Ribuan Ekor Ikan Mati di Danau Batur, Petani Rugi Ratusan Juta Rupiah
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, terdapat 22 orang pembudi daya yang terdampak kejadian ini. Jumlah ikan yang mati mencapai 11.950 Kg, sehingga kerugian diperkirakan sekitar Rp 250 juta.
Ribuan ekor ikan yang dibudidayakan warga di keramba jaring apung (KJA) di Danau Batur, Kabupaten Bangli, Bali, ditemukan mati, Selasa (2/3). Akibat kejadian ini para petani diperkirakan mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, terdapat 22 orang pembudi daya yang terdampak kejadian ini. Jumlah ikan yang mati mencapai 11.950 Kg, sehingga kerugian diperkirakan sekitar Rp 250 juta. "Harga per kilogram di lapangan untuk ukuran ikan konsumsi Rp 25 ribu," kata I Wayan Sarma Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, saat dihubungi, Rabu (3/3).
-
Apa fenomena alam unik yang terjadi di Padukuhan Wotawati? Desa itu memiliki fenomena alam yang cukup unik. Sinar matahari datang terlambat, namun malam selalu datang lebih cepat. Matahari Baru Muncul Jam 8 Pagi, Jam 5 Sore Sudah Gelap Dilansir dari kanal YouTube Cerita Gunungkidul, desa ini baru diterangi sinar matahari mulai pukul 8.00 WIB. Namun saat sore hari tiba, matahari seolah tenggelam lebih cepat. Mulai pukul setengah lima sore, suasana pedukuhan itu sudah mulai gelap.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Dimana fenomena awan berlubang terjadi? Telah muncul fenomena awan yang berlubang pada langit di atas Teluk Meksiko dekat pantai barat Florida pada tanggal 30 Januari 2024.
-
Apa yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu? Video tersebut dibagikan oleh beberapa akun Facebook di antaranya oleh akun Vicho Najwa, Hasanova Store, dan Yuni Sri Rahayu. Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Apa yang ditemukan di lokasi penggalian selain tengkorak Zaman Perunggu? Selama lima pekan terakhir, tim arkeolog yang terdiri dari 110 mahasiswa, staf dan sukarelawan dari Universitas Bournemouth juga menemukan makam lima jasad manusia dari Zaman Besi dan tulang belulang hewan, termasuk sapi, kuda, babi, kambing di sebuah tempat penyimpanan kuno di lokasi itu.
Dia menerangkan, matinya ribuan ikan tersebut diawali perubahan warna air di beberapa titik Danau Batur pada Minggu (28/2) pagi. Sebelumnya, hujan dan angin kencang melanda kawasan itu selama tiga hari berturut-turut, yang menyebabkan peristiwa letupan belerang atau up weiling.
Letupan belerang yang terjadi menyebabkan bercampurnya semua polutan yang membahayakan kehidupan biota danau serta sulfat dan fosfor yang mengikat oksigen. Akibatnya kandungan oksigen pada air danau sekitar letupan belerang menurun drastis.
Keadaan itu membuat ikan berusaha mendapat oksigen lebih banyak dan muncul ke permukaan. Berbeda dengan ikan yang hidup bebas di danau, ikan yang dipelihara dalam keramba atau jaring terbatasi pergerakannya untuk mendapatkan kualitas air dengan kandungan oksigen yang lebih baik.
"Penyebabnya adalah fenomena up weiling, pengadukan antara air permukaan dengan air bawah danau. Air bawah danau naik dan menimbulkan belerang yang menyebabkan ikan mati," imbuh Sarma.
Dia juga menyampaikan, bahwa fenomena ini terjadi hampir setiap tahunnya di antara Januari dan Februari. "Petani dan petambak ikan di sana mereka sudah familier dengan kondisi seperti itu. Hanya sebelum (terjadi) kita terus mengingatkan kalau bulan Januari sampai Februari ini perkiraan fenomena itu. Sudah mereka hafal oleh karena itu mengatur penebaran," ujarnya.
"Saya sudah memberikan surat edaran bulan Januari yang lalu. Kalau memang perlu dilakukan panen lebih awal, ya lakukan panen lebih awal, untuk mengurangi kerugian. Tapi, mereka spekulasi juga karena memang ini peristiwa tahunan tapi seperti tahun lalu tidak terjadi terlalu besar," sambungnya.
Fenomena itu biasanya akan terjadi sekitar 4 hari. Namun, pada Senin (1/3) kemarin sudah tidak ada semburan belerang. "Sudah mulai normal, karena hujan mulai berkurang dan embusan angin kencang berkurang. Kemarin kita sudah lakukan pendataan dan dua hari yang lalu kita melakukan pengukuran indikator air," ujar Sarma.
Di kawasan itu ada ratusan petani atau pembudi daya yang mengelola 9.300 KJA. Sarma mengingatkan mereka untuk mengikuti prosedur dalam antisipasi bencana letupan belerang atau up weiling. Pembudi daya diimbau menunda menebar ikan dan memberikan pakan ikan secara terbatas atau secukupnya sampai dengan kondisi cuaca lebih baik.
Selanjutnya, kata Sarma, pihaknya melakukan koordinasi dengan instansi terkait termasuk dengan organisasi kelompok masyarakat serta Asosiasi Pelaku Perikanan (APP) untuk membantu menyebarluaskan informasi serta menginformasikan perkembangan di sekitar wilayah danau. "Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas air oleh Tim Posikandu Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli di beberapa lokasi letupan belerang," ujar Sarma.
Baca juga:
Di Aturan Turunan UU Cipta Kerja, Awal Kapal Perikanan Wajib dapat Jaminan Sosial
Menteri Trenggono Dorong Peningkatan Pendapatan Negara Lewat Perikanan Budidaya
Warga Koja Sulap Selokan Jadi Kolam Ikan
Pemerintah Dorong Pengusaha Perikanan Jaga Kualitas Demi Genjot Ekspor Saat Pandemi
Menteri KP Minta Nelayan dan Pengusaha Pertahankan Sertifikat Tuna dan Cakalang RI
KKP Ciduk 3 Kapal Ilegal Saat Tangkap Ikan di Teluk Tolo