Pengakuan Polisi, Ini Penyebab Kasus Kematian Akseyna Mahasiswa UI Masih Misteri Selama 9 Tahun
Sembilan tahun kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap.
Sembilan tahun kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap.
Pengakuan Polisi, Ini Penyebab Kasus Kematian Akseyna Mahasiswa UI Masih Misteri Selama 9 Tahun
Polisi mengakui adanya ketidaksempurnaan penyelidikan di awal kasus terjadi.
Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengakui ada ketidaksempurnaan penyidikan di awal. Sehingga ini menyebabkan kasusnya belum terungkap. Oleh karena itu pihaknya berupaya melakukan koreksi dan perbaikan penyelidikan agar kasusnya terungkap dengan jelas.
“Dalam prosesnya, tentu penyelidikan yang dilakukan diawalnya tidak sempurna, itulah sebabnya masih belum terungkap. Maka kita berupaya menyempurnakan dengan mengoreksi penyelidikan yang terdahulu dengan keadaan sekarang dan kita menggunakan ahli-ahli dari UI juga yang akan kita datangkan untuk menambah masukan bagi kita dalam rangka mengungkap kasus almarhum Akseyna ini,” katanya, Rabu (5/6).
Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UI itu ditemukan di Danau Kenanga dengan membawa tas berisi batu. Kapolres mengakui ada kendala dalam mengungkap kematian Akseyna karena ketika pertama kali korban ditemukan tidak langsung dikenali identitasnya.
“Ya kendalanya begini karena memang penemuan korban yang pertama itu itu kan kita tidak langsung mengenali korbannya siapa,” ujarnya.
Terungkapnya identitas Akseyna baru diketahui lima hari setelah ditemukan. Hal itu terungkap dari pengakuan keluarga yang datang melihat jasad Akseyna.
“Jadi kalau saya baca dari berita acara sudah ditemukan, setelah itu kita tidak tahu itu identitasnya siapa gitu itu di awal. Sehingga sampai 4 atau 5 hari kemudian setelah orang tua korban datang orang tua korban yang mengerti 'oh ini anak saya'. Ini ternyata identik dengan barang-barang yang pernah diberikan dan dimiliki oleh korban,” ungkap Kapolres.
Setelah lima hari berselang, baru kemudian polisi mendatangi kosan korban yang terlekat di belakang kampus UI. Ada jeda antara saat Akseyna ditemukan di danau dengan kedatangan polisi ke kosan Akseyna.
“Sehingga 5 hari dari penemuan jenazah ini itulah yang membuat kita terhambat melakukan penyelidikan di awal. Baru Setelah itu kita melakukan autopso ketika melakukan pencarian lagi ke TKP ke rumah kost korban. Dalam waktu 5 hari tentu sudah banyak yang terjadi dan sudah banyak yang berubah itu di tahun 2015 ya pada saat itu. Bahkan kasus ini sempat ditarik ke polda lalu dikembalikan lagi ke polres,” katanya.
Walau dengan kendala yang ada, pihaknya tetap berupaya bekerja secara maksimal mengungkap kasus ini. Penyidik akan melakukan perbaikan penyelidikan untuk menemukan dan mengetahui bagian yang hilang selang lima hari tersebut.
“Dan sekarang dengan kondisi yang seperti ini kita berupaya secara maksimal untuk menemukan yang 5 hari yang 5 hari miss itu kira-kira yang mis itu apa. Nggak mudah untuk kembali ke 2015 dan mencari 5 hari yang hilang itu apa-apa saja sudah berubah,” tukasnya.
Ditegaskan, dirinya bersama jajaran terus melakukan pendalaman atas kasus ini. Pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak kampus dan keluarga.
“Kemarin kita baru saja melaksanakan audiensi dengan pihak UI dan juga dari pihak keluarga korban. yang kita sampaikan adalah bahwa pertama, kejadian ini sudah memakan waktu kurang lebih 9 tahun. Tentu kita tidak melakukan penyelidikan dari awal, karena sudah ada tindakan-tindakan penyelidikan yang dilakukan di awal dan kita tinggal melanjutkan,” pungkasnya.