Ratusan PNS Solo deklarasi tak pakai elpiji 3 kilogram lagi
Ratusan PNS Solo deklarasi tak pakai elpiji 3 kilogram lagi. Sebagai gantinya, para PNS akan diberi bantuan tabung elpiji 5,5 kg.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Solo mendeklarasikan diri untuk tidak menggunakan lagi gas elpiji berukuran 3 kilogram atau sering disebut elpiji melon, Senin (21/11). Deklarasi diikuti ratusan PNS upacara bendera di halaman balai kota setempat.
Dalam sambutannya, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo mengimbau kepada PNS agar tidak lagi menggunakan elpiji bersubsidi atau elpiji melon. Pasalnya elpiji melon diperuntukkan bagi warga kurang mampu, dia meminta para PNS beralih menggunakan elpiji bright gas 5,5 kilogram maupun 12 kilogram.
"Saya mengimbau agar para PNS tidak menggunakan elpiji 3 kg. PNS ini kan sudah digolongkan orang yang mampu. Kalau subsidi kan seharusnya untuk golongan miskin dan sangat miskin," ujar Rudyatmo.
Terkait pengawasan, Rudyatmo mengatakan Pemkot Solo tidak akan melakukannya. Dia tetap meminta kesadaran masing-masing PNS agar beralih ke elpiji bright gas 5,5 kilogram maupun 12 kilogram.
"Pengawasan seperti apa, sulit kita lakukan. Apa kita mau melototi terus. Saya minta PNS menyadari dan menggunakan hati nurani. Kalau pakai hati nurani saya yakin tidak akan ada yang pakai subsidi," terangnya.
Rudyatmo menegaskan pemerintah saat ini sedang berusaha dan mendorong pendistribusian elpiji bersubsidi agar tepat sasaran. Karena kenyataannya elpiji bersubsidi saat ini tidak hanya dinikmati masyarakat miskin, namun juga kalangan menengah, bahkan kalangan atas.
Dalam kesempatan tersebut, Pertamina juga memberikan bantuan tabung elpiji 5,5 kilogram secara simbolis kepada lima PNS, dari 100 PNS yang mendapatkan bantuan.
"Pagi ini Kami juga memberikan kupon potongan Rp 50 ribu bagi PNS yang mau beralih dari elpiji 3 kilogram ke elpiji 5,5 kilogram. Dua tabung elpiji bersubsidi bisa ditukar menjadi elpiji 5,5 kilogram dengan tambahan biaya Rp 99.500. Dengan voucher itu, nanti harganya dipotong Rp 50 ribu," pungkas Domestic Gas Region Manager Pertamina MOR IV, Pierre Janitz.