Polisi tangkap dosen penyebar berita hoaks muazin dibunuh orang gila
Seorang perempuan berinisial TAW (40) diamankan oleh pihak kepolisian karena diduga menyebarkan berita hoax tentang muazin yang dibunuh di Majalengka oleh orang gila. TAW ditangkap oleh petugas Polres Majalengka dan Polda Jawa Barat saat berada di Jakarta Utara, Senin (26/2) kemarin.
Seorang perempuan berinisial TAW (40) diamankan oleh pihak kepolisian karena diduga menyebarkan berita hoax tentang muazin yang dibunuh di Majalengka oleh orang gila. TAW ditangkap oleh petugas Polres Majalengka dan Polda Jawa Barat saat berada di Jakarta Utara, Senin (26/2) kemarin.
TAW ditangkap karena postingan diakun Facebook-nya yang bernama Tara Dev Sams dianggap membuat warga Majalengka menjadi resah. Dari hasil pemeriksaan, TAW mengaku dirinya adalah seorang dosen di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang diklaim oleh berita hoaks tentang huruf Y? "Huruf 'Y' akan dihapus dari Alfabet", judul artikel tersebut.
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
"Kita lakukan penyelidikan terhadap kasus ini, dan ternyata penyebar berita bohong ini akhirnya ditemukan berinisial TAW, seorang dosen bahasa Inggris di Yogyakarta. Tersangka diamankan di Jakarta Utara," kata Kapolres Majalengka AKBP Noviana Tursanurohmad dilansir Antara, Selasa (27/2).
Penangkapan tersangka dilakukan setelah Mabes Polri dan Polres Majalengka melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait viralnya di media sosial mengenai kasus pembunuhan di Cikijing Kabupaten Majalengka yang dianggap seorang muazin.
Menurut Kapolres, saat dilakukan penangkapan, Facebook milik tersangka itu sudah dibagikan lebih dari 7 ribu dan dikomentari 1.700 komentar. Noviana menjelaskan tersangka juga mengaku tidak pernah mengecek dan mendalami terlebih dahulu kebenaran berita tersebut hingga membuat berita bohong.
"Pengakuan tersangka, dia bukan yang pertama menyebarkan. Tapi silakan saja berkilah, nanti kita buktikan di pengadilan," ujarnya.
"Namun berdasarkan Tim Cyber Polri, tersangkalah yang pertama menyebarkan berita tersebut," katanya.
Dalam penangkapan, pihaknya tidak mempersoalkan gambar, namun berita hoaks yang menjadi pegangan hingga menjadi viral di media sosial.
"Tersangka membuat status bersifat provokatif, seorang muazin meninggal dunia oleh orang gila, padahal faktanya itu bukan muazin tapi warga biasa," ujarnya.
Akibat perbuatannya tersangka akan dijerat Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang No 11/2008 tentang ITE.
Sementara itu, Direktur Humas UII Yogyakarta, Karina Utami Dewi mengakui TAW memang pernah menjadi dosen di UII. Namun, TAW bukan dosen tetap di UII.
"Bukan dosen tetap UII namun memang pernah diperbantukan mengajar mata kuliah Bahasa Inggris di UII. Tercatat sejak 2005 dan sifatnya hanya diperbantukan saja," ujar Karina saat dihubungi.
Karina menerangkan saat ini, TAW sudah tak lagi mengajar di UII. Sebab sebagai dosen tidak tetap dan hanya diperbantukan maka dengan mudah bisa berganti orang.
Terkait dengan kasus yang menjerat TAW, Karina meminta agar apa yang dilakukan oleh TAW tak dikaitkan dengan UII. Sebab, kata Karina yang dilakukan TAW merupakan sikap individunya dan tak ada kaitan dengan UII.
"Mohon dapat dibedakan juga sikap beliau sebagai individu tidak mencerminkan UII sebagai institusi dan tidak berkaitan langsung dengan posisi profesional yang bersangkutan di UII," tutup Karina.
Baca juga:
Cara kerja jaringan penebar kebencian dan hoaks
Polri kejar jaringan penyebar ujaran kebencian sampai ke Korsel
Ketua DPR: Pemuda zaman now bela negara dengan antihoax
Polisi tangkap 4 pembuat isu hoaks kebangkitan PKI & penculikan ulama
Masih sibuk, Menteri Nasir belum diperiksa soal kasus tuduhan PKI
Penyerangan kiai Ponpes Al Falah Kediri hoaks, pelaku minta maaf sambil menangis