Polisi grebek gudang tepung roti expired di Surabaya
Tim Satgas Pangan Polrestabes Surabaya, Jawa Timur grebek gudang pengelolaan tempung berbahan roti kadaluarsa di Jalan Bulak Banteng Madya XIV/13, Kamis (18/5). Tepung-tepung tersebut, digunakan sebagai bahan baku roti sompya yang kerap dijumpai saat Idul Fitri.
Tim Satgas Pangan Polrestabes Surabaya, Jawa Timur grebek gudang pengelolaan tempung berbahan roti kadaluarsa di Jalan Bulak Banteng Madya XIV/13, Kamis (18/5). Tepung-tepung tersebut, digunakan sebagai bahan baku roti sompya yang kerap dijumpai saat Idul Fitri.
Saat menerima informasi ini, tim Satgas Pangan Polrestabes Surabaya melakukan lidik, hingga melakukan penggrebekan gudang pengelola tempung milik Marwiyah (44) tersebut.
Dalam penggrebekan itu, polisi juga menemukan ribuan karung berisi roti kadaluars, dan tepung yang dibuat dari roti basi. "Roti basi ini awalnya dikeringkan, lalu digiling hingga menjadi tepung," terang Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Bayu Indra Wiguno.
Biasanya, lanjut dia, si pemilik gudang membeli roti-roti basi tersebut untuk diolah menjadi pakan ternak dan dijual lagi. Kemudian, tepung olahan dari roti basi ini dibeli Maysaroh (56), warga Kedung Mangung II.
Dan oleh Maysaroh, tepung yang dibelinya dari Marwiyah itu, dijual lagi ke Budiono (55), pengusaha roti sompya. "Informasi sementara yang kami dapat, bisnis penggilingan tepung ini keuntungannya lumayan besar. Ratusan karung roti ini dipasok dari pabrik roti di Situbondo. Harganya relatif lebih murah."
Marwiyah, lanjut dia, memperoleh roti-roti bekas milik pabrik roti ini melalui seorang agen yang tinggal di Pasuruan. "Lalu roti-roti basi ini ditimbun di gudang miliknya. Kalau harga pastinya belum diketahui, karena kita masih melakukan pemeriksaan kepada pemilik gudang, penjual tepung dan pembuat jajan ringan ini," jelasakan Bayu.
Namun, masih kata Bayi, untuk harga jual tepung roti kadarluasa ini, Marwiyah biasa menjualnya ke Maysaroh dengan harga Rp 2.500 per kilogramnya. "Lalu Maysaroh menjualnya lagi ke Budiono dengan harga Rp 4.500 perkilogramnya. Artinya, setiap kilomya, Maysaroh untuk Rp 2 ribu," rincinya.
Maysaroh sendiri, kepada petugas berdalih, tepung yang dibelinya dari Marwiyah tidak bermasalah. Kondisinya masih layak konsumai meski tahu diolah dari roti kadaluarsa. "Saya memang sudah dikasih tahu Marwiyah, tapi saya berpikir masih aman dan tidak masalah," dalihnya.
Sedangkan Budiono mengaku, jika dia sengaja membeli tepung dari Maysaroh karena harganya murah. Kalau di pasar, kata Budiono, harga tepung untuk roti harganya Rp 6 hingga Rp 7 ribu. "Saya bisa menghabiskan uang Rp 200 ribu untuk satu karung besar dengan berat 50 kilogram tepung," akunya.
Pengusaha roti yang mulai membuka usahanya sejak setahun lalu ini juga mengaku, sompya yang dibuatnya dari tepung kadaluarsa milik Marwiyah (dibeli dari Maysaroh) itu, dijual Rp 90 ribu perlima kilogramnya.
Banyak agen penjual roti, baik dari Surabaya maupun luar kota datang ke rumah Budiono untuk membeli roti berbahan dasar tepung dari roti expired tersebut.
"Saya tidak tahun pastinya roti saya ini dijual ke mana saja. Sebab, banyak agen penjual roti yang datang ke saya membeli roti untuk dijual kembali. Perlima kilogramnya, roti ini saya jual Rp 90 ribu," aku Budiono.