Polisi Temukan Bunker Narkoba di Dalam Kampus, Universitas Negeri Makassar Bereaksi
Universitas Negeri Makassar angkat bicara sebuah ruangan di Fakultas Bahasa dan Sastra diduga dijadikan sebagai bunker narkoba yang telah dipasangi police line.
Universitas Negeri Makassar angkat bicara sebuah ruangan di Fakultas Bahasa dan Sastra diduga dijadikan sebagai bunker narkoba yang telah dipasangi police line. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UNM, Prof A Muh Idkhan membantah bahwa ruang yang disegel oleh polisi adalah bunker.
"Sebenarnya kita juga keberatan kalau dikatakan bunker, karena pengertian bunker itu adalah bisa sebesar apa. Ternyata setelah kita lihat di lokasi itu, hanya semacam brangkas ukurannya, sekitar 40×40 cm," ujarnya kepada wartawan di Kampus UNM Parangtambung, Sabtu (10/6).
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Idkhan mengungkapkan brankas tersebut ditanam di ruangan tersebut. Ia juga tidak mengetahui kedalaman brankas tersebut ditanam.
"Kalau kedalamannya, saya tidak sempat lihat bagaimana. Tapi semacam brankas di situ, tapi memang ditanam," bebernya.
Idkhan juga mengaku tidak mengetahui apa isi di dalam brankas tersebut. Pasalnya, brankas tersebut sudah dibawa oleh pihak kepolisian untuk penyelidikan.
"Isinya, saya belum dapat informasi terkait apa yang ada di dalam itu," tegasnya.
Terkait adanya lima orang yang diamankan polisi, Idkhan mengungkapkan bukan mahasiswa UNM. Informasi didapat Idkhan, lima orang tersebut adalah alumni.
"Memang ada yang diamankan. Informasi lima orang diamankan. Setelah kami memantau mereka bukan mahasiswa UNM, dia alumni UNM. Tapi dalam kapasitas pemberitaan yang mengatakan mereka mahasiswa itu tidak benar," kata dia.
Idkhan mengaku sampai saat ini pihaknya masih menunggu informasi dari pihak kepolisian apakah ada mahasiswa yang terlibat dalam jaringan narkoba. Jika ada mahasiswa UNM terlibat, maka akan mendapatkan sanksi terberat.
"Jika ada mahasiswa, maka pihak kampus akan memberikan dan melakukan pemecatan," tegasnya.
Idkhan menambahkan Rektorat UNM akan menggelar rapat jika sudah ada lengkap dari kepolisian. Rapat tersebut akan memutuskan langkah selanjutnya.
"Dari sisi keamanan itu mungkin kita tingkatkan lagi, sehingga ke depannya hal seperti ini tidak terulang lagi," ucapnya.
Idkhan juga mengatakan ruangan tersebut sebelumnya digunakan sebagai sekretariat organisasi kemahasiswaan di FBS.
"Yang di dalam itu sebenarnya sekretariat lembaga di fakultas. Tidak terpakai, memang kosong semenjak masa pandemi sudah dikosongkan," ujarnya.
Idkhan mengaku saat ini FBS ditutup aktivitas mahasiswa. Meski demikian, proses perkuliahan di FBS tetap berjalan.
"Kan kalau Sabtu dan Minggu tidak ada perkuliahan, jadi kita tutup full. Senin jika ada perkuliahan tetap kita buka, tetapi pihak keamanan akan terus melakukan pemantauan secara mendalam," kata dia.
Idkhan menegaskan tidak ada gangguan perkuliahan di FBS. Meski demikian, dengan adanya pemberitaan terkait bunker narkoba, mahasiswa akan menjadi was-was.
"Sehingga kita memberikan semacam edukasi kepada mahasiswa bahwa kegiatan perkuliahan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Namun, pihak rektorat tetap melakukan koordinasi pihak keamanan dan kepolisian untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa sehingga betul-betul proses perkuliahan bisa berjalan dengan baik," sebutnya.
Idkhan mengaku Rektorat UNM tidak mengetahui terkait adanya brankas narkoba tersebut. Apalagi, sebelumnya polisi menyebutkan transaksi narkoba sudah lama terjadi.
"Sebenarnya kami tidak mengetahui, itulah mengapa kami menginginkan koordinasi dengan pihak kepolisian. Kalau memang dikatakan sejak lama, kenapa baru sekarang? Harusnya kan pihak kepolisian kalau sudah tahu soal itu, ya koordinasi dengan kami di kampus, sehingga kami melakukan pemantauan-pemantauan itu," keluhnya.
Idkhan mengaku mendukung penyelidikan dilakukan kepolisian terkait peredaran narkoba di lingkup UNM. Ia menegaskan akan melawan pihak-pihak yang mengedarkan narkoba di lingkup UNM.
"Kita mendukung kepolisian, karena kita tidak mau kampus dijadikan lahan seperti ini. Apalagi UNM sangat dikenal di Indonesia timur. Apalagi kita kampus di bidang pendidikan," sebutnya.
(mdk/eko)