Polri: Bripka H tidak pernah mengucapkan kata rasis kepada Huandra
Bripka H telah dimintai keterangan di Polda Metro Jaya.
Brigadir Polisi Kepala H, anggota Polantas dituduh mengucapkan kalimat bernada rasis oleh pengendara bernama Huandra Limanau diketahui berdinas di Jakarta Barat. Huandra menyebut dirinya dimaki dengan kalimat 'Cina' di Facebook pribadinya.
Menyikapi tulisan yang telah menyebar di media sosial tersebut, Kasat Lantas Polrestro Jakarta Barat AKBP Ipung Purnomo menjelaskan jika anak buahnya tidak pernah mengeluarkan kata tersebut. Justru Huandra sendiri yang menyebut kata 'Cina'.
AKBP Ipung mengatakan, saat dimintai keterangannya di Polda Metro Jaya, Bripka H menjelaskan kronologi kejadian, Huandra yang mengendarai Nissan Grand Livina melanggar lalu lintas dengan melaju di jalur Transjakarta. Saat dihentikan dan diberi kertas tilang warna biru oleh Bripka H dan harus membayar di bank, Huandra menolaknya. Dia ingin membayar denda tilang di lokasi.
Huandra yang menolak untuk membayar di bank, lanjut Ipung, dia kemudian diberikan surat tilang berwarna merah. Tidak terima, Huandra kemudian meremas surat tilang dan membuangnya. Pria berkepala plontos itu bahkan sempat menarik kerah Bripka H.
"Saat surat tilang itu dibuang, anggota kita bilang, 'Pak, ini negara Indonesia, negara hukum'. Kemudian dibalas oleh pengendara, 'Lho memang saya bukan orang Indonesia, saya orang Cina?'. Jadi tidak benar orang kita bilang dia 'Cina'," ujar Ipung saat dihubungi merdeka.com, Jumat (27/3).
Sebelumnya, Huandra dalam Facebook pribadinya menulis jika Bripka H sebagai polisi rasis. Tulisan tersebut ditulis pada Rabu (25/3).
"Inilah polisi rasis, maki saya cina! Surat tilang tidak dijelaskan SIM ditahan, form biru dikosongkan. Nama petugas juga tidak diisi, SIM harus diambil di mana tidak ada info. Saya dipaksa tanda tangan, saya tolak form coklat saja dilempar ke saya. Saya uber nama petugas dan form biru, dipukul dan dimaki cina oleh polisi ini, Hardiyanto. Itulah indahnya Indonesia. Mau taat peraturan malah dipersulit, dipukul dan dicaci."
Baca juga:
Ini kata Polda Metro soal Polantas diduga rasis saat menilang
Pengendara mendapat perlakuan rasis dan dipukul anggota Polantas
Cerita Polantas bela pemotor salah dan bentak-bentak di Transjakarta
Ini kronologi polisi bentak-bentak di Transjakarta versi Mabes Polri
Ini pengakuan Brigadir M setelah bentak-bentak sopir Transjakarta
Polda Metro sebut Brigadir M tak elok gertak sopir bus Transjakarta
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kenapa polisi itu disekap? Kejadian itu berawal dari rasa sakit hati pelaku AI terhadap istri korban. Karena telah memberitahukan tempat tinggal dan alamat bekerja tersangka terhadap orang yang mencarinya," ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Rabu (8/11).
-
Di mana contoh diskriminasi sosial yang sering terjadi di Indonesia? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
-
Mengapa kebijakan pemerintah bisa menjadi penyebab rasisme? Umumnya, penyebab rasisme yang paing sering terjadi karena keputusan kebijakan pemerintah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh keotoriteran dari pemimpin dalam pemerintah.
-
Kenapa diskriminasi bisa terjadi ? Dari segi psikologi, seseorang yang melakukan sikap diskriminasi, mungkin dipengaruhi oleh faktor sejarah atau masa lalu. Bisa jadi, orang yang melakukan diskriminasi, pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak adil oleh orang lain.