Polri Tuding KNPB Dalangi Kerusuhan Papua buat 'Dijual' di Sidang PBB
Dedi menyebut, kondisi ini digunakan untuk menjual isu kemerdekaan Papua dan mengundang perhatian peserta Sidang Umum PBB ke-74.
Mabes Polri mengungkapkan ada keterkaitan antara kerusuhan yang terjadi di Wamena dan Jayapura dengan Sidang Umum PBB ke-74. Diyakini, isu tersebut akan 'dijual' oleh kelompok tidak bertanggung jawab ke dalam sidang.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan hal tersebut berdasarkan hasil investigasi yang menunjukkan bahwa United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB), diduga mendalangi kerusuhan di Wamena dan Jayapura, Papua.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa itu Wayang Papua? “Menurut saya wayang itu merupakan hal yang simbolis dari Jawa. Maka dari itu saya gabungkan saja dengan buat wayang Papua,” kata Lejar, mengutip kanal YouTube Seni dan Sekitarnya.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Papua Nugini? Hasil penelitian menunjukkan, tengkorak manusia yang ditemukan di pantai utara Papua Nugini pada 1929 diperkirakan merupakan korban tsunami tertua di dunia.
-
Kenapa papeda dihargai tinggi oleh masyarakat Papua? Karena sagu dan papeda dianggap sebagai makanan yang istimewa, masyarakat Papua saat itu menganggapnya sebagai penemuan yang spesial.
-
Kapan Cinta Laura mengunjungi Papua? Cinta Laura menjadi bintang tamu dalam sebuah program yang digelar oleh Rumah Belajar Harvard di Jayapura.
-
Dimana papeda populer selain di Papua? Selain di Papua, olahan papeda juga populer di wilayah Indonesia timur lainnya yakni Sulawesi dan Maluku.
Insiden tersebut sengaja dibuat bertepatan dengan diselenggarakannya sidang umum PBB.
"Untuk kejadian Papua, kita harus melihatnya secara luas. Bahwa sedang ada Sidang Umum PBB di New York tanggal 23 sampai 27 September ini," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/9).
Untuk di Wamena, lanjut Dedi, KNPB menyusup menggunakan seragam SMA dan ikut andil dalam kerusuhan. Hoaks rasisme pun digunakan untuk memprovokasi pelajar sekolah SMA PGRI dan masyarakat untuk menggeruduk sekolah Yayasan Yapis.
Akibatnya, 22 warga sipil tewas dan 72 orang lainnya luka-luka. Sementara, massa juga melakukan pengerusakan dan pembakaran fasilitas umum, kantor pemerintahan, dan permukiman masyarakat.
Adapun di Jayapura, tepatnya di Expo Waena, satu anggota TNI dan tiga mahasiswa eksodus meninggal dunia. KNPB memanfaatkan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) untuk berunjuk rasa, menduduki auditorium Universitas Cendrawasih, dan menyerang aparat TNI-Polri.
Dedi menyebut, kondisi ini digunakan untuk menjual isu kemerdekaan Papua dan mengundang perhatian peserta Sidang Umum PBB ke-74.
"Diduga kelompok-kelompok yang mendalangi kerusuhan di Papua memanfaatkan momen untuk mencari perhatian karena sedang ada Sidang Umum PBB," kata Dedi.
Reporter: Nanda Perdana
Baca juga:
Istana Tanggapi Kerusuhan di Wamena: Kita Sangat Prihatin, Sungguh Prihatin
Polisi Masih Buru Pelaku Hoaks Rasisme Pemicu Rusuh di Wamena Papua
80 Mobil, 30 Motor, 150 Rumah dan Toko Rusak Akibat Kerusuhan di Wamena
Polisi: Korban Tewas Kerusuhan Wamena 22 Orang dan 1 Kritis
16 Orang Tewas saat Kerusuhan Wamena Akibat Terjebak dalam Ruko Dibakar