Puluhan Ribu Warga Serang Masih Buang Air Besar Sembarangan
Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mencatat sekitar 20.000 warganya masih buang air besar (BAB) sembarangan. Separuh di antaranya berdomisili di Kasemen, sisanya di kecamatan-kecamatan lain.
Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mencatat sekitar 20.000 warganya masih buang air besar (BAB) sembarangan. Separuh di antaranya berdomisili di Kasemen, sisanya di kecamatan-kecamatan lain.
"Di Kecamatan Serang itu ada sekitar 643 jumlahnya dan di Kaligandu ini ada sekitar 34 keluarga dan ini bertahap semoga dari Kaligandu ini bertahap ke kelurahan lain," ungkap Wali Kota Serang Syafruddin saat menghadiri deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Kecamatan Serang, tepatnya di Lingkungan Pejaten, Kelurahan Trondol, Kota Serang, Kamis (20/10).
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan Tanri Abeng menjabat sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN? Selanjutnya pada tahun 1998 ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama di Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan Presiden Habibie.
-
Kapan Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan? Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan dan memerintah sekitar tahun 1009-1042 dengan gelar Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kecukupan beras di setiap daerah? Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi mengatakan sejatinya setiap daerah memiliki tanggung jawab yang sama dalam menghadirkan kecukupan beras.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan bangsa? Semangat bela negara bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, namun juga tugas setiap warga negara.
Syafrudin menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya warga yang buang air besar sembarangan, seperti kurangnya kesadaran akan dampak kesehatan yang akan timbul, dan juga kurangnya fasilitas jamban keluarga yang dimiliki masyarakat.
"Kendalanya sebenarnya yang jelas ini rumahnya semua punya, kemudian keadaan, ada sebagian besar ini karena sudah enak BAB di luar, malah tidak dipentingkan, padahal itu demi kepentingan dan kesehatan kita," jelas Syafruddin.
Warga Bersedia Dibangunkan Jamban
Menurutnya, saat ini warga sudah mulai sadar dan mau dibantu untuk dibuatkan jamban. "Alhamdulillah saat ini mereka sudah sadar dan mau dibantu untuk dibuatkan jamban keluarga dan alhamdulillah sudah menerima semuanya" katanya.
Sementara itu, Koordinator Kader Penggerak Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Sriwidajati mengatakan dalam Deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan yang sudah dilakukan di beberapa kelurahan dan kecamatan di Kota Serang, mereka bukan hanya terfokus kepada intervensi jamban. Mereka juga ingin mengubah kebiasaan masyarakat yang masih buang air besar sembarangan.
"Di dalam STBM itu sebenarnya bukan hanya pada intervensi jambannya akan tetapi lebih kepada perubahan perilaku untuk stop BABS," jelasnya.
(mdk/yan)