Preman-preman ini jadi galak gara-gara lapar
Kelaparan membuat sebagian orang melakukan segala cara demi mengisi perutnya.
Lapar memang terkadang terasa amat menyebalkan dan amat mengganggu. Sebab, saat kita merasakan lapar, pikiran menjadi hilang konsentrasi, bahkan bisa mengakibatkan hilang kendali.
Kelaparan membuat sebagian orang melakukan segala cara demi mengisi perutnya. Bahkan tak heran jika ada segelintir orang yang melakukan tindak kriminal demi makan, misal mencuri makanan orang atau mengamuk meminta makan kepada sejumlah orang.
Belum lama ini, seorang preman menghebohkan media sosial. Dirinya mengamuk di salah satu tempat makan karena kelaparan.
Lalu tingkah 'preman' seperti apalagi yang menjadi galak karena lapar? Berikut ulasannya:
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa itu Preeklamsia? Preeklamsia adalah kondisi serius yang bisa terjadi pada ibu hamil. Ini adalah gangguan tekanan darah tinggi yang biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang dimaksud dengan Pantarlih Pemilu? Pantarlih Pemilu adalah singkatan dari Panitia Pemutakhiran Data Pemilih. Pantarlih Pemilu memiliki peran penting dalam proses pemutakhiran data pemilih dalam rangka penyelenggaraan pemilu. Para anggotanya juga memiliki tugas penting selama proses Pemilu.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
Minta makan gratis, preman kelaparan mengamuk di McD Sarinah
Sekitar pukul 06.30 WIB, Monce Lily (41) selaku preman, mengamuk di gerai McDonald pusat perbelanjaan Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (16/10). Akibat ulahnya, salah satu pintu kaca dan beberapa jendela di gerai makanan siap saji tersebut pecah.
Menurut informasi yang dihimpun merdeka.com di lokasi kejadian, pria yang disebut-sebut asal NTT itu awalnya datang ke gerai untuk meminta makan dengan cara memalak. Saat kejadian, restoran yang buka 24 jam itu tengah sepi dan kebetulan hanya seorang pramuniaga bernama Apryan Cahyo (22) yang bertugas.
"Monce pun tiba-tiba menghampiri Apryan lalu bertanya 'mana yang jaga?' dengan nada keras sehingga membuat Apryan ketakutan. Lalu pria yang tinggal di kawasan Tanah Abang itu merusak alat kasir dengan cara membantingnya," cerita salah seorang sekuriti yang enggan menyebutkan namanya.
Dari penuturannya, Monce yang terkenal temperamental dan suka mabuk-mabukan itu melemparkan kursi dan meja ke arah Apryan. Akibatnya pelipis Apryan terluka.
"Pelaku terus membuat keributan dengan kembali melemparkan tempat sambal sauce ke arah meja order, lalu merusak pintu kaca hingga pecah," lanjut dia.
Tak lama berselang, petugas kepolisian datang dan mencoba menenangkan Monce. namun dia justru mengeluarkan sebilah golok.
"Karena melawan, polisi akhirnya terpaksa menangkapnya saat Monce hendak kabur dan dibawa ke Polsek Menteng," tutupnya.
"Banyak warga yang takut melapor karena dia memang suka mengancam warga dengan senjata tajam," terang Kanit Reskrim Polsek Menteng, AKP Ridwan ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (16/10).
Polsek Menteng pun akhirnya menciduk Monce setelah berbuat onar. Monce pun kini mendekam di ruang tahanan Polsek Menteng. Dia terancam dijerat pasal 170 tentang Pengerusakan fasilitas publik dan pasal 351 tentang Penganiayaan dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara.
Ridwan pun mengimbau bagi warga Menteng yang menerima ancaman baik itu dalam bentuk psikis maupun fisik agar segera melapor. "Kami akan secepatnya merespon dan segera menangkap pelakunya," tandas Kanit Reskrim Polsek Menteng, AKP Ridwan.
Butuh duit buat makan, 2 pengamen cilik nekat mencuri di toko emas
Hendak mencuri di toko emas di Jalan Blauran, Surabaya, dua pengamen jalanan babak belur dihajar massa. Percobaan pencurian ini, dilakukan Choirul Anam (19), asal Nganjuk, Jawa Timur dan Doni, yang berhasil lolos dari kejaran warga.
Menurut Kapolsek Tegalsari, Kompol Satria Permana, Kamis (21/5) lalu, sekitar pukul 01.00 WIB, dua pelaku mendatangi lokasi kejadian. "Kedua tersangka memanjat toko menggunakan kursi kemudian memecah kaca toko dengan pecahan porselen atau tegel," terang Satria di Mapolsek Tegalsari.
Warga yang mendengar bunyi pecahan kaca dan melihat kursi serta sendal jepit yang tertinggal, curiga dan mengumpulkan warga yang lain untuk membekuk kedua tersangka. "Sebelum berhasil menjarah emas-emas yang ada di Toko Emas ABC Jalan Balauran, warga menyergap kedua tersangka," lanjut Satria.
Namun, kedua tersangka kabur. Tersangka Choirul berlari memanjat rumah warga dan bersembunyi dalam kamar mandi. Sedang Doni berhasil lolos. "Warga yang mengetahui persembunyian tersangka lalu mendobrak kamar mandi dan menyeret tersangka serta menghajarnya."
Beruntung, ada petugas yang datang dan dengan cepat mengamankan tersangka yang sudah babak belur dihajar warga. "Tersangka sudah kita amankan, sedangkan rekannya (Doni) masih kita buru," ucapnya.
Di hadapan petugas, Choirul mengaku baru satu bulan tinggal di Surabaya dan tidur di sekitar Stasiun Pasar Turi. "Sehari-hari saya ngamen sama Doni. Saya ke Surabaya niatnya cari kerja, karena belum dapat, jadi ngamen dulu," aku pemuda lulusan SD itu.
Namun, karena hasil mengamen tidak cukup untuk makan, Choirul dan Doni nekat hendak mencuri emas di Toko Emas ABC, Jalan Blauran. "Saya nyuri baru pertama, dan belum dapat apa-apa ketahuan warga, terus saya lompat turun, lari melompat pagar rumah terus melompat lagi ke atap rumah dan sembunyi di kamar mandi. Doninya berhasil lari, sayanya ketangkap warga," akunya lagi.
Atas perbuatannya itu, tersangka dijerat pasal percobaan pencurian, yaitu Pasal 53 junto Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara.
Mahasiswa culik siswi SMP dan minta uang tebusan buat makan
Seorang siswi yang masih duduk di bangku kelas tiga SMP di Ciledug, Kota Tangerang diculik mahasiswa. Selama dalam penculikan dengan waktu enam hari, pelaku membawanya ke tiga kota, yakni Temanggung, Wonosobo dan Purwokerto Jawa Tengah.
Pelaku yang bernama Akar alias Gintala Lugaska (28) mengaku mahasiswa semester lima perguruan tinggi swasta di Yogyakarta itu pun berhasil dibekuk Satreskrim Polres Metro Tangerang di salah satu rumah makan di Purwokerto sekitar pukul 22.00 WIB.
Menurut Kasatreskrim Polres Metro Tangerang Kota AKBP Sutarmo,kasus penculikan ini berawal dari laporan ibu korban, Melda ke Polsek Ciledug. Dalam laporannya, ibunda korban I itu mengaku hilang. Namun, setelah diselidiki ternyata siswi SMP kelas tiga itu dibawa lari oleh pria yang dikenalnya lewat Facebook. "Pria yang membawa kabur itu meminta uang tebusan sebesar Rp 700 ribu," jelasnya.
Karena kasusnya sudah menjurus ke penculikan akhirnya, Satreskrim Polres Metro Tangerang mengambil alih penanganan perkara ini dari Polsek Ciledug. "Kami tugaskan 5 anggota Buser melacak pelaku menggunakan IT dan keberadaan tersangka berhasil dideteksi," jelasnya.
Kepada petugas, pelaku mengaku uang itu untuk biaya makan. "Uang itu untuk biaya makan pak, kalau habis saya akan minta lagi," ucap tersangka yang badannya penuh tato itu.
Melda yang merupakan janda itu mengaku berterima kasih kepada polisi yang berhasil membawa putri bungsunya itu dengan selamat."Saya mengucapkan terima kasih kepada pak polisi, ini anak saya paling kecil, semua anak saya perempuan," ucapnya.
Kelaparan tengah malam, tak punya uang Dedi curi kotak amal
Dedi Permana Putra Arief, seorang taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Kota Semarang, Jawa Tengah, bonyok dihajar warga yang memergokinya menggondol kotak amal di Masjid Nurul Huda di Jalan Hasanudin, Semarang Utara.
Aksi pencurian yang dilakukan taruna tingkat III di sekolah pelayaran itu terjadi pada Senin (3/11) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari kemarin. Dedi nekat nyolong kotak amal lantaran kelaparan usai bangun tidur.
"Jadi, saat itu saya habis bangun tidur di sebuah warnet. Saya bangun pukul 01.30 WIB malam dan terasa lapar tadi kebetulan enggak punya uang," kata pria 22 tahun itu, saat dibawa petugas ke Mapolrestabes Semarang, Jawa Tengah.
Saking laparnya, Dedi kemudian jalan-jalan dan tak jauh dari lokasi warnet. Dia lalu melihat Masjid Nurul Huda dalam kondisi sepi. Ketika itu, dia hanya melihat ada seorang warga terlelap tidur di serambi masjid. "Karena kondisinya sepi, saya langsung masuk ke dalam masjid. Di situ, saya lihat ada satu kotak amal berukuran sedang lalu saya gotong keluar melalui pintu belakang masjid," ujarnya.
Namun, aksi Dedi mencuri kotak amal tersebut ternyata tepergok warga yang kebetulan ada di belakang masjid. Warga yang memergoki ulahnya langsung menghajarnya berulang kali. "Sempat saya bawa ke belakang masjid tapi ketahuan warga dan dipukuli di bagian muka. Hidung saya berdarah saat ditonjok beberapa kali," kata taruna Jurusan Teknik asal Ambarawa itu.
Usai bonyok dihajar warga, pelaku lantas digiring ke kantor polisi terdekat. Dari tangan pelaku, petugas mengamankan kotak amal yang telah dicongkel gemboknya berisi uang sekitar Rp 300 ribu. Saat ini petugas tengah mendalami modus maling kotak amal tersebut.
Pria ini tega bunuh anak dan istrinya karena lapar
Seorang lelaki asal Korea Utara dilaporkan tega membunuh dan memakan kedua anaknya sendiri lantaran menderita kelaparan. Pria tidak disebutkan identitasnya itu akhirnya dihukum mati oleh tentara pemerintah.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Ahad (27/1), lebih dari sepuluh ribu orang dilaporkan tewas setelah bencana kelaparan menyerang Provinsi Hwanghae Utara dan Provinsi Hwanghae Selatan. Kematian ribuan warga ini dipercaya lantaran semakin meningkatnya insiden kanibalisme.
Cerita menakutkan ini muncul setelah warga dilanda bencana kelaparan sebab lahan pertanian yang menjadi sumber kehidupan penduduk mengalami kekeringan. Kejadian ini turut diperparah setelah pemerintah menyita persediaan bahan makanan mereka.
Wartawan dariAsia Press,Jiro Ishimaru, yang sedang melakukan penyamaran dan penyelidikan terkait masalah ini mengatakan seorang lelaki bahkan sampai menggali kuburan cucunya sendiri dan memakan daging yang masih tersisa. Sementara yang lain tega merebus anaknya untuk dijadikan makanan.
Seorang penduduk desa tidak disebutkan namanya mengatakan tujuh bulan lalu memang ada insiden kanibalisme di desanya. Dia menyebut seorang lelaki telah membunuh dan memakan kedua anaknya sendiri. Pria ini akhirnya ditembak mati oleh tentara pemerintah.
Dia menjelaskan lelaki itu membunuh anak pertamanya yang seorang perempuan saat istrinya sedang pergi. Pria ini kemudian membunuh anak keduanya lantaran telah melihat kejadian pembunuhan itu. Lanjutnya, ketika istri lelaki itu pulang, pria ini mengatakan mereka mempunyai daging. Namun, istrinya mulai curiga dan menghubungi polisi saat dia mengetahui anaknya tidak ada. Polisi akhirnya menemukan tubuh kedua anak itu dalam kondisi sudah terpotong-potong.
Ishimaru mengatakan dia telah mengumpulkan 12 laporan dari hasil penyelidikan terkait masalah ini. "Dari laporan-laporan ini yang paling mengejutkan saya adalah adanya sejumlah kesaksian menyebut banyaknya kanibalisme," tutupnya.
Kelaparan, buronan keluar dari persembunyian & minta makan ke warga
Rudi Salam (19) tidak mampu menahan rasa laparnya. Pemuda ini nekat keluar dari persembunyian untuk meminta makanan, padahal dia berstatus buronan polisi.
Keberanian Rudi muncul ke publik harus dibayar mahal. Dia ditangkap personel Polsek Bangun di dekat perkebunan Bandar Huluan, Simalungun, Sumut.
Informasi dihimpun, Rudi merupakan tersangka pencurian sepeda motor. Dia diburu polisi setelah menggondol Yamaha Vixion dari rumah seorang bidan di Titi Besi, Nagori Silau Malela, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun, beberapa waktu lalu.
Penangkapan Rudi berawal berawal saat dia keluar dari persembunyiannya di tengah perkebunan. Pemuda ini kelaparan sehingga mendatangi warga dan minta makanan. Dia tidak punya uang untuk membelinya.
Warga yang mengenali Rudi langsung menghubungi polisi. Personel Polsek Bangun pun datang ke lokasi dan meringkusnya.
"Saat ini tersangka masih kita periksa. Dia mengaku mencuri bersama rekannya Rudi dan Rendi. Kasusnya terus kami kembangkan," kata Kanit Reskrim Polsek Bangun Ipda Arwanda.