Polri: Kalau istri Siyono mau tolak duit, kenapa bukan dari awal?
Polri bantah telah memaksa keluarga Siyono untuk menandatangani surat pernyataan.
Kasus kematian pentolan sekaligus komandan rekrutmen kelompok teroris Neo Jamaah Islamiyah (JI), Siyono dengan kondisi yang tidak wajar kini terus bergulir. Pasalnya, Siyono tewas pasca-adu jotos dengan anggota Densus 88 Antiteror di dalam mobil.
Istri Siyono, Suratmi tidak menerima dengan kematian suaminya. Hal ini didukung dengan pemaksaan penandatanganan pernyataan oleh Densus 88 yang berisi agar pihak keluarga tidak melanjutkan kematian Siyono ke jalur hukum. Bahkan, Densus 88 memberikan duit dua gepok kepada keluarga Siyono.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan membantah bahwa Polri memaksa pihak keluarga untuk menandatangani surat pernyataan. Namun dia membenarkan pemberian duit dua gepok.
"Tidak ada pemaksaan terhadap keluarga korban untuk menandatangani surat itu, tanya siapa yang dipaksa? Tidak ada," ujar Anton dalam konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/4).
Mengenai duit dua gepok, Anton mengatakan pemberian itu hanya bentuk ungkapan belasungkawa Polri terhadap keluarga. "Masalah ganti rugi hanya simpati rasa belasungkawa."
Lebih lanjut, Anton malah mempertanyakan sikap istri Siyono yang menolak duit yang diberikan polri. Bahkan Suratmi dinilai telah membesar-besarkan kasus kematian Siyono.
"Kalau mau tolak kenapa bukan dari awal, justru belakangan," tambahnya.
Untuk diketahui, pada Selasa, 8 Maret 2016, Densus 88 menangkap Siyono di dekat kediamannya. Selanjutnya pada Kamis, 10 Maret 2016, Densus 88 menggeledah rumah korban yang juga merupakan TK Amanah Ummah di Desa Pogung, Klaten, Jawa Tengah.
Tindakan penggeledahan itu menimbulkan kegiatan belajar mengajar terhenti dan membuat anak-anak ketakutan. Esok harinya pada Jumat, 11 Maret 2016, dikabarkan korban meninggal dunia dan keluarga korban dijemput untuk mengurus jenazahnya.
Versi Polri, korban adalah terduga kasus terorisme dan meninggal setelah mencoba melakukan perlawanan terhadap anggota polisi yang mengawalnya. Karena anggota Polri yang mengawal hanya satu orang, anggota tersebut terpaksa melakukan kekerasan agar korban tidak melarikan diri.
Baca juga:
Polisi tepis mitos Siyono suci karena jasadnya disebut masih utuh
Luhut yakin Densus 88 tidak bersalah terkait kematian Siyono
Komisi III akan cecar Kapolri soal kematian terduga teroris Siyono
Komisi III akan panggil Kapolri terkait kematian Siyono
Didatangi PP Muhammadiyah, Polri bantah aliran dana asing ke Densus
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Siapa Delsy Syamsumar? Delsy Syamsumar, Pelukis Neoklasik Asal Sumbar yang Karyanya Sudah Diakui Dunia Salah satu pelukis terkemuka di Indonesia ini telah melahirkan karya-karya hebat yang sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui literatur.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.