Demo Makassar Ricuh: Belasan Orang Diamankan dan Diduga Disusupi Anarko
Kelompok Anarko ini menyusup dan melarikan diri ke sejumlah kampus yang sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa.
Belasan orang diamankan dalam aksi unjuk rasa kawal Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Pilkada Serentak dan Tolak Politik Dinasti di Makassar yang berakhir ricuh. Polisi menyebut kericuhan aksi unjuk rasa akibat disusupi kelompok Anarko.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah elemen mahasiswa di Flyover Pettarani hingga pukul 18.00 Wita berjalan dengan aman dan tertib. Tetapi, saat pukul 19.00 Wita, sekelompok yang menamakan Anarko berganti melakukan aksi.
"Setelah itu kurang lebih pukul 19.00 Wita mulai lah sekelompok anak Anarko yang keluar dan menggantikan. Mereka bukan aksi unjuk rasa, tapi mereka ingin membuat rusuh kota Makassar," ujarnya, Senin (26/8) malam.
Mantan Kapolresta Palembang ini menyebut kelompok Anarko ini menyusup dan melarikan diri ke sejumlah kampus yang sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa. Karena dianggap sudah meresahkan, polisi merasa melakukan tindakan tegas.
"Sehingga kita lakukan tindakan tegas. Itu pun kita sudah lakukan beberapa tahapan, mulai menghubungi rektornya, kemudian bersama pejabat kampus tersebut, termasuk di UNM," jelas Ngajib.
Bahkan saat di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Ngajib bersama Wakil Rektor III melihat tindakan provokasi dilakukan Anarko.
"Kami bersama WR III (UNM) untuk meredam (tindakan anarkis) yang diduga Anarko. Sehingga kita sampailah di dalam kampus. Kemudian kita sisir dan amankan beberpa orang," kata dia.
Meski mengaku masih mendata, Ngajib memperkirakan ada belasan orang diamankan. Ia mengaku akan memproses hukum orang yang diamankan.
"Saya masih proses nanti kita akan lihat berapa orang kita amankan. Kita akan cek apakah mahasiswa UNM atau bukan. Belasan orang," ucapnya.
Sebelumnya, satu pete-pete atau angkutan Kota terbakar diduga akibat percikan Flash Ball Maxi (FBM) yang ditembakan polisi untuk membubarkan aksi unjuk rasa.
Sopir pete-pete 05, Baharuddin (58) mengaku saat kejadian rusuh tersebut kendaraannya sedang berada di depan Kampus Universitas Bosowa (Unibos) Makassar.
"Penumpang panik dan buru-buru turun," ujarnya.
Ia mengaku saat itu ada lima penumpangnya dan perempuan semua. Akibat tembakan gas air mata, membuat penumpangnya turun semua.
"Penumpang panik langsung turun. Ada ibu-ibu yang bilang kena kakinya," tuturnya.
Ia menceritakan sebelum kendaraanya terbakar terlebih dahulu melihat adanya percikan dari benda seperti petasan. Setelah itu, Baharuddin mengaku matanya terasa pedis.
"Kayak ada percikan petasan. Langsung pedis mata," sebutnya.