Residivis copet nyopet raja copet saat akan beraksi di atas bus
Sejak berumur 16 tahun, Rahmat tak pernah jera mencopet hingga kena batunya.
Meski sering keluar masuk penjara, tak pernah membuat Rahmat Hidayat (21), jera berbuat kejahatan. Residivis copet ini kembali berurusan dengan polisi setelah tertangkap tangan mencopet di atas bus kota.
Penangkapan pemuda putus sekolah ini terbilang unik. Pasalnya, korban pencopetan itu tak lain adalah raja copet yang juga hendak mencopet di bus tersebut.
Dari keterangan tersangka yang tinggal di Jalan Sungai Semajid 4 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang ini, peristiwa itu terjadi pada Rabu (24/12) siang. Dia naik bus kota jurusan Kertapati-KM 12. Tepat di depan toko roti Bakrie di Jalan Jenderal Sudirman Palembang, dia mulai beraksi.
Di atas bus kota, pelaku melihat calon korbannya yang sedang berdiri. Pelaku pun mulai melakukan aksinya. Sial, saat berusaha mengambil dompet di saku celana belakang korban, pelaku malah terpegang senjata tajam di pinggang korban. Dia pun kaget bukan kepalang sehingga membuat korbannya menyadari menjadi korban copet.
Pelaku makin kaget setelah korbannya itu mengaku raja copet di bus kota. Bahkan, pria itu juga hendak mencopet. Sontak pelaku turun dari bus lantaran takut terjadi dia malah menjadi korban penusukan.
"Karena dia raja copet, aku urungkan nyopet. Aku langsung turun dari bus, takut," kata Rahmat di Mapolsek Ilir Timur I Palembang, Jumat (26/12).
Baru saja turun, korban yang tak lain adalah raja copet itu meneriakinya dengan copet sehingga membuat penumpang lain berhamburan keluar dan bus dihentikan. Melihat ada keributan, polisi datang dan menangkap pelaku.
"Aku sudah lima kali masuk penjara. Ada kasus pencopetan dan penganiayaan. Baru sebulan keluar penjara," ungkap pemuda yang sejak berumur 16 tahun mencopet ini.
Kapolsek Ilir Timur I Palembang Kompol Afria Jaya mengungkapkan, tersangka berhasil ditangkap oleh korbannya sendiri yang kebetulan memang raja copet. Kemudian petugas datang mengamankan pelaku.
"Dari tangannya berhasil diamankan sebilah pisau. Pelaku memang residivis dan spesialis copet," tukasnya.
Baca juga:
3 Bulan gagal usut ledakan bom rakitan, Polda Sumsel frustrasi
Nasib tragis Elsa, disiksa & dibuang di Palembang oleh pamannya
Elsa, bocah 12 tahun asal Jakarta dibuang paman ke Palembang
Pamit kondangan, 2 siswi SMP di Palembang tiba-tiba menghilang
Korban pencabulan penjaga masjid di Palembang diduga puluhan
Cerita di balik tewasnya Edi Palembang si gembong perampok
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Apa yang dilakukan polisi kepada warga di Palembang? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga. "Setelah kami periksa secara maraton, kami tingkatkan ke penyidikan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah, Selasa (19/12). Tersangka Bripka ED dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.