PPKN Berbeda dengan Pendidikan Pancasila, Begini Penjelasan BPIP
70 Persen dari Pendidikan Pancasila muatannya yakni praktik
70 Persen dari Pendidikan Pancasila muatannya yakni praktik
PPKN Berbeda dengan Pendidikan Pancasila, Begini Penjelasan BPIP
Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi menegaskan, secara garis besar Pendidikan Pancasila berbeda dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).
"Dimana dalam penerapan BTU Pendidikan Pancasila muatannya terdiri dari materi kognitif 30 persen dan 70 persen praktik" ujar Prof Yudian saat menjadi pembicara kunci pada kegiatan Penguatan Jaringan Pendidikan Pancasila Melalui Penggunaan Buku Teks Utama Pancasila di Medan, Sumatera Utara, Jumat, (17/5).
Pendidikan Pancasila dinyatakan sebagai muatan wajib dalam kurikulum setiap jenjang pendidikan. Dalam rangka pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dengan demikian, implementasi BTU Pendidikan Pancasila yang menitikberatkan pada Pancasila dalam tindakan diharapkan dapat mampu mengokohkan para pelajar terhadap pengetahuan, keyakinan dan habituasi,” papar Prof Yudian.
Prof Yudian juga berharap, kegiatan tersebut dapat sarana untuk memaksimalkan pengimplementasian BTU Pendidikan Pancasila di setiap jenjang satuan pendidikan di Indonesia.
- BPIP Sebut BTU Pendidikan Pancasila Jangan Cuma sampai Kepala Dinas, Guru Harus Paham
- Kepala BPIP: BTU Pendidikan Pancasila Kunci Membentuk Karakter Pancasila Generasi Bangsa
- BPIP Dorong Warga Bikin Karya Ilmiah tentang Pancasila, Ini Manfaatnya
- BPIP Kenalkan BTU Pendidikan Pancasila, Ini Manfaat dan Tujuannya
Terlebih dengan melibatkan tenaga pendidik di lingkungan Sumatera Utara.
Menurut Suherman, Pendidikan Pancasila sangat diperlukan supaya ideologi negara kita kuat serta memiliki pengembangan pengetahuan, pengalaman dan strategis pembelajaran yang efektif.
Menurutnya, Sumatera Utara adalah Provinsi yang kaya akan keberagaman budaya, agama dan suku keberagaman. Ini adalah kekayaan yang harus dijaga dan dipelihara bersama melalui pendidikan Pancasila.
"Melalui Pendidikan Pancasila kita dapat membangun masyarakat yang inklusif toleran dan harmonis dengan demikian kita dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” tegas Suherman.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Prakoso menambahkan, BPIP terus berupaya menginternalisasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.
Salah satunya melalui BTU Pendidikan Pancasila.
"Upaya ini kita terus bekerja sama dengan berbagai sektor salah satunya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi", paparnya.
"Kita harapkan dengan dilaksanakannya BTU Pendidikan Pancasila ini, dapat meningkatkan keimanan, ketaqwaan, berkarakter Pancasila dan memiliki keterampilan,” ucapnya.