Potensi Ancaman Bahaya Gunung Merapi Diperkirakan Capai Radius 5 KM
Status Gunung Merapi dinaikkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Naiknya status Gunung Merapi ini berkaitan dengan peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Status Gunung Merapi dinaikkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Naiknya status Gunung Merapi ini berkaitan dengan peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menyebut dari data pemantauan terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Dari evaluasi data ini, kata Hanik, BPPTKG pun menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Merapi saat ini dapat berlanjut ke erupsi.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Bagaimana cara menjelajahi area sekitar Gunung Merapi? Lava Tour Merapi merupakan salah satu wisata Merapi yang menawarkan petualangan menyusuri area sekitar Gunung Merapi. Ada banyak agen wisata yang membuka Lava Tour Merapi. Biasanya paket Lava Tour Merapi berupa berkeliling area bekas letusan Merapi lengkap dengan Jeep dan pemandu.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
Hanik menuturkan bahwa ada sejumlah ancaman potensi bahaya dari Gunung Merapi. Di antaranya adalah guguran lava, lontaran material hingga awan panas.
"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 km," kata Hanik, Kamis (5/11).
Ada empat kabupaten yang berpotensi terdampak Gunung Merapi. Keempat kabupaten ini adalah Kabupaten Sleman yang berada di DIY serta Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten yang ada di Jawa Tengah.
Untuk wilayah prakiraan daerah bahaya di Kabupaten Sleman, DIY meliputi wilayah Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kabupaten Sleman. Daerah ini meliputi Padukuhan Kalitengah Lor (Kalurahan Glagaharjo), Kaliadem (Kalurahan Kepuharjo) dan Pelemsari (Kalurahan Umbulharjo).
Sedangkan untuk Kabupaten Magelang, Jawa Tengah prakiraan bahaya ada di Kecamatan Dukun. Meliputi Desa Ngargomulyo dengan Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar. Sementara untuk di Desa Krinjing meliputi Dusun Trayem, Pugeran, Trono. Sedangkan di Desa Paten meliputi Dusun Babadan 1 dan Babadan 2.
Di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah prakiraan terdampak berada di tiga desa di Kecamatan Selo. Yaitu Desa Tlogolele yang meliputi Dusun Stabelan, Dusun Takeran, Dusun Belang. Di Desa Klakah meliputi Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur. Selanjutnya di Desa Jrakah Jarak, Sepi.
Sedangkan di wilayah Klaten prakiraan bahaya ada Kecamatan Kemalang. Diantaranya meliputi wilayah Desa Tegal Mulyo yaitu di Dusun Pajekan, Canguk, Sumur. Di Desa Sidorejo yaitu di Dusun Petung, Kembangan, Deles. Terakhir di Desa Balerante meliputi Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang.
Terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengerahkan tim BPBD ke lokasi untuk siaga melakukan tindakan awal penanggulangan di Klaten, Boyolali dan Magelang. Pengiriman tim tersebut setelah meningkatnya status aktivitas Gunung Merapi menjadi level III atau Siaga.
"BPBD sudah bergerak ke Klaten karena sudah diperhitungkan arahnya erupsinya ke sana (Klaten). Tapi yang di Magelang dan Boyolali kami minta tetap siaga," kata Ganjar di Semarang.
Dia menyebut untuk tempat pengungsian, pihaknya sudah melakukan koordinasi BPBD dan Bupati Wali Kota daerahnya. Tempat pengungsian bisa memanfaatkan gedung sekolah yang masih kosong. Nantinya tempat pengungsian bagi warga yang terdampak erupsi diminta petugas memperhatikan protokol kesehatan mengingat ini masih pandemi Covid-19.
"Kami sudah pastikan tempat pengungsian sudah tersedia dengan baik. Jadi warga yang menempati tempat pengungsian dengan menerapkan jaga jarak, cuci tangan dan memakai masker. Selain itu memastikan logistik aman," ungkapnya.
Warga diminta tidak panik dengan peningkatan status siaga Merapi. Namun semuanya diminta tetap waspada guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Warga tidak usah panik, tapi tetap waspada. Saya kira masyarakat terdekat pasti sudah sangat paham soal ini, hanya kita tinggal bersama-sama saling mengingatkan dan saling memantau. Siapkan alat transportasi dan barang berharga agar bisa dibawa ke tempat pengungsian jika terjadi erupsi," ujarnya.
BPBD dan tim kebencanaan lain diminta terus memantau perkembangan Gunung Merapi agar bisa memberikan informasi sedini mungkin pada masyarakat. Seluruh peralatan peringatan dini atau early warning system (EWS) yang ada harus dihidupkan dan dipantau semuanya.
"Kalau yang tidak ada EWS-nya, maka yang sifatnya tradisional harus disiapkan. Saya minta seluruh aparatur pemerintahan sampai tingkat desa hingga RT RW yang ada di sana untuk siaga membantu warganya," jelasnya.
Baca juga:
BPPTKG Prediksi Karakter Erupsi Gunung Merapi Seperti Tahun 2006
Status Naik ke Siaga Level III, Begini Penampakan Terkini Gunung Merapi
Merapi Berstatus Siaga, Pemkab Klaten akan Tutup Lokasi Penambangan Pasir
Status Merapi Siaga, Sultan HB X Minta Masyarakat Tidak Perlu Panik
Berstatus Siaga, Wisatawan Diimbau Tidak Melakukan Kegiatan di Kawasan Gunung Merapi