Polisi pastikan Akseyna dibunuh, tubuhnya sempat diseret pelaku
"Menenggelamkan diri adalah proses bunuh diri yang lambat, loncat dari atas (gedung) itu lebih cepat."
Pihak Kepolisian menemukan kejanggalan atas kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori (18). Polisi memastikan Akseyna tewas dibunuh.
"Sepatu korban, di sini (alas sepatu, bagian tumit) sepatu korban ada luka robek kiri kanan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum, Kombes Pol Krishna Murti, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (4/6).
Dari sepatu tersebut, kata Krishna, kemungkinan analisa dari kepolisian tubuh korban (Akseyna) diseret oleh pelaku.
"Pertama danau itu dangkal, kenapa tidak nyemplung. Kedua, menenggelamkan diri adalah proses bunuh diri yang lambat, loncat dari atas (gedung) itu lebih cepat," ujarnya.
Pada saat diautopsi terdapat luka lebam di bagian telinga, bibir dan kepala. Luka lebam tersebut yang mengidentifikasi penganiayaan telah terjadi.
"Keempat batu yang diletakan di ransel tersebut, kemudian hanya dikaitkan bukan diikatkan yang memungkinkan korban kalau bunuh diri masih bisa dilepaskan untuk menggagalkan usaha bunuh dirinya," tuturnya.
Selain fakta-fakta tersebut pihak dokter forensik mengatakan korban tidak sadarkan diri tetapi masih bernafas.
"Korban matinya masuk air dan pasir tapi doktor forensik menyatakan korban masuk air tidak sadar tapi masih bernafas, bahasa lainnya pingsan. Jadi ini indikasi korban mati tidak sendiri tapi mati oleh pihak lain," tutupnya.