Polisi dalami asal usul mobil Honda City yang ditembaki Brigadir K
Polisi dalami asal usul mobil Honda City yang ditembaki Brigadir K. Mobil Honda City yang diberondong anggota polisi Brigadir K di Jalan Lintas Timur, Lubuk Linggau, Selasa (18/4) lalu ternyata berpelat palsu. Polri menyebut mobil itu sebenarnya berpelat nomor B dan milik sebuah yayasan di Jakarta.
Mobil Honda City yang diberondong anggota polisi Brigadir K di Jalan Lintas Timur, Lubuk Linggau, Selasa (18/4) lalu ternyata berpelat palsu. Polri menyebut mobil itu sebenarnya berpelat nomor B dan milik sebuah yayasan di Jakarta.
"Jadi sopir atas nama Indra menghindari razia takut kena sanksi karena tidak memiliki SIM, surat-suratnya mati dan pelat nomornya palsu. Jadi mobil itu punya sebuah yayasan di Jakarta," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Komplek Mabea Polri, Jakarta, Jumat (21/4).
Kendati begitu, Rikwanto belum bisa memastikan bila mobil itu merupakan hasil dari tindak pidana atau bukan. Menurutnya, hal itu masih di dalami.
"Ini masih kita dalami, itu pinjaman atau ada hal yang lain," tandas dia.
Sebelumnya, aksi kejar-kejaran antara polisi dengan satu keluarga yang mengenakan sebuah mobil Honda City terjadi Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Tidak segan-segan, polisi memberondong mobil dengan tembakan hingga menewaskan satu orang penumpang mobil.
Kabar yang dihimpun, kejar-kejaran terjadi lantaran mobil Honda City itu menghindari razia polisi yang tengah digelar di Jalan Lintas Timur, Lubuk Linggau, Selasa (18/4) sekitar pukul 11.00 WIB. Informasi di lapangan, satu keluarga ini menghindari razia lantaran buru-buru ingin menghadiri acara hajatan keluarganya.
Akibat aksi 'koboi' itu, satu orang yakni Surini (54) tewas di tempat setelah mendapat tiga luka tembakan di bagian dada. Sedangkan empat orang dinyatakan kritis, mereka di antaranya, anak Surini, Dewi (35) tertembak di bahu, Indra (33) tertembak di leher, Novianti (30), sang sopir Diki (30) tertembak di bagian perut, dan satu korban lainnya bocah Genta (2) terkena tembakan di bagian kepala.
Baca juga:
Keluarga korban sebut polisi berdalih Surini tewas karena kecelakaan
Korban insiden Lubuklinggau baru dievakuasi usai marahi polisi
Insiden Lubuk Linggau, korban sebut polisi tembaki mobil dari dekat
Sopir Honda City hindari razia karena STNK mati dan tak punya SIM
Ini video usai polisi menembaki sekeluarga dalam Honda City
-
Kenapa polisi menduga keluarga itu bunuh diri? Mereka tidak ditemukan unsur kekerasan di lokasi kejadian. "Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi," jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Apa yang membuat polisi curiga dengan tali yang dipakai mengikat satu keluarga? "DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu," ucapnya, Senin (18/3).
-
Mengapa polisi mengancam akan menjerat keluarga para pelaku? Polisi mengancam keluarga dapat dijerat Pasal 221 KUHP karena dianggap menyembunyikan atau penghalang pelaku kejahatan.
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Apa yang dilakukan polisi kepada pemuda itu? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
-
Bagaimana polisi menangani dua pria yang bertengkar di acara hajatan tersebut? Demi mengembalikan kesadaran para pelaku, polisi pun melakukan tindakan. Keduanya diguyur air kolam yang berlokasi di kantor setempat.