Polisi Pastikan Penganiayaan Siswa SMA di Tebet hingga Koma Bukan Perundungan
Setelah menjalani operasi korban masih belum sadarkan diri.
Polres Metro Jakarta Selatan menegaskan, penganiayaan siswa di MA As-Syafi'iyah 01, Bukit Duri, Tebet, Kota Jakarta Selatan, pada Selasa (8/10) pukul 11.45 WIB bukan perundungan (bulllying).
"Jadi bukan bullying. Tetapi berkelahi satu lawan satu, terduga pelaku ada satu orang," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal, Kamis (10/10).
- Kasus Siswa SMA di Tebet Koma Diduga Dianiaya Senior, Polisi Buka Peluang Tetapkan Tersangka
- Siswa SMA di Tebet Diduga Dianiaya hingga Koma, Polisi: Korban Berkelahi dengan Kakak Kelas
- Dua Fokus Polisi Usut Kasus Dugaan Bunuh Diri Siswa SMP di Tebet
- Bocah 14 Tahun Siswa MTs di Susukan Semarang Disetrika Dadanya oleh Kakak Kelas
Ade mengatakan, hingga saat ini tim Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) sudah ke lokasi untuk memintai keterangan sejumlah saksi dalam rangka penyelidikan. Adapun pihaknya sudah memeriksa lima orang saksi dari kasus tersebut.
"Saksi masih pelajar, kemudian penjaga sekolah yang mengetahui kejadian itu," ujarnya.
Sementara, kuasa hukum keluarga korban AA, Saut Hamonangan menyatakan, menurut keterangan orang tua korban para pelaku berjumlah lebih dari satu orang.
"Dalam laporan polisi hanya satu, namun dari keterangan yang kami dapat pelakunya itu kurang lebih 10 orang," ujar Saut.
Saut menambahkan, korban sudah menjalani operasi di bagian kepala lantaran benturan yang keras. Setelah menjalani operasi korban masih belum sadarkan diri.
Lebih lanjut, Saut meminta pihak sekolah bisa memberikan rekaman kamera pengawas (CCTV) untuk bisa mengawal kasus yang diduga dilakukan 10 siswa.
"Tolong dikonfirmasi saja jumlah pelaku itu, karena kami mendapat informasi dari bapak Mukti ayah korban," ujarnya.
Dia berharap pihak sekolah mampu melindungi siswanya, tidak sengaja menutupi maupun menghilangkan bukti dari kasus penganiayaan tersebut.Menurut keterangan ayah korban, Mukti (49) saat itu anaknya ditarik oleh kakak kelas 12 dan 11 dari area sekolah menuju ke luar pagar sekolah.
Kemudian, terjadi pemukulan hingga korban memar dan tak sadarkan diri. Salah satu saksi kemudian melaporkan ke sekolah. Kemudian, sekolah menelepon keluarga korban dan membawanya ke RSUD Budhi Asih untuk ditindaklanjuti.
Murid yang membawa ke rumah sakit ada satu orang yang mengaku sebagai pelaku yang bernama N dan itu dibenarkan oleh guru sekolah tersebut.