Rizal Ramli: UU ITE Lebih Menyeramkan dari UU Kolonial Zaman Soeharto
Bicara soal Orba, Rizal lalu mengenang masa lalunya saat masih berusia 22 tahun. Ketika aktif di dunia gerakan mahasiswa dia ditangkap oleh Pemerintahan Soeharto karena menulis buku putih.
Ekonom senior Rizal Ramli menyebut Undang-Undang (UU) ITE jauh lebih menyeramkan dibanding UU di masa kolonial yang masih diterapkan Orde Baru (Orba): Hatzei Artikelen. Sebab, UU baru yang diterapkan pemerintah di era Reformasi itu dinilainya sangat anti-demokrasi.
"Hari ini ada UU ITE yang lebih dahsyat, lebih menyeramkan, lebih draconian yang dipakai untuk menangkap siapa pun," ungkap Rizal usai mengunjungi musisi Ahmad Dhani Prasetya di Rutan Klas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Sabtu (30/3).
-
Apa yang Ramzi lakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur? Jadi saat ini perlu dipersiapkan. Pendaftaran sudah diterima, semua dokumen telah masuk. Terdapat beberapa masukan terkait pendaftaran calon bupati dan calon wakil bupati. Namun, masih ada beberapa dokumen yang belum lengkap. Ternyata ada beberapa berkas dari pengadilan negeri Jakarta Timur yang belum saya siapkan," jelas Ramzi.
-
Apa yang sedang diurus Ramzi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur? Ramzi menyebutkan bahwa kedatangannya ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur adalah untuk melengkapi berkas administrasi pencalonannya.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kenapa Ridwan Kamil memberikan anggaran untuk RW di Jakarta? Usulannya tersebut agar warga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian di wilayahnya masing-masing. "Masa Bandung bisa, Jakarta nggak? Apa yang terjadi? RW-RW warganya ikut mikirin mendesain sendiri wilayahnya. Coba bayangkan," jelasnya.
-
Apa yang dilakukan Ahmad Dhani bersama anak-anaknya? Ahmad Dhani sering mengunggah momen kebersamaan dengan keluarga termasuk ketujuh buah hatinya. Baru-baru ini, Ahmad Dhani dan Mulan Jameela merayakan ulang tahun anak bungsunya yang ke-8. Mereka merayakan dengan birthday dinner di sebuah restoran. Semua buah hatinya hadir untuk merayakan ulang tahun si bungsu, Muhammad Ali, kecuali Muhammad Rafly Aziz Nugraha yang sedang menempuh pendidikan di Jepang.
-
Transformasi apa yang dialami oleh Ahmad Dhani? Siapa yang tidak kenal Ahmad Dhani? Selain jago dalam musik, ternyata dia juga punya paras yang ganteng sejak muda. Di usia belasan, dia udah bisa bikin lagu hits Dewa 19 yang judulnya Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi.
"Yang salah ngomong, yang salah menulis di sosial media, langsung bisa ditangkap. Ini jauh lebih menyeramkan dari pada UU kolonial zaman Soeharto," sambungnya tegas.
Bicara soal Orba, Rizal lalu mengenang masa lalunya saat masih berusia 22 tahun. Ketika aktif di dunia gerakan mahasiswa dia ditangkap oleh Pemerintahan Soeharto karena menulis buku putih.
"Saya diadili, ditangkap karena menulis buku putih perjuangan mahasiswa. Saya dipenjara satu setengah tahun," ungkapnya.
Waktu itu, lanjut Rizal, Pemerintahan Orba menggunakan UU warisan kolonial. Siapa yang menghina Ratu Belanda, bisa diadili dan dipenjara. "Di Belanda sendiri sudah tidak ada itu UU-nya, tapi Pemerintahan Soeharto menggunakan itu menangkap oposisi," kenangnya.
UU yang tak jauh beda, kini justru diterapkan di Pemerintah Joko Widodo (Jokowi), yaitu UU ITE yang jauh lebih menyeramkan, dan korbannya adalah musisi Ahmad Dhani yang juga Caleg DPR RI asal Partai Gerimdra Dapil I Jawa Timur.
Dhani yang saat ini masih menjalani proses hukum di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya didakawa telah melakukan ujaran kebencian dengan mengatakan 'idiot' ke pendemo yang mengadangnya di Hotel Majapahit.
"Saya ingin mengunjungi Dhani. Apapun dia, seniman, apapun dia mencoba memperjuangkan demokrasi," tandasnya.
(mdk/ded)