Ilmuwan Temukan Lubang Pembuangan Dipenuhi Kerangka Mamut Berusia 100.000 Tahun, 61 Fosil Sudah Digali dari Kedalaman 20 Meter
Ratusan ekor mamut atau gajah purba diduga jatuh ke dalam lubang pembuangan tersebut ratusan ribu tahun lalu.
Di tengah hutan hijau dan puncak bukit yang indah di Black Hills, South Dakota, Amerika Serikat, terdapat saluran pembuangan besar yang bisa membawa kita kembali ke masa lalu, ratusan tahun lalu.
Di saluran ini, ditemukan banyak fosil mamut atau gajah purba, yang hidup 100.000 tahun lalu di Zaman Pleistosen. Mamut ini mati setelah terjatuh ke dalam lubang yang kedalamannya setara dengan gedung empat lantai.
-
Di mana tulang mamut ditemukan? Penemuan ini disebut sebagai 'sensasional' oleh tim dari Institut Arkeologi Austria yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Austria. Tim tersebut ditugaskan untuk menggali sisa-sisa mamut yang ditemukan di Desa Gobelsburg, sebelah barat ibu kota negara tersebut, Wina.
-
Dimana fosil gading mamut ditemukan? Eddie Templeton menemukan fosil ini teronggok di sungai pada Agustus lalu.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan? Beberapa ribu tahun yang lalu, pulau Sumba di NTT, Indonesia adalah rumah bagi gajah, tikus raksasa, dan naga, menurut penemuan fosil yang dilaporkan dalam jurnal ilmiah bulan lalu.
-
Fosil apa yang ditemukan di Gua Mammoth? Gigi ini ditemukan selama penelitian Layanan Taman Nasional yang diorganisasir Program Paleontologi NPS dan pejabat taman Gua Mammoth.
-
Kapan tulang mamut ditemukan? 'Anggota tim kami yang lebih tua dan berpengalaman belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya, meskipun mereka sudah sering terlibat dalam penemuan serupa,' kata Hannah Parow-Souchon, salah satu anggota tim, kepada NBC News, Kamis.
-
Di mana fosil ditemukan? Ilmuwan menemukan fosil hewan paling awal yang hidup di Bumi berusia 555 juta tahun di pedalaman Australia Selatan, di Taman Nasional Nilpena Ediacara.
Ahli paleontologi telah melakukan penggalian di situs ini selama 50 tahun terakhir. Sejauh ini telah ditemukan 61 fosil mamut dan fosil hewan purba lainnya, seperti dikutip dari Business Insider, Minggu (15/9).
Diyakini masih banyak fosil mamut yang belum ditemukan dari situs ini, yang kini dijadikan museum Situs Mamut.
“Saya selalu terinspirasi saat masuk ke museum,” kata direktur penelitian museum Situs Mamut, Chris Jass kepada Business Insider.
“Anda berdiri tepat di tempat hewan-hewan itu hidup, di tempat mereka mati.”
Dua Jenis Mamut
Fosil mamut pertama kali ditemukan pada 1974. Ketika itu, tengah berlangsung proyek konstruksi ketika seorang operator buldoser menemukan gading raksasa.
Hal yang spesial dari museum Situs Mamut ini adalah pengunjung bisa melihat langsung bagaimana para ahli paleontologi menemukan atau menggali fosil.
“Ini membangkitkan respons emosional yang cukup kuat pada banyak orang,” kata Jass.
Jass mengatakan, wilayah Black Hills di South Dakota rentan terhadap munculnya lubang pembuangan. Pada dasarnya, air di bawah tanah mengikis lingkungan sekitarnya sehingga membentuk gua-gua bawah tanah.
“Akhirnya gua-gua itu membesar hingga ukurannya tidak mampu menopang beban di atasnya, dan terjadilah keruntuhan,” katanya.
Lubang pembuangan di Situs Mamut berukuran 45,7 x 36,5 meter dan kedalaman sekitar 20 meter.
Ada dua jenis mamut yang ditemukan di lubang pembuangan tersebut yaitu mamut berbulu dan kerabatnya yang lebih kecil dan juga berbulu, mamut Kolombia.
Dakota Selatan terletak sedikit lebih jauh ke selatan dibandingkan daerah jelajah mamut berbulu, itulah sebabnya sebagian besar mamut di situs ini adalah spesies Kolombia.
Tingkah Laku Mamut
Selama beberapa dekade, para peneliti yang bekerja di situs tersebut memperkirakan mamut berusia sekitar 26.000 tahun.
Kini, dengan penanggalan yang direvisi, para ilmuwan memastikan sedimen tersebut berusia antara 140.000 dan 190.000 tahun.
Tanggal baru ini telah mengarahkan Jass dan rekan-rekannya untuk mengevaluasi fosil-fosil tersebut dalam konteks yang benar-benar baru.
Lubang pembuangan tersebut membantu para peneliti mempelajari lebih banyak tentang tingkah laku mamut, khususnya mamut jantan muda. Seperti gajah modern, mamut melakukan perjalanan dalam kelompok matriarkal, sebagian besar terdiri dari mamut betina dan bayi.
“Ketika mamut jantan muda mencapai kematangan seksual, mereka akan dikeluarkan dari kawanannya dan dibiarkan mengurus diri sendiri atau membentuk kelompok dengan mamut jantan lainnya,” kata Jass.
Fosil Hewan Purba Lain
Kemungkinan itulah alasan mengapa semua kerangka di lubang pembuangan tersebut tampak berjenis kelamin laki-laki, sebagian besar berusia antara 12 dan 28 tahun.
“Kami pikir remaja yang lebih impulsif dan sedikit lebih suka bertualanglah yang terjebak dalam lubang pembuangan,” jelasnya.
Hal ini juga menunjukkan bahwa bukan hanya satu peristiwa bencana yang menjebak semua mamut ini. Jika demikan, lanjut Jass, pasti ada laki-laki dan perempuan dan rentang usia yang lebih luas.
Tidak hanya fosil mamut, di lubang pembuangan itu juga ditemukan fosil hewan purba lainnya seperti anjing hutan, anjing padang rumput, llama, unta yang sudah punah, dan bahkan kerangka beruang berwajah pendek yang hampir lengkap.
Jass memperkirakan lubang pembuangan tersebut berisi total sekitar 100 mamut. “Itu mungkin tidak akan semuanya tergali dalam hidup saya, tapi pada akhirnya, ya, saya memperkirakan bahwa kita akan mencapai angka tersebut,” katanya.