Polri: 392 Terduga Teroris Ditangkap Sepanjang 2021
Ratusan terduga teroris itu ditangkap di berbagai wilayah di Tanah Air.
Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen dan Keamanan Polri Brigjen Umar Effendi mengungkapkan, ada 392 terduga teroris yang ditangkap di Indonesia sepanjang tahun 2021. Mereka ditangkap di berbagai wilayah di Tanah Air.
"Sebagai gambaran untuk kita semua bahwa selama periode tahun 2021 Polri telah mengamankan sebanyak 392 orang terduga teroris, yang terlibat dalam 26 kasus tindak pidana ekstremisme dan terorisme di berbagai wilayah Indonesia," katanya dalam acara Halaqah Kebangsaan MUI 'Optimalisasi Islam Wasathiyah Dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme', Rabu (26/1).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Kapan Telinga Kanan Berdenging terasa mengganggu? Seseorang yang mengalami telinga berdenging terkadang akan merasakan beberapa jam sekali dan seringkali membuat tak nyaman.
-
Apa saja bentuk bantuan yang diberikan pemerintah kepada korban terorisme? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
Umar lalu mengungkapkan, sejumlah wilayah dengan penangkapan teroris di Indonesia selama 2021. Yaitu Jawa Timur 35 orang, Sumatera Utara 33 orang, Sulawesi Selatan 30 orang lebih, Jakarta 21 orang, Jawa Tengah 19 orang dan Lampung 17 orang.
"Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi lahan subur jadi penyebaran dan pengembangan paham ekstremisme yang dapat berujung kepada aksi teror," ungkapnya.
Selain itu, Umar menjelaskan dua metode kelompok ekstremis dan teroris dalam menyebarkan pemahamannya. Pertama melalui media elektronik seperti chat, media sosial, webinar, bedah buku, hoaks dengan konten SARA, provokasi kebencian dan mengangkat isu kegagalan program pemerintah.
"Berikutnya adalah metode diskusi langsung atau tatap muka yang dilaksanakan secara terbatas, kemudian pengaruh komunitas atau kalangan terdekat lingkungan tempat tinggal, seperti keluarga, lingkungan kerja, sekolah, organisasi, aktivitas keagamaan, hobi, dan sebagainya," tandasnya.
Baca juga:
BNPT Ungkap 16 Pelaku Tindak Pidana Terorisme Terafiliasi FPI
364 Terduga Teroris Ditangkap Sepanjang 2021
Kapolri: Aksi Teror Sepanjang 2021 Menurun 53,8 Persen Dibanding 2020
BNPT Sebut Rutan Terorisme Overload
DPO Tersisa 3 Orang, Polisi Imbau Anggota MIT Segera Menyerahkan Diri