Retas 600 situs, pendiri dan anggota Surabaya Blackhat ditangkap
Motif yang digunakan oleh tersangka adalah dengan meminta sejumlah uang melalui pembayaran akun PayPal dan Bitcoin.
Subdit IV Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) berhasil menangkap pelaku tindak pidana cyber yang telah meretas 600 website di dalam dan luar negeri. Pelaku berinisial KPS dan NA. Mereka merupakan anggota Surabaya Blackhat (SBH).
"Iya benar telah ditangkap dua tersangka pelaku kejahatan cyber kemarin Minggu (11/03). Dua tersangka yang diamankan oleh pihak kepolisian mereka adalah KPS dan NA yang berafiliasi dalam suatu kelompok yang dinamakan SBH," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada merdeka.com, Senin (12/3) malam.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Untuk KPS yang merupakan pendiri SBH beralamatkan di Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Sedangkan untuk NA yang merupakan anggota SBH beralamatkan di Gubeng Surabaya.
"Ada dua tersangka yang diamankan dari enam target tersangka," ujarnya.
Sedangkan, motif yang digunakan oleh tersangka adalah dengan meminta sejumlah uang melalui pembayaran akun PayPal dan Bitcoin. "Alasan mereka sebagai biaya jasa," ujarnya.
Dalam hal ini, polisi kumpulan barang bukti dua tersangka berupa HP, Laptop, dan modem. Atas tindak pidana yang dilakukan oleh dua tersangka tersebut, mereka terancam pasal berlapis.
"Pasal 30 Juncto 46 dan atau Pasal 29 Juncto 45B dan atau 32 Juncto Pasal 48 UU RI No.19 Tahun 2016 tentang perubahan UU No 11 Tahun 2008 tentang ITE dan atau pasal 3, 4, dan 5 UU RI No 8 Tahun 2010 tentang Tndak Pidana Pencucian Uang," pungkasnya.
Baca juga:
Polisi buru empat pelaku peretas ribuan website
Kecerdasan buatan akan dimanfaatkan penjahat siber
Kasus order fiktif, Lazada: sistem keamanan berfungsi baik
Peneliti Jerman ini temukan cara untuk bajak grup WhatsApp
Hati-hati game online mulai disusupi hacker