PPATK Blokir Ratusan Rekening Panji Gumilang: Transaksinya Masif dan Besar Sekali
PPATK menegaskan, saat ini pihaknya masih memeriksa ratusan rekening Panji Gumilang.
PPATK Blokir Ratusan Rekening Panji Gumilang: Transaksinya Masif dan Besar Sekali
Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah memblokir 256 rekening milik pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang. Pemblokiran ini buntut dugaan transaksi mencurigakan.
"Iya (memblokir seluruh rekening terkait Ponpes Al-Zaytun). Dalam rangka proses analisis."
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, Kamis (6/7).
- PPATK Sudah Serahkan Dokumen Transaksi Mencurigakan Terkait Kasus Wamenkumham Eddy Hiariej ke KPK
- PPATK Temukan Transaksi Duit Capai Miliaran dari Rekening Pegawai KAI Tersangka Teroris
- PPATK Ungkap saat Masa Tenang Pemilu Banyak Aliran Uang Tidak Wajar
- Heboh Transaksi Jumbo Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang
This is source 2
Ia menegaskan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap rekening yang telah diblokir tersebut. Ivan hanya memastikan, transaksi di rekening Panji Gumilang sangat masif dan besar.
"Masih kami proses semua ya. Berkembang terus. (Nominal transaksi) Masif dan besar sekali."
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.
Sebelumnya, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang memiliki sebanyak 256 rekening dengan enam identitas. Hal itu diungkapkan oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
"Ya memang, 256 rekening atas nama Abu Totok Panji Gumilang, Abdusalam Panji Gumilang," kata Mahfud saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (5/7).
"Nama dia itu enam, ada Abu Toto, Panji Gumilang, Abdusalam, pokoknya enam lah. Dan dari situ semua ada dari 256 rekening atas nama dia."
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
merdeka.com
Mahfud mengendus ada dugaan transaksi mencurigakan yang masuk ke ratusan rekening itu. Maka dari itu, sedang didalami oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). "Kalau ada mencurigakan makannya diambil oleh PPATK, sekarang sedang diambil oleh PPATK. Agak mencurigakan," tandasnya.