Polwan Jago Bela Diri dari Tanah Madura
Bripda Savira, Polisi Wanita (Polwan) bernama lengkap Bripda Savira Nanda Putriyani ini ternyata memiliki segudang prestasi dari jalur olahraga bela diri. Salah satu Kartini Indonesia kelahiran Pamekasan, 14 April 1998 ini merupakan anggota Satuan Lalu Lintas Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Keinginan untuk menjadi seorang polisi memang sudah cukup kuat tertanam dalam benak sejak kecil. Jalan menuju cita-cita pun dipupuk sejak dini. Karir sebagai atlet olahraga bela diri turut memuluskan jalan menuju institusi idaman.
Bripda Savira, Polisi Wanita (Polwan) bernama lengkap Bripda Savira Nanda Putriyani ini ternyata memiliki segudang prestasi dari jalur olahraga bela diri. Salah satu Kartini Indonesia kelahiran Pamekasan, 14 April 1998 ini merupakan anggota Satuan Lalu Lintas Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur.
-
Kapan cerita lucu tentang polisi yang menilang cewek bisa terjadi? Suatu hari ada operasi kendaraan bermotor yang dilakukan oleh polisi.Polisi: Selamat siang, bisa tunjukan SIM Anda?Cewek: Waduh hilang PakPolisi: Hah, hilang ke mana?Cewek: "Ndak tau, Pak. Sekarang suka ngilang-ngilang gak ada kabar. Mungkin udah bosan. Hiks hiks"
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Kapan pantun teka-teki menjadi menarik? Dengan tambahan pantun, membuat teka-teki yang diberikan jadi lebih menarik.
"Saya menyukai olah raga bela diri ini memang sudah sejak kecil. Sejak masih SD (sekolah dasar). Mulai (bela diri) sejak SMP," ujarnya membuka pembicaraan dengan merdeka.com.
Polwan yang baru menikah pada 25 Juni 2020 itu mengaku, menekuni olahraga beladiri ini karena selain untuk menunjang cita-citanya, juga terinspirasi dari sang ayah. Ia menyebut, sang ayah adalah atlet olahraga boxing.
"Tapi beliau belum pernah juara," ujarnya sembari tertawa kecil.
Pemegang sabuk hitam ini mengungkapkan, ketekunannya dalam latihan pun mulai merambah dunia kejuaraan. Berbagai lomba kejuaraan mulai dari tingkat lokal hingga nasional pun disatroninya.
Sederet piala dari berbagai kejuaraan pun dikantonginya. Mulai dari juara 1 kumite +59 Kg pi Kejurnas Polrestabes Surabaya 2017, juara 1 Kumite +68 Kg Under 21 Kejurnas Inkai Kalimantan Selatan 2018, juara 1 kumite +68 Kg Under 21 Pi Piala Marinir Open 2018. Lalu juara 1 kumite TNI Polri piala Marinir Open 2018, juara 1 Kejurda Inkae kumite +68 Kg Under 21 Pi Surabaya 2019, juara 1 kumite +68 Kg under 21 Pi piala Kostrad Batu 2019, juara 1 kumite +61 Kg TNI Polri Kostrad Batu, Juara 1 Porprov Jatim Kumita +68 Kg Pi, dan terakhir juara 3 kumite TNI Polri piala Wali Kota Open Championship 2019.
"Betul, saya peroleh (piala) itu dari berbagai kejuaraan," tegasnya.
Istri dari Daud Rahman ini mengaku, awal masuk Kepolisian dirinya lewat jalur umum. Seperti halnya peserta yang lain, ia harus berjuang keras untuk bisa sampai masuk sebagai anggota korps seragam coklat ini.
"Saya pakai jalur umum. Sama seperti (peserta) lainnya. Cuma, (prestasi olahraga) saya sertakan sebagai nilai tambah. Yang paling penting adalah restu orang tua," pungkasnya.
Lalu, bagaimana pandangannya tentang Kartini zaman sekarang, ia menyebut Kartini-Kartini zaman sekarang banyak yang sudah memiliki prestasi melebihi dirinya. Hal itu menunjukkan, jika apa yang dilakukan oleh ibu Kartini memperjuangkan wanita Indonesia, telah berhasil.
Sehingga, banyak wanita-wanita hebat yang sekarang ada di Indonesia. Namun ia menegaskan, meski memiliki karir, para Kartini zaman sekarang juga tidak boleh melupakan kodratnya sebagai ibu rumah tangga.
Dia menyebut, antara karir dan perannya sebagai ibu rumah tangga, dapat berbanding lurus dan saling menyelaraskan. Sehingga, apa yang diperoleh nantinya, dapat sama-sama maju dan berkembang.
"Tidak boleh berat sebelah. Misalnya, berat di karir, nanti rumah tangganya kocar-kacir. Kalau berat di rumah tangga, nanti karirnya ya begitu-begitu saja. Jadi sebagai Kartini zaman sekarang, memang harus selaras lah antara karir bagus dan peran sebagai ibu rumah tangga juga hebat," tutupnya.
Baca juga:
Pernah Jadi TKW, Ini Kisah Inspiratif Farida Nurhan yang Kini Jadi Miliarder
Kesaksian Calon TNI Wanita: Ditembaki & Dilempar Granat, Antara Hidup & Mati
6 Manfaat Menggunakan Bra Setiap Hari bagi Wanita, Simak Ulasannya
40 Kata-kata Wanita Tangguh yang Menginspirasi, Penuh Motivasi Hidup
3 Tips Jitu Wanita Kelola Keuangan Pribadi dan Hasilkan Uang