PTPN V Menduga Ribuan Ikan di Sungai Gasib Siak Mati karena Diracun
Warga Desa Pangkal Pisang, Lubuk Dalam Kabupaten Siak mengeluhkan ribuan ikan mati karena diduga imbas dari melimpahnya limbah sawit. PT Perkebunan Nusantara V membantah tudingan warga, dan menyebutkan ikan tersebut mati karena diracun pihak tak bertanggung jawab.
Warga Desa Pangkal Pisang, Lubuk Dalam Kabupaten Siak mengeluhkan ribuan ikan mati karena diduga imbas dari melimpahnya limbah sawit. PT Perkebunan Nusantara V membantah tudingan warga, dan menyebutkan ikan tersebut mati karena diracun pihak tak bertanggung jawab.
"Terdapat kemungkinan ada aktivitas masyarakat mencari ikan dengan cara meracun atau kontaminasi racun karena sebab lain, semisal mencuci keef racun dan lain-lain," ujar Staf Humas PTPN V Pekanbaru Rizki Atriansyah kepada merdeka.com, Jumat (12/4).
-
Siapa yang berperan dalam menjaga keamanan pemilu di Kota Pekanbaru? Polri bersama masyarakat bersinergi menciptakan kondusifitas jelang Pemilu 2024.
-
Kapan Pantai Pecaron menampilkan kesenian kompangan? “Pada momen hari besar di sini juga ditampilkan kesenian kompangan, kesenian tradisional daerah dengan iringan rebana, lantunan lagu agamis dengan atraksi silat yang semakin menambah seru,” kata Nafisah, salah seorang pengelola Pantai Pecaron.
-
Apa masalah utama dalam pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
-
Di mana letak Pegunungan Kendeng? Perbukitan Kendeng melintang dari barat ke timur melintasi wilayah Kabupaten Kudus, Pati, Rembang, Tuban, hingga Lamongan.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
Rizki menceritakan, awalnya PTPN V Kebun Lubuk Dalam mendapat informasi dari masyarakat terkait ditemukan ikan mati pada Rabu (10/4) sekitar pukul 07.00 WIB. Temuan itu di Sungai Puing yang melewati lahan masyarakat di Koto Gasib, Siak.
Menindaklanjuti hal tersebut, Manajemen kebun saat itu meninjau lokasi. Menurut Rizki, dari hasil peninjauan tidak ditemukan ikan mati di sepanjang aliran air, parit dan anak sungai di sekitar penampungan limbah Kebun Lubuk Dalam.
"Baik di dalam areal kebun maupun sampai di perbatasan lahan masyarakat. Memang ada ikan yang mati, namun ini ditemukan di Sungai Puing yang melewati lahan masyarakat. Tidak ada air limbah yang meluber karena over atau jebol," jelas Rizki.
Rizki menyebutkan, dari hasil peninjauan tim perusahaan, ditemukan rembesan dari penampungan limbah yang dikategorikan tidak berbahaya. "Karena ikan di parit sekitarnya tetap hidup. Bahkan masih dijumpai kegiatan orang memancing ikan," kata Rizki.
Manajemen kebun, kata Rizki, sudah bertemu dengan masyarakat yang diwakili Ketua RT sekitar. Pihak perusahaan menjelaskan bahwa tidak ada penampungan limbah jebol atau meluber, dan di aliran air sekitar limbah ikan tetap hidup.
"Keesokan harinya, Polres Siak meninjau lokasi ikan yang mati di Sungai Puing dan belum dapat menyimpulkan apa penyebabnya. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak di hari yang sama juga telah mengambil sampel air," ucap Rizki.
Selanjutnya untuk mengantisipasi potensi rembesan maupun hal-hal yang dapat berakibat kurang baik, manajemen PTPN V mengambil langkah-langkah seperti memperdalam penampungan limbah sehingga menghilangkan risiko rembesan.
"Kami juga menambah flat bed untuk mengantisipasi apabila terjadi peningkatan kapasitas olah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)," jelasnya.
Dikatakan Rizki, perusahaan mereka sudah melakukan langkah-langkah pencegahan melimpahnya limbah sawit tersebut. Mereka berulang kali membantah ikan tersebut mati bukan dari limbah sawit PTPN V.
"Kalau ada rekomendasi DLHK pastinya akan menjadi pertimbangan perusahaan dalam mengambil tindakan. Penambahan flat bed (kolam limbah) baru di lokasi lain sejalan dengan permintaan DLHK," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, limbah PTPN V Lubuk Dalam Kabupaten Siak diduga mencemari sungai Gasib, Desa Pangkal Pisang. Akibatnya, ribuan ikan mati dan warga tak dapat mengkonsumsi air sungai yang biasanya menjadi sumber warga.
Hal itu dikatakan tokoh masyarakat Desa Pangkal Pisang, Hendro Santrioko Kamis (11/4). Menurutnya, limbah PTPN V Lubuk Dalam itu sangat merusak sungai untuk beberapa bulan ke depan.
"Kami tidak bisa lagi mengambil air Sungai Gasib untuk dikonsumsi dan mandi hingga beberapa bulan ke depan. Dan kalau ini terus terjadi, maka selamanya kami kehilangan sumber air yang bersih," ujar Hendro, yang juga mantan kepala desa tersebut kepada merdeka.com.
Baca juga:
Sungai Gasib Dicemari Limbah PTPN V, Warga Kehilangan Sumber Air Bersih
Menteri Susi Malu Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Nomor Dua di Dunia
400 Kg Sampah Plastik Dipungut di Sepanjang Jalur Pendakian Gunung Ijen
Miris, Lima Ribu Rumah di Bantaran Kali di Bogor Buang Tinja ke Ciliwung
Nelayan di Bone Ketahuan Simpan Luluhan Jeriken Bom Ikan
Indonesia Masuk Lima Negara dengan Angka Kematiannya Tertinggi karena Polusi Udara