Polisi Ungkap Penyebab Angkot Terbakar saat Demo Ricuh di Makassar
Polisi menyebut sebelum angkot tersebut terbakar ada lemparan api.
Kepolisian Resor Kota Besar Makassar telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terbakarnya pete-pete atau angkutan kota (angkot) saat unjuk rasa berakhir ricuh di depan Universitas Bosowa pada Senin (26/8). Polisi menyebut sebelum angkot tersebut terbakar ada lemparan api.
Kapolrestabes Makassar, Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan, pihak sudah melakukan olah TKP kejadian terbakarnya angkot nomor 05 saat unjuk rasa berakhir ricuh. Selain melakukan olah TKP, polisi juga sudah memeriksa sejumlah saksi, termasuk sopir angkot bernama Baharuddin.
"Jadi keterangan menurut dari saksi bahwa saat penutupan jalan kurang lebih selama 2 jam. Kemudian kendaraan itu berjalan ke depan sampai ke pinggir, ada yang melempar dan masuk ke dalam kendaraan," ujarnya saat jumpa pers di Mapolrestabes Makassar, Selasa (27/8).
Ngajib menyebut ada saksi melihat lemparan api dan masuk ke dalam angkot. Akibatnya, semua penumpang dalam angkot turun.
"Setelah turun semua, terjadilah pembakaran kendaraan tersebut," tuturnya.
Berdasarkan hasil olah TKP, kata mantan Kapolresta Palembang ini, ditemukan arang sisa kayu dan bambu yang terbakar di dalam angkot.
"Hasil olah TKP kita dapatkan di dalam kendaraan itu ada arang sisa daripada kayu dan bambu. Termasuk buku tebal yang terbakar di dalam kendaraan tersebut," tegasnya.
Ngajib menambahkan telah mengamankan 32 orang diduga terlibat dalam kericuhan aksi unjuk rasa pada Senin (26/8) kemarin. Sampai saat ini polisi masih memeriksa 32 orang yang diamankan.
"Kita juga mengamankan ada 32 orang dalam proses pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. 32 orang yang kita amankan itu ada mahasiswa dan di luar dari mahasiswa yaitu yang sudah lulus dan kemudian ada juga pelajar SMA dan juga putus sekolah," ungkapnya.
Ngajib merinci dari 32 orang tersebut, 28 diamankan di Kampus UNM dan empat lainnya di Universitas Muslim Indonesia serta Universitas Bosowa.
Sebelumnya sopir angkot 05, Baharuddin (58) mengaku saat kejadian rusuh tersebut kendaraannya sedang berada di depan Kampus Universitas Bosowa (Unibos) Makassar. Di saat bersamaan polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa.
"Penumpang panik dan buru-buru turun," ujarnya kepada wartawan, Senin (26/8).
Dia mengaku saat itu ada lima penumpangnya dan perempuan semua. Akibat tembakan gas air mata, membuat penumpangnya turun semua.
"Penumpang panik langsung turun. Ada ibu-ibu yang bilang kena kakinya," tuturnya.
Dia menceritakan sebelum kendaraanya terbakar terlebih dahulu melihat adanya percikan dari benda seperti petasan. Setelah itu, Baharuddin mengaku matanya terasa pedis.
"Kayak ada percikan petasan. Langsung pedis mata," sebutnya.