Pungli di TPU Cikadut Bandung Terbongkar, Keluarga Korban Covid-19 Diperas Rp2,8 Juta
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana meminta maaf kepada korban pungutan liar (pungli) yang dilakukan petugas urusan pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Cikadut Bandung. Pelakunya sudah dipecat dan segera diproses di kepolisian.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana meminta maaf kepada korban pungutan liar (pungli) yang dilakukan petugas urusan pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Cikadut Bandung. Pelakunya sudah dipecat dan segera diproses di kepolisian.
"Berdasarkan investigasi bahwa benar ada oknum inisial R melakukan sesuatu yang tidak baik. Oleh karena itu pemkot memberhentikan yang bersangkutan dan menindaklanjuti dengan diproses di kepolisian," kata Yana, Minggu (11/7).
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
-
Kenapa gigitan kucing liar bisa menyebabkan infeksi? Kucing liar yang hidup di jalanan rentan terkena berbagai bakteri, jamur, hingga virus yang berbahaya bagi kesehatan. Jika Anda mengalami gigitan kucing liar, berikut beberapa risiko komplikasi kesehatan yang perlu diwaspadai: • Infeksi bakteri: Banyak kucing, meskipun tidak menunjukkan gejala, memiliki bakteri Pasteurella multocida di mulutnya, yang dapat menyebabkan infeksi luka.
-
Siapa yang menyatakan bahwa pandemi masa depan kemungkinan berasal dari hewan liar? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sebagian besar ahli penyakit menular sepakat bahwa asal usul pandemi manusia di masa depan kemungkinan besar akan bersifat zoonosis, dengan satwa liar menjadi sumber utamanya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
"Prinsipnya kami akan melakukan investigasi karena perlakukan ini tidak saja kepada warga nonmuslim, muslim juga. Jangan ada alasan lah, ini kan PHL kami rekrut pada saat Februari 2021 kita bayakan upahnya sesuai UMK, tidak terlambat, maka tidak ada alasan mereka melakukan yang tidak baik ini. Pemkot tidak menolerir peristiwa seperti ini," Yana melanjutkan.
Kasus pungutan liar (pungli) urusan pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Cikadut Bandung mengemuka setelah beragam pesan berantai sampai di kalangan wartawan. Salahnya berisi kisah perempuan bernama Yunita Megawati Tambunan. Dia mengaku diminta Rp4 juta saat hendak memakamkan jenazah ayahnya oleh seorang petugas TPU Cikadut bernama Redi.
Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, perempuan berusia 47 tahun itu mengisahkan peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (6/7) malam sekira pukul 20.00 WIB. Ayahnya yang bernama Binsar Tambunan meninggal dunia di RS Santosa, Bandung setelah berjuang melawan virus Covid-19.
"Papa meninggal karena Covid-19 di Rumah Sakit Santosa Bandung sekitar pukul 10.30 WIB dan harus dimakamkan di TPU Khusus Covid-19, TPU Cikadut hari itu juga," ucap dia, Minggu (7/11).
Singkat cerita, saat jenazah sudah berada di kawasan TPU Cikadut, Yunita yang saat itu sedang mengantre dipanggil salah seorang petugas. Dia diminta uang Rp4 juta untuk biaya administrasi dan jasa angkut hingga penguburan.
"Dia bilang saya nonmuslim, saya disuruh masuk ke dalam kantor terpisah dalam antrean. Nonmuslim itu tidak dibayar (biaya pemakaman oleh negara), hanya muslim yang dibayar," jelas dia.
"Saya bilang, ini kan PPKM, pendapatan menurun, saya nggak berkeinginan papah saya meninggal karena Covid-19, kemudian PPKM ini pendapatan kami kecil, biaya hidup tinggi, tolong buka hati untuk beri keringanan," dia melanjutkan.
Yunita terus mencoba meminta penjelasan mengenai permintaan uang itu. Meski tak mendapat jawaban yang jelas. Akhirnya disepakati semua biaya sebesar Rp 2,8 juta. Rinciannya, jasa menggali kubur Rp 1,5 juta, jasa pikul jenazah Rp 1 juta, dan salib Rp 300 ribu.
Perempuan ini pun meminta kuitansi sebagai bukti dan tertib administrasi. Permintaan itu sempat ditolak Redi karena alasan kuitansi hanya tersedia pada pagi hari.
Setelah sempat berdebat, bukti pembayaran tercatat dalam kertas biasa, lengkap dengan biaya rincian, hingga tanda tangan Redi yang ditulis sebagai koordinator.
Ayah Yunita pun akhirnya dimakamkan. Namun, setelah prosesi selesai, petugas yang lain meminta uang. Dia pun menunjukkan bukti sudah membayar segala urusan pemakaman. Namun, karena ingin cepat selesai, adiknya memberikan uang Rp 50 ribu.
Di sisi lain, mengenai permintaan uang hanya untuk warga nonmuslim, Yunita pun meragukannya. Dia menduga warga muslim pun ada yang mendapatkan permintaan serupa. Pasalnya, saat dia dimintai uang oleh Redi, ada perempuan berjilbab yang dimintai hal yang sama.
"Sebetulnya itu ada dua orang (petugas). Redi sama satu lagi temannya. Saya lihat yang muslim juga dimintai (biaya pemakaman). (Saat itu tak jauh dari posisinya) ada muslim pake jilbab ngasih Rp100 ribu. Sama Redi dimaki 'cukup apa 100 ribu'," kata Yunita.
"Kayaknya semua kena (pungli) ya. Tapi waktu itu yang meminta bukti kuitansi cuman saya. Redi mengaku koordinator. Bukan dia doang pelaku yah, kayaknya semua harus dicek, disadarkan, kalau memang harus bayar ga masalah, jangan dibeda-bedain, harus jelas," tegas dia.
Takut Diteror
Keberanian Yunita untuk buka suara mengenai dugaan pungli sempat ditentang suami dan keluarga. Ada kekhawatiran hal ini bisa membuat ketenangan dan keamanan sebagai warga negara terusik.
"Saya takutnya nyawa saya melayang, ada teror, diculik dibunuh sama pihak-pihak pelaku. Itu yang kami takutkan. Suami saya adik saya, keluarga saya ngomel-ngomel, minta ini ditutup. Tapi saya ingin ini dituntaskan. Biar nggak ada korban lagi," terang dia.
"Belum ada teror sekarang. Mudah-mudahan nggak ada. Intinya harus diperjelas biaya itu seperti apa," pungkasnya.
Baca juga:
Kasus Jasad Terlantar, Pemerintah Diminta Perhatikan Kondisi Pasien Saat Isoman
Kementerian Gelar Doa Bersama Sebagai Ikhtiar Hadapi Pandemi Covid-19
Polisi Periksa 2 Apotek di Karawang Jual Obat Diatas HET
Cek Ketersediaan Tempat Tidur di RS untuk Pasien Covid-19 dengan Aplikasi Sinarap 3.0
Ade Yasin ke Petugas Puskesmas Berkaraoke: Masyarakat Sedang Butuh Layanan Kesehatan
Sidak Puskesmas Situ Udik, Ade Yasin Geram Petugas Asyik Karaoke di Jam Kerja