Rentetan penembakan polisi dalam 6 bulan di Bima
Polisi terus siaga agar kasus ini tak menimpa anggota lainnya yang bertugas di Bima.
Korps Bhayangkara kembali berduka. Dalam enam bulan terakhir, perwira mereka yang bertugas di wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi korban penembakan orang tak dikenal.
Kasus ini terus diselidiki. Polisi pun terus memburu pelaku. Muncul dugaan jika pelaku adalah kelompok teroris.
Motif penembakan belum diketahui. Yang jelas, polisi terus siaga agar kasus ini tak menimpa polisi-polisi lainnya yang bertugas di Bima.
Berikut mereka yang jadi korban penembakan di Bima:
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
Kepala Urusan Satuan Narkoba Polresta Bima
Penembakan polisi di Bima terjadi pada awal tahun lalu. Kepala Urusan Narkoba Polresta Bima, Inspektur Dua Hanafi, jadi korban penembakan orang tak dikenal pada Jumat 28 Maret lalu sekitar pukul 11.00 Wita.
Dia ditembak saat melintas di jalan Tanjakan Belo, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Peluru menyasar bagian perut dan pipi kirinya. Dia pun sempat dilarikan ke RSUD Bima.
Sebenarnya, saat itu Ipda Hanafi hendak pulang ke kediamannya di Desa Tente, Kecamatan Woha, menggunakan sepeda motor. Saat melintas di Tanjakan Desa Belo, tiba-tiba terdengar tembakan yang dilepaskan orang tak dikenal.
Ipda Hanafi baru tiga bulan menjabat sebagai kepala urusan satuan narkoba. Setelah menjalani operasi selama dua jam untuk mengangkat proyektil yang bersarang di tubuhnya, kondisi IPDA Hanafi membaik.
Motif penembakan terus diselidiki.
Anggota Interlijen dan Keamanan Polresta Bima
Tiga bulan setelah peristiwa penembakan Ipda Hanafi, polisi di Bima kembali ditembak orang tak dikenal. Brigadir Kepala Muhamad Yamin, anggota Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Kepolisian Resor Kabupaten Bima, ditembak saat berada di depan Masjid Raya Bolo, tak jauh dari rumahnya di Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
Penembakan terjadi pada Senin, 2 Juni 2014, sekitar pukul 22.10 Wita. Nyawa Brigadir Kepala, Muhamad Yamin, tak tertolong.
Muhamad Yamin ditembak dari jarak dekat. Dia tersungkur akibat peluru yang bersarang di dada kirinya. Dia tewas seketika. Sedangkan pelaku langsung kabur.
Sebelum diberondong peluru oleh sekelompok pria yang diperkirakan berjumlah empat orang, polisi itu sempat dihadang agar menghentikan laju kendaraan bermotornya. Setelah korban tergeletak di jalan, kelompok pria misterius itu kemudian kabur dengan sepeda motor yang mereka kendarainya.
Warga setempat mengaku mendengar suara tembakan sebanyak empat kali, yang diperkirakan bersumber dari empat pria bersenjata, yang hingga kini masih dalam pelacakan aparat kepolisian. Suryo mengakui, polisi cukup kesulitan mengungkap pelaku penembakan tersebut jika tidak dibantu masyarakat dan pihak lainnya.
Kapolsek Ambalawi, Kota Bima, AKP Abdul Salam
Dua bulan kemudian setelah kematian Brigadir Kepala Muhamad Yamin yang tewas ditembak, pagi tadi Kapolsek Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Ajun Komisaris Abdul Salam, ditembak mati oleh orang tak dikenal. Peristiwa itu terjadi pukul 07.50 Wita.
"Benar ada Kapolsek kena tembak di Bima," kata Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie.
Kabarnya, peluru pelaku melukai kepala bagian belakang korban. Peluru menembus helm yang digunakan korban karena pada bagian belakang helm terdapat lubang kecil.
"Tadi jenazah sempat di bawa ke RS Bima, sekarang sudah mau dimakamkan di Waki, Kota Bima," terang anggota tersebut.