Prestasi-Prestasi Membanggakan Anak Papua
Anak-anak muda Papua meraih prestasi membanggakan. Berikut pemuda Papua berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia
Anak-anak muda Papua punya banyak prestasi membanggakan. Mereka mampu mengharumkan nama Papua dan Indonesia di mata dunia. Tak hanya itu, mereka juga mendapat penghargaan internasional.
Berikut anak-anak muda Papua yang berprestasi dan berhasil membanggakan nama Indonesia:
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Kapan NASA berencana meluncurkan pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir? NASA punya tujuan untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir, yang dikenal sebagai DRACO (Demonstration Rocket for Agile Cislunar Operations) pada akhir 2025 atau awal 2026.
-
Kapan Pratiwi Sudarmono terpilih untuk misi NASA? Sosok inspiratif ini bernama Pratiwi Sudarmono, yang pada Oktober tahun 1985 terpilih oleh badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
Vanda Korisano dan Martha Itaar
Dua mahasiswi Papua Barat, Vanda Korisano dan Martha Itaar punya mimpi menjadi pilot. Impian keduanya mulai memiliki titik terang ketika mendapat beasiswa dari dana Otonomi Khusus (Otsus) pemerintah propinsi Papua yang menempuh pendidikan di Nelson Aviation College, Selandia Baru, sejak 2014.
Kini keduanya berhasil mengejar mimpi menjadi pilot wanita pertama dari Papua di maskapai terbesar Indonesia, Garuda Indonesia per Juni 2019. Vanda diterima sebagai pilot di Garuda Indonesia, sedangkan Martha diterima di Citilink.
Vanda dan Marta yang tiba di Selandia Baru pada tahun 2014, tercatat pernah mendapatkan penghargaan sebagai penerbang terbaik sepanjang tahun untuk mahasiswa internasional (Best all round flying performance for international students). Mereka mendapatkan sertifikasi berupa; Private Pilot License, Commercial Pilot License dan Multi Engine Instrument Rating.
Setelah lulus dari Selandia Baru pada awal Januari 2018, mereka memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Penerbangan Ganesha, Jakarta. Di sini, mereka mendapatkan sertifikasi Indonesian DGCA Pilot License. Pada Juni 2019, kerja keras dan perjuangan mereka akhirnya terbayarkan, mimpinya untuk menjadi pilot maskapai terbesar Indonesia, Garuda Indonesia terpenuhi.
Bob Royend Sabatino Kaway dan Thinus Lamek Yewi
Bob Royend Sabatino Kaway dan Thinus Lamek Yewi berhasil mewakili Indonesia setelah berhasil masuk tim penelitian NASA pada Maret 2016. Saat itu mereka bersekolah di SMA Advent Doyo Baru kelas XII, di Distrik Waibu, Desa Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, Papua.
Bob dan Thinus berhasil menjadi bagian dari tim peneliti NASA saat Dinas Pendidikan berkunjung ke sekolah dan menyeleksi anak-anak untuk bisa bergabung dalam tim penelitian NASA. Kesempatan ini tak dilewatkan Bob dan Thinus. Mereka mengikuti seleksi awal di Dinas Pendidikan Jayapura.
Mereka bergabung dalam tim Padi. Bob dan Thinus meneliti apakah padi bisa tumbuh di luar angkasa. Kemudian ide mereka dicanangkan oleh para ahli dan Dinas Pendidikan.
Septinus George Saa
Septinus George Saa berhasil menjuarai kompetisi dunia, yaitu First Step to Nobel Prize dalam Fisika pada tahun 2004 saat masih SMA. Kemudian ia melanjutkan studi dengan gelar sarjana dalam bidang Aerospace Engineering di Florida, Amerika Serikat setelah lulus SMA.
Tak sampai di situ, George melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 teknik material di Inggris. Motivasinya, agar ia bisa menularkan keberhasilannya untuk anak-anak Papua lainnya. Selain itu, George ingin dalam tiga sampai lima tahun ke depan ada institusi riset di Indonesia untuk "menggabungkan teknik dirgantara dengan teknik mesin" yang ia pelajari.
George juga ingin menggratiskan pendidikan sekolah dasar di Papua. "Menurut saya, sekolah dasar harus digratiskan, anak sekolah dijemput tiap hari pulang perginya. Makanan siang di kasih gratis di sekolah, dan program pembimbingan khusus disediakan untuk ketrampilan khusus. Ini untuk SMP-SMA," kata George.
Alvionita Kogoya
Alvionita Kogoya, pemudi asal Nduga, Papua, berhasil meraih medali perunggu dalam World Mathematics Team Championship (WMTC) tahun 2014 yang digelar di China, saat duduk di bangku SMP. Kecerdasannya di bidang matematika ia tunjukkan melalui beragam juara lomba tingkat nasional dan internasional.
Nita sempat mengaku kurang pandai dalam akademik saat SD. "Dari Pemda Nduga jadi diambil anak-anak yang kurang bisa pelajaran, terus saya dibawa ke Tangerang ke Surya Institute, diajar," ujar Nita.
Di sekolah itu, Nita belajar mulai pukul 07.00 hingga 17.00 wib. Lalu dilanjutkan pelajaran khusus matematika pukul 19.00 wib hingga selesai.
(mdk/has)