Produsen miras oplosan di Yogyakarta berkali-kali ditangkap polisi
Semakin sering ditangkap, mereka semakin lihai menyimpan miras supaya tidak diketahui petugas saat dirazia.
Seorang produsen miras oplosan di Sayegan, Sleman yang menyebabkan 21 warga Yogyakarta tewas ternyata sudah berkali-kali ditangkap polisi. Sayangnya, selama ini pelaku hanya dikenakan hukuman tindak pidana ringan (tipiring) dan denda kecil.
Kasat Sabhara Polres Sleman, AKP Karjiman mengatakan kepolisian sampai bosan dengan pelaku yang itu-itu saja. Meski sudah dihukum, namun tidak pernah jera.
"Yang di Sayegan saya sudah berapa kali tangkap, dua sampai tiga kali sudah. Tapi setelah itu jualan lagi, hanya berhenti sebulan, setelah itu jualan lagi," kata Karjiman usai rapat koordinasi dengan DPRD DIY terkait kasus miras oplosan, Rabu (10/2).
Dari pengamatannya, biasanya para penjual miras jika sudah ditangkap kemudian mencari modus penjualan yang baru. Semakin sering ditangkap, mereka semakin lihai menyimpan miras supaya tidak diketahui petugas saat dirazia.
"Pertama disimpan di rumah. Setelah ditangkap, disimpan di ladang, setelah terungkap, mereka jualan pakai motor, enggak di rumah lagi. Ini yang membuat kita makin sulit," ungkapnya.
Selain modus yang semakin sulit, ada juga beberapa penjual yang memproduksi berdasarkan pesanan. Miras disimpan di tempat rahasia dan baru diambil ketika ada pesanan melalui komunikasi telpon dan pesan singkat.
"Ada yang modalnya SMS dulu, lalu ketemuan di lokasi yang sudah disepakati. Antara penjual dan pembeli sudah berjejaring dan saling kontak. Semakin sulit untuk kita lacak. Ada juga yang modelnya seperti jualan pakai motor keliling," tambahnya.
Untuk mengantisipasi adanya kasus serupa, Polres Sleman pun akan melakukan razia miras setiap hari. "Kami razia tiap hari. Ada laporan kami langsung tindak lanjuti. Kami ingatkan masyarakat jika miras oplosan ini berbahaya, jangan mengonsumsi," tandasnya.
Baca juga:
Tewasnya 21 warga DIY karena miras oplosan masuk kejadian luar biasa
Fakta mengerikan korban miras oplosan
Miras oplosan tewaskan 26 orang, DPRD DIY ajak warga minum jamu
Pabrik rumahan miras oplosan beromzet Rp 1,5 miliar digerebek polisi
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Apa tugas utama Balai Yasa Yogyakarta? Tugas pokoknya hanya melayani overhaul lokomotif.
-
Apa tujuan utama dibentuknya Askar Perang Sabil (APS) di Yogyakarta? Tujuan dibentuknya pasukan ini adalah membantu TNI dalam melawan musuh serta melandaskan perjuangan sesuai dengan ajaran Islam yang menyeru untuk berjuang di jalan Allah SWT.
-
Apa yang dinikmati oleh Kasad dan keluarganya di Yogyakarta? Saat sampai di Yogyakarta, ketiganya langsung menikmati kuliner khas kota tersebut. Mereka tampak datang dan menikmati sajian khas dari Yogyakarta yaitu Gudeg.
-
Siapa saja yang ikut membentuk organisasi Askar Perang Sabil (APS) di Yogyakarta? Di Yogyakarta, para ulama yang sebagian besar berasal dari kalangan Muhammadiyah membentuk sebuah organisasi kelaskaran bernama Askar Perang Sabil (APS).