Proyek listrik 35.000 MW cuma tambah utang pemerintah makin numpuk
Proyek pembangkit listrik 35 ribu mw dan pembelian 30 pesawat airbus dinilai hanya timbulkan oligarki bisnis.
Rencana Pemerintah untuk pembangunan mega proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt dinilai mimpi belaka. Begitu juga soal rencana pembelian 30 pesawat jenis Airbus untuk maskapai Garuda Indonesia.
Analisis Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Dani Setiawan menilai dua proyek ini hanya sebuah ambisi pemerintah yang terlihat ambisius. Menurut dia, di balik rencana ini justru hanya akan menimbulkan oligarki bisnis di Tanah Air.
"Proyek ini belum bisa memenuhi kepentingan Indonesia tapi ada modus di mana proyek besar banyak dibiayai oleh utang luar negeri seperti pembangkit tenaga listrik dan lainnya. Yang ketika masuk dalam negeri menjadi proyek yang banyak melibatkan oligarki/ bisnis tapi justru tidak meningkatkan kesejahteraan rakyat," ujar Dani dalam sebuah diskusi di Kedai Kopi Deli Sarinah. Jl. Sunda No 7 Menteng Jakpus, Minggu (23/8).
Dani memaparkan, data dari Bank Indonesia (BI) menyebutkan hingga akhir April 2015, total utang luar negeri mencapai USD 302.292 miliar. Komposisi terbesar berasal dari utang swasta yang mencapai 56 persen atau USD 168,740 miliar, sedangkan utang Pemerintah dan BI sebesar USD 133,552 miliar.
"Sejak tiga tahun terakhir untuk membayar cicilan dan bunga utang yang telah jatuh tempo Pemerintah harus menarik utang baru (gali lubang tutup lubang). Indikasinya, keseimbangan antara primer APBN defisit. Misalnya, defisit primer APBN 2015 adalah Rp 93,9 triliun dan akan mengalami peningkatan seiring target pajak yang tidak tecapai," kata dia.
Menurut dia, di tengah situasi munculnya kritikan Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, harus menjadi suatu masukan yang baik bagi Pemerintah untuk mengevaluasi proyek tersebut. "Ini yang kita kritisi dalam kisruh kabinet yang menjadi suatu hal yang berhubungan dengan utang luar negeri," imbuhnya.
Di lain pihak, anggota Komisi XI Andreas Eddy Susetiyo menegaskan, minggu ini komisi XI akan memanggil Menkeu tentang proyek tersebut. Sejauh ini, kata dia, pihaknya belum mendapat keterangan yang jelas tentang rencana Pemerintah untuk proyek tersebut.
"Ini menarik karena enggak ada penjelasan resmi. Kita mau panggil menteri keuangan dalam minggu ini sebagai bendahara umum negara. Dalam UU tentang utang luar negeri, rakyat punya hak untuk mengetahui apa saja kegunaannya," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Baca juga:
Ini hambatan investor kembangkan pembangkit listrik limbah sawit
Ini hambatan investor kembangkan pembangkit listrik limbah sawit
Megaproyek 35 ribu mw dinilai upaya privatisasi listrik
Eks jubir Gus Dur desak pemerintah jelaskan proyek listrik & pesawat
Akbar: Proyek 35.000 MW rekomendasi Tim Transisi, bukan Pak JK
Menko era Megawati sebut proyek listrik 35.000 MW bisa diwujudkan
Kritik Menko Rizal soal proyek listrik 35.000 MW perlu diperhatikan
Kritik Menko Rizal soal proyek listrik 35.000 MW perlu diperhatikan
Baru di era Jokowi, Menko ribut terbuka lawan wapres
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
-
Bagaimana Jakarta Electric PLN bisa unggul di set pertama melawan Jakarta Livin Mandiri? Serangan dua pemain asing yaitu Marina Markova dan Katerina Zhidkova membuat PLN unggul 25-19.
-
Siapa yang membangun jaringan listrik di Yogyakarta? ANIEM mulai membangun jaringan listrik di Kota Yogyakarta pada tahun 1914, tepatnya di kawasan hunian orang Eropa di Kotabaru.