Pria di Solok hantam kepala mertua untuk kuasai perhiasan Rp 63 juta
Usai kejadian, sebut Imran, pelaku berhasil melarikan diri ke Kota Solok. Namun hanya enam jam berselang, polisi yang sudah mengetahui posisi PH kemudian menangkap.
Akibat tidak bisa menahan nafsu dan tergiur dengan perhiasan yang dikenakan mertuanya, seorang pria paruh baya berinisial PH (40) nekad melakukan pencurian dengan memukul mertuanya, W (65) dengan kayu sepanjang satu meter.
Usai melakukan pemukulan tersebut, pelaku berhasil menggasak emas seberat 46 gram atau setara dengan Rp 63 juta milik sang mertua pada Jumat (8/6) pagi usai ibadah salat subuh pada pukul 05.45 WIB.
-
Bagaimana bentuk Sodong Congkok? Batu ini sepintas bentuknya mirip atap rumah dengan bentuk bidang yang rata. Batu ini juga disebut kokoh, dan tidak akan roboh. Di bagian dalamnya terdapat mirip gua, dengan sedikit menyerupai ruangan. Di pinggiran bebatuan itu juga dipenuhi rerumputan.
-
Kapan permukiman Solnitsa muncul? Solnitsa, berarti pabrik garam, merupakan permukiman prasejarah dikelilingi benteng yang muncul sekitar tahun 4000 hingga 4200 SM selama periode Kalkolitik (Zaman Tembaga).
-
Di mana Soe Hok Gie meninggal? Detik-detik meninggalnya Soe Hok Gie terjadi pada tanggal 16 Desember 1969 di Gunung Semeru, Jawa Timur.
-
Kapan Soimah menikah? Soimah atau yang akrab disapa Mae telah menikah dengan Herwan Prandoko atau Koko sejak tahun 2002.
-
Apa yang dialami oleh Solihin? Seorang pria di Kampung Cijeler Kidul, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Garut, mengalami kondisi langka. Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga.
-
Apa itu Sodong Congkok? Menurut Uday, batu ini disebut Sodong Congkok dan memiliki cerita yang dikenal oleh masyarakat sekitar. Asal usul penamaannnya berasal dari istilah Sodong yang artinya tempat atau rumah, sedangkan Congkok merupakan hewan kucing yang berasal dari hutan.
"Akibatnya, korban menderita cidera yang cukup parah di kepala bagian belakang dan dilarikan ke RSUD Solok," ucap Kapolres Sijunjung AKBP Imran Amir saat dihubungi merdeka.com melalui sambungan telepon genggam.
Usai kejadian, sebut Imran, pelaku berhasil melarikan diri ke Kota Solok. Namun hanya enam jam berselang, polisi yang sudah mengetahui posisi PH kemudian menangkap.
"Namun karena yang bersangkutan melawan polisi, tim di lapangan memberikan tembakan di bagian kaki pelaku. Saat ini, baik pelaku maupun barang bukti sudah kami sita," tutup mantan Kasubdit 3 Tipikor Dit Reskrimsus Polda Sumbar tersebut.
Baca juga:
Identitas pelaku pembacokan mahasiswa UGM belum diketahui, polisi cek CCTV
Pulang SOTR, mahasiswa UGM tewas dibacok orang tak dikenal
Dituding selingkuh dengan tukang becak langganan, RM dihajar suami
Aniaya warga, anggota geng motor di Sukabumi ditembak polisi
Palak dan pukul pemotor dengan helm, pemuda di Bali ditangkap polisi
Liput bentrok suporter Persebaya dengan Persija, wartawan dikeroyok