Prihatin Pembakaran Polsek Ciracas, Kopral Bagyo Ajak Prajurit TNI Tak Terhasut Hoaks
Lama tak terdengar kabarnya, Kopral Kepala Cpm (Purn.) Partika Subagyo Lelono atau lebih dikenal dengan Kopral Bagyo kini kembali muncul. Namun bukan dengan aksi unjuk kekuatan atau keterampilan seperti biasanya.
Lama tak terdengar kabarnya, Kopral Kepala Cpm (Purn.) Partika Subagyo Lelono atau lebih dikenal dengan Kopral Bagyo kini kembali muncul. Namun bukan dengan aksi unjuk kekuatan atau keterampilan seperti biasanya.
Pria kelahiran Banyuwangi 14 Desember 1963 itu mengaku prihatin dengan kasus perusakan Polsek Ciracas dan Pasar Reno yang dilakukan oleh puluhan oknum TNI, belum lama ini. Lewat aksinya ia mengajak prajurit TNI dan Polri agar tidak mudah terhasut oleh penyebar informasi hoaks.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang diklaim dalam berita hoaks tentang kasus Vina Cirebon? Berita tersebut dibagikan oleh akun Facebook dengan nama Novita Erna Kreator, Uda Dedi, dan Pak Tri. Ketiga akun tersebut membagikan tangkapan layar sebuah video di Youtube berjudul “Duakui Salah Tangkap!! Egi Palsu Resmi Di Lepas, Hotman Paris & Ibu Putri Turun” yang diunggah oleh akun Media Populer.
-
Siapa yang membantah berita tentang dugaan korupsi Prabowo Subianto? Yusril Ihza Mahendra yang membantah seluruh isi terkait laporan tersebut.
-
Apa yang dikawal ketat oleh Polresta Pekanbaru? Personel Polresta Pekanbaru mengawal ketat pendistribusian logistik berupa surat suara Pemilu 2024.
-
Apa yang dilakukan Polda Bali untuk menindaklanjuti berita hoaks tersebut? Penelusuran "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Sibercrim Ditreskrimsus Polda Bali, untuk melacak akun tersebut," katanya.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
Aksi pria yang terakhir berdinas di Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta ini dilakukan di Plaza Manahan, Senin (31/8). Kopral Bagyo membentangkan 2 poster yang bertuliskan 'Tangkal berita hoax, prajurit TNI-Polri wajib memiliki naluri intelijen' dan 'Hukum setimpal perusak aset negara, TNI-Polri tetap solid'.
"Saya mewakili masyarakat dan mantan TNI, prihatin dengan pengrusakan. Gara-gara berita hoaks kerukunan hampir pecah, kerukunan kacau balau gara-gara satu orang. Sebagai mantan prajurit, saya mengimbau agar prajurit TNI-POLRI memiliki naluri intelijen," ujarnya.
Warga Kadipiro Solo itu juga mengimbau prajurit TNI-Polri tidak mudah terhasut dan menelan informasi begitu saja.
"Kerukunan sudah dibuat pimpinan kita, Panglima TNI dan Kapolri sudah baik, jangan dirusak gara-gara satu orang ini yang menipu temannya," tandasnya.
Akibatnya, lanjut Bagyo, teman dan atasan pelaku hoaks mendapatkan hukuman berat. Kondisi tersebut tentu juga berimbas pada keluarga.
Dalam aksi tersebut, Kopral Bagyo juga mengajak sejumlah anggota Brimob dan Sabhara yang sedang BKO di Polresta Surakarta. Para petugas keamanan tersebut diajak lomba panco melawan dirinya. Yang kalah, mendapat hukuman untuk menggendong lawan.