RS Polri, Kombes Pol Pramujoko dibuatnya grup itu sebagai data tambahan untuk memudahkan jika nanti ada data antemortem yang masih kurang sehingga pihak keluarga dapat saling berkomunikasi melalui pesan WhatsApp.
"Ada tetapi kita enggak memberikan share keluar karena ini privasi mereka juga. Dengan dibentuk grup (Whatsapp) itu, jadi misalnya ketika dia fotonya kurang, oh kurang nyengir nanti itu dia kirim lewat WA," ujar Pramujoko di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (30/10).
Selain membuat grub di Whatsapp, ia juga mengatakan pihaknya membuat tim psikolog dan tim medis. Dibuatnya dua tim tersebut untuk menyiapkan kekhawatiran apabila ada keluarga korban yang membutuhkan bantuan psikolog untuk menenangkan diri. Untuk mempersiapkan jika ada keluarga korban yang tidak kuat lalu pingsan secara tiba-tiba.
"Jadi begini kita menyiapkan tim psikologi dan medis. Jadi itu untuk jaga-jaga ketika ada keluarga datang itu kondisi, namanya orang stres keluarga itu ya kita siapkan di sini. Sehingga nanti dia bisa dilayani, ketika sampe sini ternyata pingsan segala macam kalo kita ga siapkan team medis di sini kan enggak bagus," katanya.
Diketahui sebelumnya sampai dengan saat ini, korban meninggal dunia akibat kebakaran di Kompleks Pergudangan 99 di Jalan Raya Salembarang, Cengklong, Kosambi, Kota Tangerang, Banten, bertambah menjadi 49 orang. Dua orang ini sebelumnya dirawat di rumah sakit.
"Dari jumlah 46 yang dirawat di rumah sakit itu, ada 2 orang yang meninggal dunia. Satu almarhumah NU, dua almarhumah Atin. Ada dua orang yang meninggal," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (30/10).
Kata Argo, korban yang meninggal dunia akibat luka bakar yang mencapai 100 persen. Sementara itu, tim DVI hingga kini masih terus mengidentifikasi seluruh para korban yang meninggal dunia.
"Untuk identifikasi mayat yang sudah ada di Rumah Sakit Polri sampai sekarang ada 9 sudah teridentifikasi, kita tunggu saja dari tim DVI masih bekerja keras untuk mengidentifikasi," ujarnya.