Produksi Padi Jateng 9,7 Ton, Ganjar Tegaskan Tak Perlu Beras Impor
Ganjar menjelaskan, Jateng sendiri memiliki lumbung beras besar yang berada di Kabupaten Sragen dengan luas panen 131,9 ribu hektare dan 805,8 ribu ton produksi gabah kering giling (GKG).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan Provinsi Jateng tak perlu menerima beras impor dari pusat. Sebab, menurut dia, produksi padi Jateng merupakan salah satu yang paling besar di Indonesia.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi dan beras Jateng merupakan yang terbesar ke-2 di Indonesia pada 2022. Produksi padi Jateng mencapai 9,7 juta ton, beras 5,5 juta ton, serta luas panen 1,7 juta hektare.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Mengapa Ganjar Pranowo bertemu dengan para petani bawang merah di Brebes? Dalam kunjungannya, Ganjar melakukan diskusi singkat untuk mendengarkan curhatan dan keluhan para petani.
-
Apa yang menjadi ciri khas fisik Ganjar Pranowo? Ganjar Pranowo merupakan salah satu calon presiden yang akan mengikuti kontestasi pemilihan presiden Indonesia 2024. Salah satu hal yang menjadi ciri khasnya secara fisik adalah rambut putih yang berkilau.
"Sampai hari ini (stok beras) masih (aman). Beras kita juga piknik, beras kita juga pergi ke mana-mana karena kita penghasil yang cukup tinggi," kata Ganjar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Senin (26/12).
Ganjar menjelaskan, Jateng sendiri memiliki lumbung beras besar yang berada di Kabupaten Sragen dengan luas panen 131,9 ribu hektare dan 805,8 ribu ton produksi gabah kering giling (GKG).
Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah pusat tidak perlu memberikan beras impor ke Jateng. Pemerintah pusat sendiri sudah memutuskan untuk memperkuat stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang ditargetkan sebanyak 1,2 juta ton pada akhir tahun 2022.
"Maka kemarin ada yang protes, mudah-mudahan sih BULOG akan bisa mengendalikan, Badan Pangan Nasional juga mengendalikan, Kementerian Perdagangan (Mendag) mengendalikan, ya Jawa Tengah ngga perlu ya (impor beras) jangan sampai masuk," kata Ganjar.
"Kemarin Sragen yang menyampaikan ke saya jangan masuk. Terus para pedagangnya protes, kan yang di Sragen juga lumbung ya. Maka betul-betul, tolong ditahan. Bisa dimasukkan ke daerah-daerah yang lebih membutuhkan," sambungnya.
Dalam rapat bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Tim Pengendali Inflasi (TPI), Ganjar menyebut inflasi di Indonesia masih aman. Ganjar mengatakan, supply dan harga pangan masih terkendali.
"Alhamdulillah tadi dari arahan Pak Mendagri seluruh pemangku kepentingan logistik, termasuk pangan di dalam sampai dengan hari ini evaluasinya bagus dan ada yang naik turun naik turun, masih dalam kendali kita supply-nya bagus, laporan di lapangannya masih bagus," katanya.
Sebelumnya, Ganjar telah mengkritisi rencana impor beras pemerintah pusat. Ganjar mengatakan, rencana tersebut mesti dikaji ulang dengan pertimbangan jerih payah petani lokal.
"Ketika petani hari ini menanam, pertimbangkanlah jeri payah mereka. Jangan sampai nanti beras impornya masuk, petani pas panen harganya jatuh lagi," kata Ganjar.
(mdk/ray)