Profil Ponpes Al-Zaytun yang Digeruduk Ribuan Massa karena Dianggap Menyimpang
Ponpes Al-Zaytun diduga menjalankan ajaran menyimpang.
Ma'had Al-Zaytun atau Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun digeruduk ribuan massa. Masyarakat menduga, Ponpes Al-Zaytun menjalankan ajaran menyimpang.
Beberapa bulan lalu, Ponpes Al-Zaytun jadi buah bibir masyarakat. Sebab, mereka melaksanakan salat yang tak biasa.
-
Bagaimana Pondok Pesantren Al Hamdaniyah Siwalanpanji mempersiapkan para santrinya? Mereka juga dibekali kemampuan bahasa Arab dan Inggris melalui keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) Bahasa yang berada di lingkungan ponpes.
-
Keajaiban apa yang terjadi pada santri Pesantren Buntet tersebut? Yang lebih mengejutkan, saat Kiai Abbas tengah berdoa, tiba-tiba terdengar suara dari jenazah yang meminta agar tidak dikuburkan."Ya kiai, saya masih hidup, tolong jangan dikuburkan," kata jenazah tersebut.
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Siapa santri Pesantren Buntet yang mendapatkan keajaiban itu? Saat membuka kain kafan, Kiai Abbas sangat terkejut karena jenazah tersebut adalah salah satu santri dari Pesantren Buntet.
-
Apa yang diajarkan oleh Syeikh Musthafa kepada santri di pondok pesantren? Dengan jiwa pedagangnya yang begitu tinggi, Syeikh Musthafa juga mengajarkan soal pengusaha, pedagang, dan petani. Uniknya, ajaran dan pendekatannya ini sangatlah jauh berbeda ketimbang ponpes atau ulama-ulama lainnya.
Dalam video beredar, Ponpes Al-Zaytun membuat saf salat berjarak seperti sedang berbaris. Selain itu, jemaah perempuan dan laki-laki dicampur. Bahkan, perempuan bisa melaksanakan salat pada saf terdepan.
Melansir dari berbagai situs, ponpes yang berada di Indramayu, Jawa Barat ini tergabung dalam Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) sejak 1 Juni 1993.
Pembangunan ponpes ini dimulai pada 13 Agustus 1996 yang dilanjutkan pelaksanaan pembelajaran pada 1 Juli 1999. Kemudian, pada 27 Agustus 1999 ponpes tersebut diresmikan oleh Presiden RI ketiga, B.J. Habibie.
Washington Times pada 29 Agustus 2005 menyatakan Ponpes Al-Zaytun sebagai pesantren terbesar di Asia Tenggara karena berdiri di atas lahan lebih dari 1.200 hektar.
Prinsip Ponpes Al-Zaytun
Sejak pendiriannya hingga kini, terdapat moto yang digunakan yaitu Al-Zaytun pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian menuju masyarakat sehat, cerdas, dan manusiawi.
Adapun, jenjang pendidikan di Ponpes Al-Zaytun menggunakan sistem pendidikan satu pipa (one pipe education system) dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Namun, terdapat juga pendidikan nonformal yang diselenggarakan di dalam ponpes ini.
Sementara, landasan pembelajarannya yaitu 'pesantren spirit but modern system' dengan mengombinasikan kereligiusan, teknologi informasi dan sains, olah raga, seni, budaya, dan pertanian.
Lalu, biaya pendidikan tingkat MI di Ponpes Al-Zaytun dikenakan tarif Rp7.555.000 untuk kelas 1. Semakin tinggi kelasnya semakin mahal biayanya hingga menyentuh Rp8.537.000 untuk kelas 6.
Menariknya, biaya pendidikan tingkat MTs memiliki skema yang berbeda sesuai dengan angsuran yang dipilih dan menggunakan dollar US. Jika langsung lunas untuk tiga tahun maka dikenakan USD 3.500 (atau setara Rp52.309.250) + Rp4.229.000. Jika membayar tahunan dikenakan Rp15.604.000.
Terlepas dari biayanya yang mahal, ponpes ini sejak dahulu seringkali menimbulkan kontroversi di masyarakat. Mulai dari keterkaitannya dengan Negara Islam Indonesia (NII) hingga dugaan mengizinkan santri berzina.
MUI Jabar Bentuk Timsus Selidiki Ponpes Al-Zaytun
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menyikapi banyaknya kabar miring terkait Ponpes Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. MUI akan membentuk tim menyelidiki aktivitas pesantren itu.
Tim terdiri dari MUI, Pemprov Jabar, Polda Jabar hingga Kodam III Siliwangi sesuai hasil rapat yang berlangsung sepekan lalu. Hanya saja, belum ada kepastian kapan tim dibentuk dan bekerja.
"Kesimpulannya mau membentuk tim khusus," kata Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar, Kamis (15/6).
Beberapa hal yang akan diselidiki adalah kurikulum pendidikan yang digunakan lembaga Al-Zaytun. Lalu, dugaan pelecehan seksual hingga sumber operasional pesantren.
Rafani mengakui ada indikasi kesesatan yang diduga diajarkan di pesantren. Salah satunya menganggap Indonesia adalah Tanah Suci seperti Makkah.
"Kalau terkait dengan kriteria kesesatan sudah banyak yang menyimpang lah sebetulnya," kata dia.
"Contohnya, salam misalnya mengucapkan Assalamualaikum pakai salam Yahudi gitu kan terus jangan jauh-jauh pergi ke Makkah, Indonesia juga Tanah Suci, nah ujung-ujungnya nanti dia membolehkan haji di sini, itu kan sudah menyimpang itu," tegas dia.
Dia belum merinci siapa yang akan menjadi ketua dalam tim itu. Namun, MUI berencana mengusulkan dari pemda yang membidangi Kesbangpol.
Reporter Magang: Alya Fathinah
(mdk/tin)