PSSI: Stadion Kanjuruhan Belum Pakai Single Seat, Penonton Bisa Himpit-Himpitan
Erwin menyinggung soal isu kelebihan kapasitas stadion Kanjuruhan saat laga Arema FC dan Persebaya pada (1/10) lalu.
Ketua Komisi Disiplin PSSI, Erwin Tobing mengungkap kelalaian dari manajemen Arema FC dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Salah satunya adalah kapasitas tribun Stadion Kanjuruhan.
Erwin menjelaskan, tribun stadion belum memakai tempat duduk single seat. Hal ini menjadi masalah karena jumlah penonton yang datang menjadi tidak terhitung.
-
Kenapa rumput Stadion Pakansari diganti? Selain mengganti rumput, sistem drainase pun akan diperbaiki. Sejak beroperasi pada 2016, rumput Stadion Pakansari, belum pernah diganti sama sekali. Meski begitu, stadion berkapasita 30 ribu penonton itu, masih digunakan sebagai home base Persikabo 1973 dalam mengarungi Liga 1.
-
Kapan tragedi Kanjuruhan terjadi? Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
-
Kapan penggantian rumput Stadion Pakansari akan dimulai? Saat ini, masih proses lelang. Mungkin akhir agustus bisa mulai dikerjakan penggantian rumput dan perbaikan drainase," kata Asnan, Rabu (12/7)
-
Kapan PSSI dibentuk? PSSI sudah hadir sejak zaman penjajahan Belanda dan dibentuk di Yogyakarta pada tahun 1930.
-
Apa yang terjadi di pertandingan PPSM Magelang dan Persip Pekalongan yang menyebabkan kericuhan? Peristiwa itu berawal saat salah satu suporter tuan rumah masuk ke dalam lapangan. Suporter itu membawa bola dan memasukan bola ke dalam gawang Persip Pekalongan. Aksi itu kemudian diikuti puluhan suporter lainnya masuk ke lapangan.
-
Kapan Stadion Manahan diresmikan? Pembangunannya dimulai pada tahun 1989 dengan menggunakan lahan seluas 170.000 meter persegi serta luas bangunan 33.300 meter persegi. Peresmian stadion itu dilakukan pada 21 Februari 1998.
"Tribun Kanjuruhan tidak mempunya tempat duduk single seat, belum. Sehingga tidak terukur beda dengan VIP, sudah single seat, sudah dihitung. Ini tidak, loss sehingga ada yang mengatakan 40 ribu, ada yang mengatakan 45 ribu karena loss bisa himpit-himpitan," kata Erwin kepada wartawan, Selasa (4/10).
Erwin menyinggung soal isu kelebihan kapasitas stadion Kanjuruhan saat laga Arema FC dan Persebaya pada (1/10) lalu. Sehingga, PSSI tidak mengetahui jumlah pasti kapasitas penonton saat laga berlangsung.
"Over capacity bisa dikatakan iya bisa dikatakan tidak karena tidak jelas berapa jumlahnya. Kalau di stadion lain jelas, 45 ribu single seat, masing-masing sudah ada tempat duduk per orangan. Bisa dihitung," ujar dia.
Tragedi Kanjuruhan meninggalkan duka mendalam bagi dunia sepak bola di tanah air. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (1/10) tersebut bermula atas kekalahan Arema Malang atas Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3. Kekalahan Arema di kandangnya sendiri memicu aksi tidak terima dari Aremania yang merupakan pendukung Arema FC.
Suasana semakin mencekam dan bentrok antarsuporter pun tak terhindarkan. Aparat yang kewalahan dan kekurangan pasukan, mengambil langkah untuk menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Hal ini cukup disayangkan oleh beberapa pihak lantaran aksi yang dilakukan pihak keamanan tersebut justru memicu ketegangan para penonton yang saat itu masih berada di tribun untuk berhamburan menjadi jalan keluar.
Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Irjen Pol Dedi Prasetyo, total korban meninggal sebanyak 125 orang, 21 orang alami luka berat dan 304 orang mengalami luka ringan.
"Sejauh ini terdapat total 455 orang menjadi korban dalam peristiwa ini. Korban meninggal dunia 125 orang," ujar Dedi
Menyikapi respons-respons negatif dan kritik masyarakat terkait perlakuan petugas keamanan yang menembakkan gas air mata ke arah suporter dan penonton, Polri melakukan pemeriksaan internal terhadap delapan belas anggota yang terlibat dalam kejadian tersebut.
"Tim dari pemeriksa Bareskrim untuk secara internal, tim dari Itsus dan Propam sudah melakukan pemeriksaan, dan ini dilanjutkan pemeriksaan, memeriksa anggota yang terlibat langsung dalam pengamanan, ya sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 orang anggota yang bertanggung jawab atau sebagai operator pemegang senjata pelontar," ucap Dedi.
(mdk/ray)