Polisi Tangkap Provokator Viralkan Ade Armando Meninggal Usai Dikeroyok
Polda Metro Jaya menangkap seorang pria atas nama Arif Pardiani. Ia ditangkap terkait dengan sebuah video yang beredar di media sosial dan diduga sebagai orang yang memprovokasi penganiayaan Ade Armando.
Polda Metro Jaya menangkap seorang pria atas nama Arif Pardiani. Ia ditangkap terkait dengan sebuah video yang beredar di media sosial dan diduga sebagai orang yang memprovokasi penganiayaan Ade Armando.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, penangkapan terhadap Arif Pardiani dilakukan di daerah Jakarta.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa yang melaporkan Ade Armando ke Polda DIY? Salah seorang pelapor dari Paman Usman yang juga Lurah Karangwuni, Kulon Progo, Anwar Musadad, mengaku para lurah di DIY merasa sakit hati dengan pernyataan Ade Armando.
-
Mengapa Adi Suryanto meninggal? Ia wafat pada usia 54 tahun.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Bagaimana Ade Armando belajar Bahasa Inggris? Saat tinggal di Malaysia, Ade Armando pernah dipermalukan oleh seorang guru di depan teman-temannya karena tidak lancar berbahasa Inggris. Hal itu memicunya untuk belajar hingga bisa berbahasa Inggris dengan lancar.
"Atas nama Arif Pardiani, kita tangkap di Jakarta. Ini yang kalau terlihat di video yang beredar di media sosial, yang bersangkutan ini melakukan provokasi. Di antaranya mengeluarkan kata-kata Ade Armando sudah mati, dan semua turun semua yang ada di Jakarta," kata Zulpan kepada wartawan, Rabu (13/4).
Saat ini, penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap Arif Pardiani terkait dengan kasus yang menjeratnya. "Yang bersangkutan sudah kita amankan dan sedang kita lakukan pemeriksaan," ujarnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya tengah mendalami sosok yang menyebut jika Dosen UI Ade Armando berada di lokasi aksi unjuk rasa. Hal itu pun kemudian menjadi viral di media sosial.
"Kita akan dalami orangnya (yang bicara Ade di lokasi)," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran kepada wartawan, Senin (11/4).
Fadil menegaskan, bakal mengejar terduga pelaku yang dianggapnya sebagai provokator sebelum terjadinya penganiayaan terhadap Ade Armando tersebut.
"Akan kita kejar. Karena dia yang memprovokasi melakukan penyerangan kepada Ade," tegasnya.
Identifikasi Pelaku Pengeroyokan
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, sudah mengidentifikasi para terduga pelaku pengeroyokan terhadap Dosen UI Ade Armando. Kejadian itu terjadi saat adanya aksi unjuk rasa di DPR/MPR, Jakarta.
"Untuk para pelaku, kami sudah mengidentifikasi kelompoknya sekaligus orang-orangnya," kata Fadil kepada wartawan, Senin (11/4).
Jenderal bintang dua ini pun mengultimatum kepada para terduga pelaku untuk segera menyerahkan diri. Apalagi, pihaknya sudah mengetahui identitas para pengeroyok.
"Besok mungkin kami akan melakukan upaya penegakkan hukum. Mengumumkan identitas pelaku. Jika tak menyerahkan diri kami akan tangkap," ujarnya.
Selain itu, saat ini pihaknya sudah mengamankan sejumlah kelompok pada saat melakukan pengamanan aksi unjuk rasa.
"Saat ini ada bbrapa kelompok yang diamankan. Kalau tidak melakukan apa-apa akan kami pulangkan," tutupnya.
Detik-Detik Ade Armando Dikeroyok
Sebelumnya, Dosen UI Ade Armando menjadi bulan-bulanan massa saat mengawal aksi demo di depan gedung DPR, Jakarta, Senin (11/4). Ade dipukuli hingga dilucuti celananya oleh massa.
Dalam video yang beredar, Ade sempat tampak bersitegang dengan massa. Kemudian ada satu orang yang coba melindungi Ade.
Namun massa semakin brutal. Dalam aksi terekam kamera tersebut, pelaku pengeroyokan tak menggunakan almamater layaknya mahasiswa yang melakukan demo.
Bogem demi bogem, tendangan demi tendangan diterima Ade Armando. Hingga akhirnya dia tersungkur di aspal. "Jangan main hakim sendiri," teriak salah seorang yang menyaksikan pemukulan tersebut.
Saat Ade tersungkur, massa tak berhenti. Mereka justru menginjak-injak Ade sembari menyoraki.
(mdk/rnd)